Assalamualaikum, jangan lupa vote dan komen cerita author ya!
Author doain yang jadi silent Readers jatoh dari kasur. Semoga harimu selalu senin dan gak ada tanggal merah! awokawok!
Happy reading!
^•~•🌸•~•🌸•~•🌸•~•🌸•~•🌸•~•^
18.36 WIB || Jakarta, Indonesia"Bagaimana penampilanku Arthur?"
"Anda terlihat sempurna malam ini Tuan!" Ucap Arthur, sambil menatap takjub pada boss nya. Bosnya memang selalu terlihat menakjubkan walaupun di dalam nya ia sadis dan kejam.
Adrian masih mematutkan dirinya di depan cermin besar itu. Dengan Tuxedo hitam dan dasi kupu-kupu, menambah kesan ketampan nya untuk malam ini.
Ya, setelah melihat isi undangan Adrian memutuskan untuk datang ke pesta ulang tahun ibunya. Entah bisikkan iblis darimana yang membuat Adrian mau datang ke pesta keluarganya kali ini.
Selama ini pun ia juga tidak pernah tertarik untuk bergabung dipesta keluarga, ia hanya mendengar kabar tentang perayaan nya saja tanpa di undang. Walaupun di undang Adrian juga tidak akan datang, Toh itu membuang waktunya saja.
Dan selama ini Adrian memang jarang pulang ke Mansion walaupun hanya sekedar berkunjung, ia sangat enggan untuk menginjakkan kakinya disana setelah kejadian buruk itu terjadi.
Kejadian buruk dimana semua trauma yang ia rasakan belum hilang sampai saat ini.
"Arthur, jam berapa sekarang?" Tanya Adrian yang masih mematutkan dirinya di depan cermin.
"19.45 Tuan," Ucap Arthur sambil melirik jam tangan yang ia gunakan.
Adrian menarik nafasnya lalu mengehembuskan nya pelan. Sebentar, pandangan nya jatuh pada dirinya yang ada didepan cermin. Namun tiba-tiba, sekilas bayangan buruk di masa lalu muncul tepat didepan matanya.
Plak!
Kurang ajar!
Anak tidak berguna!
Aku bahkan tak berharap kau menjadi anak ku!
Pergi! Kau menjijikan!
Dasar anak bodoh!
Pembunuh!
Adrian, kau memang pantas mati!
Mati.
bisikan bisikan menghantui pendengaran Adrian dan bayangan buruk pun ikut memenuhi pikiran nya. Adrian merasa pusing, ia benci situasi ini.
Kau itu bodoh Adrian!
Adrian, kau anak yang tidak berguna!
Menjauh dariku hiks! Kau hama!
Kenapa begitu saja tidak bisa sih?
Dasar pembawa sial!
Pembawa sial!
"Tuan!" Arthur yang menyadari ada yang tidak beres dengan Bossnya itu segera mendekatinya. Ia menuntun Adrian untuk duduk disebuah sofa yang ada di tempat itu.
"Tu-tuan, apa anda baik-baik saja?" Tanya Arthur, sembari menupuk pelan bahu Adrian. Adrian tidak menjawab, ia memegang kepalanya yang berdenyut sakit sembari menghalau bisikan bisikan yang memenuhi pikiran nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pesawat kertas Untuk Papa {HIATUS}
Teen FictionRara Armellita Andrina, gadis kecil berumur 5 tahun mempunyai senyum manis juga wajah yang sangat imut. Ia tinggal sendiri dirumah nya karena ibu Rara meninggal saat umur Rara 3 tahun akibat kecelakaan mobil dan Ia tak tahu siapa ayah kandungnya. R...