"Kupikir kalian akan berkemah?" Mean menghampiri Plan dan kedua anaknya yang berada di dapur, tengah sibuk mempersiapkan sesuatu.
"Kupikir kau sedang melakukan perjalanan Dinner Cruise dengan Khun Jani?" Plan menjawab dengan pertanyaan lain.
"Batal. Teman-teman Jani tetiba datang memberikan kejutan kepadanya," sahut Mean sambil mengamati kedua anaknya yang sibuk dengan bahan makanan untuk Barbekyu.
"O, sayang sekali!" komentar Plan. Ia memindahkan beberapa bahan makanan ke dalam boks dan membawanya ke dekat pintu.
"Kalian tidak jadi kemah?" Mean menata mereka.
"Jadi, Pho. Kami sedang bersiap," ujar Dee.
"Uhm, di mana?" tanya Mean.
"Di seberang danau. Jadi, kami tak perlu menyewa lahan kemah." Tee menjawab.
"Hah? Di sana?" Mean menunjukkan tempatnya. Kedua anak menganggukkan kepalanya sambil tersenyum.
Wajah Mean langsung memerah. Itu tempat Mean dan Plan bercumbu dulu. Mereka sering bercinta di tempat itu.
"Kalian pakai apa ke sana?" tanya Mean lagi.
"Berkeliling, Pho lewat jalan kecil di belakang rumah," sahut Tee lagi.
"Mae, beritahu kami jalannya dan cukup aman pula," jawab Dee.
"Pho, mau ikut kemah dengan kami? Ada dua tenda. Pho bisa pasang lagi," ujar Tee sambil melihat ke arah Dee.
"Sammy bagaimana?" tanya Mean.
"Tidak ikut! Ada yang harus dia lakukan. Hari ini dan besok dia minta izin," ujar Plan.
"Gabung saja, kalau mau ikut. Ada dua tenda," sahut Plan.
"Tidak apa-apa?" Mean menatap Plan. setelah mereka berciuman malam itu, sikap mereka memang agak canggunh jika hanya berdua, tapi berusaha wajar di depan anak-anak.
Plan hanya menganggukkan kepalanya.
"Kalau begitu, aku bantu," sahut Mean. Tee dan Dee saling menatap lagi dan kemudian saling tersenyum tengil. Mereka pasti sudah merencanakan sesuatu. Dan ini termasuk ketidakhadiran Sammy.
Mereka selesai mempersiapkan semuanya pada sore hari dan mereka mulai memasak untuk makan malam. Pada malam harinya mereka makan dan bercerita dan bercanda. Semuanya sungguh sempurna.
"Pho, pakai ini!" sahut Dee menghampiri tenda ayahnya dan memberikan sebuah spray di dalam botol kecil tanpa label.
"Apa ini?" tanya Mean sambil membukanya.
"Spray anti nyamuk. Guruku memberikan di sekolah," sahut Dee.
"Berikan kepada Mae. Kurasa dia lebih memerlukannya," sahut Mean.
"Sudah dapat dari Tee," ujar Dee lagi.
"O, bagus. Bagaimana cara pakainya?" tanya Mean sambil membolak-balikkan botol.
"Semprotkan saja pada leher dan bagian lain yang biasa digigit nyamuk, Pho!" sahut Dee lagi.
"Aku pergi, na! Mau tidur sudah mengantuk." Dee keluar dari tenda ayahnya. Ia berdiri sebentar di luar tenda ayahnya sama halnya dengan Tee yang juga berdiri sebentar dan kemudian saling memandang lagi sambil tersenyum. Spray yang mereka berikan adlaah parfum seks yang bisa membuat lelaki dan perempuan menjadi saling tertarik untuk melakukan percintaan
Keduanya pura-pura tidur dan Mean dan Plan keluar dari tendanya. Mereka merasa kepanasan dan mereka pikir ini hanya berkait dengan cuaca.
"O, kau tak bisa tidur?" tanya Mean sambil mendekati Plan yang duduk di rumput beralaskan tikar.