eps 7 ❤❤❤

658 61 6
                                    

Assalamualaikum, jangan lupa Vote dan komen cerita author ya makasih!

Happy Reading
^•~•🌸•~•🌸•~•🌸•~•🌸•~•🌸•~•^

.
.
.
.
.
.
.

"Awsss hiks kepala Rara sakit, pelan pelan kak hikss.." Ringis Rara ngilu,saat sebuah kantung plastik yang berisi es menempel di dahi nya

"Sabar dulu Rara, ini kepala kamu benjol. Untung cuman benjol, gimana kalo kepala kamu berdarah?" Ucap Aliza sambil mengompres pelan dahi Rara.

Yah setelah menabrak pintu besar tadi membuat dahi Rara menjadi sedikit memar kebiruan. Rara benar benar menangis kencang karena kaget dan ngilu yang bersamaan, bahkan kantung ncoklat yang ia pegang tadi jatuh dengan tidak Asethetic ke lantai.

Aliza sebenarnya ingin tertawa terbahak-bahak tapi melihat Rara sudah menangis kencang membuat ia merasa kasihan dan mendekap tubuh kecil Rara sembari menenangkan nya dan membawa nya masuk ke dalam.

"Mangkanya kalo jalan itu liat ke depan bukan ke belakang. Nabrak kan jadinya!" Ujar Aliza, yang masih fokus dengan dahi Rara.

"Hiks... Hiks iya Rara hiks... Minta maaf hiks..." Tangis Rara makin pecah saat rasa sakit benjolan itu berdenyut seiring dengan batu es yang menempel di dahinya.

"Hufh... Oke pegangin batu esnya yah, bentar lagi rasa ngilu nya ilang kok. Rara makan coklat dulu mau gak?" TanyaAliza dan dijawab anggukan oleh Rara.

"Hiks.. Iya hiks Rara mau."

"Yaudah bentar, kakak ambilin coklatnya di kulkas. Rara tunggu disini dulu, pegangin batu es nya yang bener yah!" Ucap Aliza lalu pergi meninggalkan Rara sendirian yang masih sesegukan menangis.

Rara yang masih sesegukan melihat kearah luar jalanan, pandangan nya jatuh pada sebuah keluarga kecil yang tengah berjalan di trotoar. Dua orang dewasa, satu pria dan satunya lagi wanita. Sang pria terlihat tengah menggendong bocah perempuan dipundaknya. Mereka terlihat sangat bahagia, dengan senyuman lebar yang terpatri manis di bibir mereka.

"Hahaha Papa jangan menggendongku sepelti itu! Nanti aku jatuhh!!" Sayup-sayup Rara dengar suara anak kecil itu tengah tertawa geli di pundak ayahnya.

"kamu tidak akan pernah terjatuh sayang, jika kamu terjatuh papa lah yang akan menangkapmu dari bawah sini dan mengajarkan mu untuk terbang sekali lagi." Ucap pria itu sambil menatap lembut gadis kecil itu.

"Dan mama akan menyembuhkan luka mu bila kau terjatuh nanti" Ucap wanita itu dengan senyum manis di bibirnya

"Benarkah? Apa papa dan mama akan menangkap ku kalau aku jatuh ataupun terluka?"

"Tentu saja sayang karena kamu adalah bintang kami! Nah baiklah kalau begitu mari kita beli es krim!" jawab pria itu lalu menggendong kembali bocah perempuan itu di pundak nya.

"Yeyy es krim! Mama papa memanglah yang terbaik!" Ucap anak perempuan itu bahagia. Mereka pun berlalu dari pandangan Rara dengan cepat.

Rara yang menyaksikan dan mendengar kejadian tadi hanya bisa tersenyum getir, ia iri dengan anak seumuran nya yang bisa tertawa lepas dengan keluarga mereka. Rara juga sangat ingin merasakan semua hal itu, mendengar kata kata penenang seperti itu, pelukan hangat dan senyuman manis seperti itu, Rara sangat ingin merasakan nya.

Tapi Rara sadar dimana posisinya, ia hanyalah anak yang dihasilkan secara tak sengaja. Kedua orang tuanya pasti tidak menginginkan dirinya ada di dunia ini, Rara mengerti semuanya. Bahkan kakek dan neneknya tak menginginkan kehadiran Rara di keluarga mereka, Rara di benci, di hina dan di anggap sebagai sebuah kesialan yang teramat fatal.

Pesawat kertas Untuk Papa {HIATUS}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang