eps 1 ❤❤❤

2K 164 15
                                    

Disebuah ibu kota besar yang berada di indonesia lebih tepat nya jakarta, tengah berlangit gelap gulita hari ini yang juga di ikuti hujan yang cukup deras.

Di pinggir jalan raya atau lebih tepat nya didepan sebuah toko bunga berdiri seorang gadis kecil berumur lima tahun yang tengah menadahkan satu tangan nya ke langit, memastikan bahwa hujan sudah berhenti atau belum. Lalu satu tangan nya lagi memegang sebuah keranjang bunga yang tersisa tiga bunga mawar didalam nya.

Dia adalah Rara, ia yang tadi nya ingin pulang kerumah setelah berjualan bunga, harus menunggu hujan berhenti terlebih dahulu didepan toko bunga tempat dimana ia menjual bunga bunga mawar yang cantik.

Kenapa ia tidak menunggu didalam? Karena toko bunga itu sudah tutup sepuluh menit yang lalu saat ia mau memberikan hasil penjualan bunga hari ini, Tapi saat ia kembali toko bunga itu sudah tutup.

Dan sekarang ia terpaksa menunggu hujan reda dulu didepan tokoh bunga tersebut. Udara nya sangat dingin hingga membuat tubuh mungil Rara sedikit menggigil kedinginan dibuat nya.

Ia hanya membawa tas selempang kecil berwarna pink dipundak nya. Tubuh mungil Rara hanya dibalut dengan jaket tipis berwarna pink polos, dress pink selutut dengan sepatu putih yang sudah usang milik nya.

Ya semenjak kepergian ibunya saat umur nya tiga tahun, membuat Rara harus berjuang sendiri untuk memenuhi kebutuhan nya sehari hari dengan cara berjualan bunga ditaman kota. Di mulai dari jam sembilan pagi sampai jam empat sore.

walau pun terkadang uang yang dihasil kan tidak terlalu banyak rara tetap bersyukur dengan hasil kerja nya.

Pada umum nya, anak kecil seperti Rara harus nya bermain bersama anak anak seumuran nya atau pergi kesekolah untuk belajar agar pintar dan mempunyai prestasi yang bagus dimasa depan. Tapi tidak dengan Rara, ia yang masih kecil terpaksa berkerja untuk memenuhi semua kebutuhan nya sehari hari.

Rara juga ingin sekolah seperti anak lain nya, tapi ia tidak mempunyai uang untuk masuk sekolah walau pun harga pendaftarannya murah

Meskipun begitu Rara tetap belajar dirumah dengan cara membaca buku buku lama milik ibu nya. Materi yang dipelajari Rara juga tidak main main seperti aljabar, bahasa dan sastra, seni, atom, senyawa fisika dan yang lain nya.

Untuk Rara itu hanya sebuah pelajaran kecil dan dasar untuk otak nya, ia juga ber-IQ tinggi walaupun masih berumur lima tahun. (Gak kayak author ngitung kali kali-an lima aja masih pakek kalkulator gimana belajar aljabar kek rara, bisa kejang kejang terus masuk RSJ -_-......)

Back to topik ~

Sudah lima menit rara menunggu hujan deras itu berhenti, tapi hujan itu sama sekali tidak berhenti dan malahan semakin deras. Rara pun terpaksa menunggu lebih lama lagi didepan toko bunga tersebut, hujan nya sungguh sangat deras dan juga bunyi guntur yang bersahut sahutan diatas.

Ia pun kembali menadah kan satu tangan nya ke langit untuk merasakan apakah hujan sudah berhenti atau belum. ia merasakan rintik rintik air hujan ditelapak tangan mungilnya, air hujan itu sangat dingin. Ia pun mengelap telapak tangan nya di jaket tipisnya

"hujan oh hujan, berhenti dulu dong Rara mau pulang nih" ucap Rara, dengan memandang keatas langit yang telah gelap karena tertutup awan hujan yang deras

"duh gimana nih, kalo diterobos nanti Rara sakit tapi kalo nunggu disini terus entar keburu malem" ucap Rara bingung dan gelisah, ia masih menatap langit gelap diatas nya.

Tanpa Rara sadari, ada seorang laki laki tamvan disebelah ia berdiri. Jarak mereka juga tak terlalu jauh dan laki laki tampan itu hanya terus memandang jalan raya didepan nya yang sudah basah karena diguyur hujan deras, laki laki itupun juga mendengar celotehan Rara tadi

Pesawat kertas Untuk Papa {HIATUS}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang