*Ruang sejenak*

2 0 0
                                    

Hai 

Iya, kamu yang bahkan saya tidak tahu siapa yang akan membaca hingga sampai sini. Akankah ada yang membaca sampai sinipun. Saya tidak tahu bahkan, sejujurnya saya sangat ragu. 

Tapi, siapapun kamu  yang membaca ini aku mau mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya sudah mau luangin waktu buat baca catatan digital saya. (Hahaha, larik-larik yang ditulis pas lagi ada masalah batin.) 

Oke. Lanjut. 
 Kali ini, saya akan membahas tentang 

"Baik & Buruk" dan "Benar & Salah"

Saya selalu geram dengan salah satu orang yang pernah saya kenal. Sebut saja orang itu "Singa". Saya geram bukan berarti saya membenci orang itu secara total. Tidak sama sekali. Saya tidak suka dengan pernyataan ucapannya, bukan berarti saya tidak menyukai orangnya. Beda ya ^^ 

 "Jangan berpikir untuk disukai atau tidak disukai oleh orang lain. Jangan juga hidup dengan menjalankan hal yang baik. Tetapi, hiduplah dengan melakukan apa yang benar. Karena yang baik belum tentu benar. Tetapi, yang benar selalu baik." 

Seperti itulah kalimat yang ia ucapkan dan ya, tidak hanya sekali ia mengucapkannya. Tetapi, sering sekali. Hingga, saya memiliki perasaan jengkel pada pernyataan tersebut. Kenapa? Apakah pernyataan itu salah? 

.

.

.

.

Ya salah.
Mengapa? 

Karena pada dasarnya. Manusia sulit sekali melihat dan bukan sudah seharusnya bukan kapasitas kita untuk menentukan mana yang baik, mana yang benar, mana yang salah dan mana yang buruk (jahat). 

Apa yang menurut kita buruk. Bukan berarti salah. Dan apa yang menurut kita benar juga bukan berarti baik. Begitupula sebaliknya. Ada suatu kondisi dimana melakukan hal yang salah. Justru, menjadi hal baik untuk orang lain. Walaupun, kita tahu bahwa, hal tersebut adalah hal yang buruk karena kita melakukan hal yang salah. 

Tetapi, jika hal yang salah itu tidak dilakukan maka, yang baikpun tidak akan datang untuk kehidupan orang lain. 

Oke. Saya tahu pasti kalian sangat bingung maksud saya. Bahkan, sebelum saya berani menyatakan pernyataan tersebut. Sayapun juga tidak terlalu mempedulikan hal-hal seperti ini. Saya selalu berpikir untuk melakukan hal yang baik dan menghindari perbuatan yang jahat menurut saya. 

Sampai disatu titik saya melihat langsung. Saya merasakan langsung fenomena ini. Ketika harus melakukan hal yang salah. Artinya adalah saya melakukan hal yang tidak baik, buruk / jahat. Tetapi, justru itulah tindakan yang terbaik untuk orang lain. Walaupun, itu tidak baik.  

Dari ketidak baikan itulah. Menjadi hal yang baik, hal yang benar untuk orang lain. Karena memang kita tidak bisa melihat kacamata sejauh itu. Apakah dengan melakukan yang benar saja kita bisa memastikan orang lain tidak terdampak hal tidak baik? TIdak. 

Kemudian, masalah disukai atau tidak disukai orang lain. 
Hahahaha,,, kita tidak bisa menilai semua manusia memiliki standart pemikiran yang sama. Seolah-olah jika kita melakukan yang menurut kita benar. Kita tidak perlu peduli dengan tanggapan orang lain. 

Justru orang-orang seperti itulah yang egois. Yang selalu menganggap dirinya yang paling benar. Orang lain diluar kita juga punya pemikiran untuk menilai mana yang memang benar dan mana yang memang tidak benar.

 Jika A  begitu nakal suka mencuri dllnya. Wajar banyak orang yang tidak menyukainya. Jika B begitu baik (ramah, sopan). Wajar banyak orang yang suka padanya karena merasa nyaman padanya. Jika C orangnya egois selalu merasa dirinya sudah melakukan hal yang benar. Maka wajar, orang lain tidak menykainya karena itu sama saja seolah berhadapan dengan orang kepala batu. Namun, atas nama "Melakukan hal yang benar" Tanpa, tahu bahwa dirinyalah yang juga salah. 


Terakhir. 

Sedikit menyinggung mengenai mereka yang selalu menganggap suatu hal adalah hal yang benar & baik wajib diteladani. Mereka adalah orang-orang yang cenderung menjadi fanatik terhadap ajaran yang ia dalami. Tetapi, tidak membuka nilai demokrasi karena beracuan dengan firman yang ia yakini. 

satu catatan untuk semua 

hindari mereka. 



SejenakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang