Chapter 4 : Different Circle

2.2K 491 89
                                    

I thought you can leave it all in your mind.

So tired of living like a kite.

8 December 2019

Sunoo POV

"Won, resume project mingguan kemarin udah lo email?" tanyaku pada Jungwon, "Miss Jenna nanti marah lagi ke gue kalau telat."

"Eh sorry no, ngga sengaja ke-skip. Tapi udah selesai kok. Gue email lewat hp ya." Jungwon meletakkan kertas dan pulpen yang tadi dia pegang dan beralih pada ponselnya. "Sorry banget, ngurusin class meeting ribet juga."

"Yeah, gue bisa lihat itu." kataku sambil tertawa pelan. "Semangat ya, lo pengen banget kan jadi ketua OSIS?"

"Banget. Itu goals pertama sejak gue pertama kali masuk sekolah ini. Yang Jungwon, Ketua OSIS Enha International School?! Wow banget kan?"

Aku memandang teman sekelasku ini dengan penuh kagum. Sudah dua tahun aku jadi siswa di Enha International School, kalau disingkat ENIS bisa juga Enha aja. 

Jungwon adalah teman pertamaku. Saat aku masuk jadi anak baru kelas 3 (9 SMP), Jungwon yang pertama kali mendekatiku dan kami langsung akrab. Dia sudah jadi siswa di sini sejak kelas 1 (7 SMP), dan menurutnya ini sekolah paling keren.

Sekarang kami sudah kelas 5, atau gampangnya kelas 11 SMA. Aku masih mencoba membiasakan diri dengan istilah tingkatan kelas yang agak berbeda dibanding sekolahku yang dulu. Tapi dengan mudahnya aku bisa beradaptasi di lingkungan siswa-siswa yang memiliki latar belakang beragam, termasuk orientasi mereka.

Enha benar-benar menerima segala perbedaan dan keberagaman siswanya, dan aku suka itu. Jungwon benar, ini sekolah keren. Sedangkan sekolahku dulu, tidak begitu.

Ah kalau ingat sekolah lama, aku jadi teringat dia. Sunghoon.

Aku dan dia sudah jarang bicara sejak pertemuan terakhir kami dua tahun lalu. Waktu itu aku melakukan hal bodoh, yaitu mengaku suka padanya. Tapi setelah mendengar jawabannya yang terkesan abu-abu, aku menggunakan kesempatan itu untuk jaga jarak dengannya setelah bertahun-tahun menghabiskan waktu bersama.

Aku butuh ruang, aku tidak bisa mengikuti kemauannya terus, bila terlalu lama, nanti perasaanku akan kembali lagi, yang pada akhirnya hanya cinta sepihak.

Sunghoon tidak peka, dia masih berpegang teguh pada jalan hidupnya.

By the way, dia memegang janjinya kok untuk masuk Enha. Saat kelulusan SMP, dia langsung mengabariku lewat chat. Dia sudah tidak lagi melempari jendela kamarku, dia juga sudah tidak lagi memanggilku partner. Aku merasakan sedikit kekosongan dengan perubahan itu, tapi ini jalan yang terbaik. Jaga jarak adalah kunci, untuk memudarkan perasaan.

Karena kehidupanku di Enha dimulai setahun lebih awal dari Sunghoon, komunikasiku dengan Sunghoon semakin merenggang seiring berjalannya waktu. Bahkan menyapanya sebagai tetangga juga sudah sulit.

Sekarang aku dan dia bagaikan langit dan bumi. Circle kami berubah, Sunghoon akhirnya menemukan lingkaran barunya di Enha, ada Jake, Jay, dan Ni-Ki. 

Jake dan Ni-Ki adalah dua bintang basket di sekolah karena dikenal memiliki taktik yang unik saat bertanding. Visual mereka juga bukan main. Jake blasteran Australia, baru pindah dari sana dan langsung masuk ke Enha bareng Sunghoon, sedangkan Ni-Ki berasal dari keluarga 'ningrat' dari Jepang, mereka adalah Enha It Boys. 

*1(0) Ten Things ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang