"Ada apa ini? Kenapa wajah mereka sedih seperti itu?" tanya Plan kepada Sammy saat kedua bocah itu berlari masuk kamar tanpa memedulikan ibunya.
Mereka baru saja kembali dari acara fitting dan tiba di rumah dengan wajah murung dan sikap yang menunjukkan rasa kesal.
"Mereka ingin ikut Cruise Dinner dengan Mean dan Jani, tapi Jani tak izinkan. Ini seperti rencana khusus untuk mereka berdua," sahut Dammy sambil mengerling.
"Begitu, rupanya! Biar aku bicara dengan mereka," ujar Plan. Sammy mengangguk dan Plan berjalan menuju kamar mereka. Ia mengetuk di depan pintu dan setelag kedua anaknya mengizinkan masuk, ia membuka pintu dan berjalan masuk.
"Di mana anak-anak?" tanya Mean yang tetiba sudah berada di ruang tengah. Rupanya Mean menyusul mereka. Wajah Mean juga agak kesal.
"Di kamar. Plan sedang bicara dengan keduanya," ujar Sammy dan ia baru saja akan beranjak ke dapur saat Plan dan kedua anaknya menghambur keluar dengan wajah yang sumringah.
"Oke, menilik dari wajah kalian, sepertinya kalian sudah paham," ujar Mean lagi. Figur ayah terlihat jelas di sana.
"Iya, Pho, maafkan kami!" ujar kedua anaknya dan mereka berpelukan. setelah itu, mereka kembali ke kamar.
"Mae, kami may bersiap-siap," sahut kedua anaknya kompak. Plan hanya mengangguk dan tersenyum.
"Ada apa? Mau ke mana?" tanya Mean terlihat bingung. Ia menatap Plan yang menghampiri dirinya dan duduk berhadapan.
"Festival makanan di dekat dermaga dan ikut Cruise Dinner selama satu malam dua hari. Kau dan Khun Jani pergi pada lusa, bukan?" sahut Plan lagi.
"Aaah, uhmmmm," ujar Mean terlihat malu.
"Aku akan bawa anak-anak sekarang, jadi mereka tak penasaran. Kurasa ini akan jadi pengalaman yang baik juga untuk mereka." Plan menjelaskan. Kean mengangguk.
"Juga, uhm, .... akhir minggu, aku akan bawa mereka kamping. Boleh, bukan?" tanya Plan lagi.
"Kamping? Ke mana?" tanya Mean.
"Aku belum tahu. Aku mau merencanakan bersama mereka besok," sahut Plan.
"Begitu," jawab Mean pelan.
"Mean, kau tak perlu khawatir. Aku akan menjaga mereka. Lakukan yang harus kau lakukan, hmmm?" Plan tersenyum meyakinkan. Mean tak merespons.
Mereka sudah siap. Sammy tak ikut sebab ia harus pergi ke dokter gigi dan ia sudah bilang sebelumnya. Mean yang tahu Sammy tak ikut menggunakan kesempatan itu untuk bersama dengan anak-anak dan ibunya.
"Kenapa kau di sini?" Plan kaget saat Mean juga memarkirkan mobilnya tepat di sebelah mobil mereka di depan tempat Festival Makanan.
"Rapatku dibatalkan. Aku jadi punya waktu luang. Kupikir akan lebih baik jika aku menemani mereka juga. Lagipula, aku perlu bicara denganmu soal anak-anak," ujar Mean dan jelas ia bohong.
"Uhm," gumam Plan.
Kedua anak gembira bukan main. Itu seperti benar-benar sebuah keluarga. Ayah dan ibu mereka dan mereka berdua. Semuanya tampak sempurna. Mereka berjalan bersama, berhenti hampir di setiap konter makanan dan permainan dan sampai akhirnya mereka beristirahat di sebuah meja dan menyantap makanan yang sudah mereka beli.
"Jangan cepat-cepat makannya! Nanti tersedak!" ucap Plan sambil mengelus kepala Dee dan Tee bergantian.
Ia tersenyum dan kemudian menatap Mean yang duduk tepat di depan Plan, di samping Tee. Mean hanya menatapnya dan tersenyum.