Special Chapter : Triple J

1.7K 262 60
                                    

Sebuah apresiasi untuk teman-teman Sunoo dan Sunghoon, karena cerita mereka perlu ada open ending :)

*

Humans are naturally fall in love, but some of them may experience it differently.

*

TRIPLE J

Dalam cinta orang bisa belajar banyak hal, ada yang belajar untuk saling menyatu, ada pula yang harus belajar untuk merelakan. Jay harus mengalami yang kedua.

Semua berawal saat Jay masuk sekolah Enha sebagai siswa kelas 7. Waktu masa orientasi, Jay dipilih oleh senior nya untuk membuat sambutan sebagai angkatan baru bersama Jungwon. Saat itu memang hanya dipilih 2 siswa baru laki-laki dan 2 siswa baru perempuan.

Ketika tiba giliran Jungwon yang membuat kata sambutan, hati Jay langsung tertancap pada sosok remaja itu dengan cepat karena pesona Jungwon saat bicara di depan umum membuat Jay terpana. Seumur hidup dia belum pernah melihat sosok remaja yang kharismatik seperti Jungwon.

Semuanya berawal dari rasa kagum, kemudian tumbuh menjadi rasa suka yang teramat dalam.

Sejak saat itu, Jay terinspirasi untuk menjadi orang bisa didekati dan mudah bergaul dengan siapa saja. Diam-diam dia mempelajari bagaimana social skill Jungwon selama di sekolah. Ia juga salut dengan pesona Jungwon yang sudah terlihat seperti natural born leader.

Tapi entah kenapa, dari dalam dirinya ia tidak bisa mendekati Jungwon. Ia merasa ada perbedaan mencolok diantara mereka berdua. Perasaan insecure dari dalam Jay yang merasa ia tidak pantas bersama Jungwon, dan kalau sedikit saja ia memperlihatkan rasa sukanya ini, Jay takut Jungwon akan berubah, atau malah menjauh.

Sejauh ini hubungan mereka hanya sebatas teman sekolah karena mereka beda kelas, dan sempat bertemu dalam beberapa pertemuan di Student Center. Jungwon lebih sering menghabiskan waktu dengan Heeseung, yang juga dikenal sebagai siswa yang penuh talenta.

Pernah suatu hari saat hujan yang deras saat Jay masih duduk di kelas 8, Jay tidak pulang tepat waktu dan terpaksa harus menunggu di sekolah. Ia menunggu di Student Center sambil membaca daftar ekskul di sana. Kemudian ia melihat Jungwon sedang kerepotan membawa tumpukan kertas.

Langsung saja dia bergerak membantu Jungwon. 

"Eh, thanks banget ya Jay." kata Jungwon. "Gue mau bawa ini ke ruang OSIS-MPK."

"Boleh, gue bantuin sampe sana. Ini banyak banget ya tumpukannya. Buat apa aja sih?"

"Nggak tahu, kayanya sih arsip proposal dari tahun-tahun lalu. Kak Yeonjun minta."

"Lo pengen banget ya jadi ketua OSIS?" tanya Jay.

"Gue ingin punya banyak achievement selama sekolah di sini Jay." kata Jungwon penuh tekad. "Gue nggak mau menyia-nyiakan kesempatan yang Tuhan kasih."

Jay berpikir kalau Jungwon sangat menghargai apa yang dia miliki, apa potensi dia, dan tidak takut untuk mengembangkan itu. Satu lagi pesona Jungwon yang tidak bisa dilupakan oleh Jay. 

"Lo hebat deh." kata Jay akhirnya.

"Hah? Tiba-tiba?" kata Jungwon bingung. Mereka akhirnya sampai di ruang OSIS-MPK dan meletakkan tumpukkan kertas itu di atas meja.

"Ya lo hebat," kata Jay lagi. "Lo nggak takut tantangan."

"I have amazing parents." kata Jungwon memuji orang tuanya. "Gue juga nggak mau ngecewain mereka yang udah susah payah bikin gue bisa sekolah di sini."

*1(0) Ten Things ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang