***
"Masuk perlahan, persiapkan pendengaran dan penglihatan kalian," ujar Rain sedikit pelan.
Delana dan Leo mengangguk kecil, mereka adalah agen mata-mata, sudah menjadi keahlian mereka dalam penglihatan dan pendengaran yang tajam.
"Lakukan sesuai rencana, kita berpencar, saat tiba di pusat markas kita akan berkumpul kembali. Pastikan earphone kalian tetap aktif saat misi dan hati-hati dengan kamera pengintai," lanjut Rain menekan earphonenya, dia mengangkat tangannya memberi tanda untuk bergerak maju.
Mereka bertiga segera berpencar, Rain berjalan menuju tembok markas sebelah kanan, Delana menuju belakang markas, dan Leo berjalan menuju sebelah kiri markas.
Di tempat Rain, dia berjalan dengan langkah kaki yang sangat pelan, di depannya ada sekitar tujuh pria berbadan kekar menjaga pintu samping.
Rain segera mengenakan topeng setengah wajah yang senantiasa dia bawa saat menjalankan misi, topeng itu berwarna hitam dengan sedikit ukiran berwarna perak di bawah lubang matanya.
"Cih, akan memakan waktu lama jika menghabisi mereka satu-persatu." Rain berdecih pelan, merogoh saku seragam agennya, dia mengeluarkan dua benda bulat dari sana. Tanganya melempar dua benda bulat itu ke arah para penjaga.
Sesaat setelah benda bulat itu menyentuh tanah, benda itu mengeluarkan kumpulan asap tipis, asap itu adalah gas tidur.
Tak butuh waktu lama, lima di antara mereka telah tertidur, tersisa dua penjaga yang mulai linglung.
Rain keluar dari persembunyiannya, mengambil dua jarum listrik kecil dan melemparkan kepada dua penjaga itu.
Tepat sasaran!
Rain berjalan santai melewati dua penjaga yang telah tumbang tadi, dia mengambil tiga pisau kecil dari sakunya, kemudian melemparkan pisau itu satu-persatu pada kamera pengawas yang berada di bagian-bagian yang sedikit tersembunyi.
Sayangnya untuk misi kali ini dia tidak diberikan anggota dari divisi IT yang bisa memudahkan penyusupan mereka. Rain tersenyum tipis, tangannya perlahan membuka pintu di depannya, kosong. Dia sedikit mengernyit bingung.
Mengapa kosong? Ke mana penjaganya?
Rain berjalan perlahan, mata tajamnya senantiasa melihat ke sekeliling. Dia melihat ada dua lorong dengan lebar sekitar dua setengah meter.
"Sepertinya ini gudang," pikirnya saat melihat begitu banyak barang yang telah rusak.
Rain segera waspada mendengar suara langkah kaki yang semakin mendekat, dia menoleh ke kanan dan kiri, kemudian melihat sebuah meja tua yang lumayan panjang, ia deengan segera bersembunyi di balik meja itu sambil menyiapkan senjatanya.
Samar-samar dia mendengar sebuah percakapan yang membuatnya mengulas senyum miring.
"... harusnya seperti itu, tapi tuan memerintahkan banyak penjaga di sana, mungkin ada sekitar lima puluh orang," ujar salah satu penjaga yang sedang memegang senjata di tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Raini Delasta
Teen FictionRain, begitu mereka mengenalnya. Gadis misterius yang memiliki sebuah rahasia yang hanya diketahui oleh keluarga dan seorang yang penting untuknya. Memasuki lingkungan baru untuk menyelesaikan tujuannya. Rain tidak menyukai hal yang tak penting. Ta...