10. Jatuh cinta? || R. Kyojuro

401 37 9
                                    

Aku menggerutu pelan, segala sumpah serapah dikeluarkan layaknya pidato penyambutan.

Hari ini, aku berjalan disalah satu jalan terkenal distrik Asakusa. Rumor beredar bahwa disini banyak perempuan yang menghilang di gang-gang gelap.

Sontak hal ini meributkan banyak belah pihak. Para detektif ataupun polisi kesulitan mencari tau apa yang terjadi. Daripada membuat resah rakyat, polisi terpaksa meminta kerja sama kisatsutai.

Dan aku salah satunya... (╥╯﹏╰╥)ง

Atasan berkata, "Tidak perlu khawatir, salah satu pilar akan ikut menjalani misi ini!"

Yah, aku sungguh tidak khawatir tentang iblis atau sejenisnya. Tapi aku hanya malas →_→.

Selain itu, daripada mengkhawatirkan seorang iblis, aku lebih khawatir bertemu seorang pilar yang agung.

Bagaimana rupanya? Pilar apa? Apakah dia tampan atau cantik? Apa dia akan merepotkan bawahannya? Ah aku malas...

Daripada menjalankan tugas. Aku memilih berbelok kearah lain, bukan ke gang. Tapi, ke pedagang makanan yang menjual sate gurita bakar pedas asam manis.

"Om! 5 ya om. Dibungkus!"

"Oh bisa-bisa! Ditunggu ya neng, bentar lagi mateng!"

Aku mengangguk-anggukan kepala. Mengendus asap daging terbakar membuatku secara spontan meneguk ludah. Sepertinya akan enak.

Oh iya, jangan tanya lagi soal tugas, lagian pilar dikerahkan secara langsung. Toh, jika iblis itu beruntung bertemu sang pilar, nyawanya tidak akan selamat.

Aku bersandar pada gerobak kios. Memandang muda-mudi, keluarga bahagia, ataupun kakek-nenek yang berjalan sambil bersenda gurau.

'dasar iblis, berani sekali mereka merenggut kebahagiaan orang-orang!'

Wajah ku jelas tak sedap dipandang saat ini. Kalau bukan om-om penjual sate yang menoel ku, pasti aura membunuh sudah terlihat jelas.

"Neng, jangan memasang ekspresi seperti itu. Lebih baik makan sate om, dijamin langsung bahagia!" ucap om sate dengan menyodorkan bingkusan sate.

Aku mendengus, "Terima kasih, ini uangnya!"

Mengeluarkan satu tusuk sate, aku memakannya sambil berjalan. Sambil menengok ke arah gang-gang gelap, aku menajamkan pendengaran. Siapa tau terdapat hal aneh yang tertangkap radar.

Jalanan mulai padat, suara musik tradisional terdengar keras. Hal ini menggangu pendengaran ku yang bertujuan melacak dimana iblis berada.

Terus berjalan dan berjalan, lama-kelamaan mulai berdesak-desakan. Untung saja sate yang aku makan tadi sudah habis.

Tuk!

Aku menabrak dada seseorang, tidak keras sih. Namun, agaknya sedikit memalukan. Iya! Pasalnya aku ini gak sengaja---eh, sengaja mengendus-endus wangi seseorang yang aku tabrak. Mengapa wanginya begitu enak?

Seseorang dengan rambut berwarna emas dengan warna merah dijungnya. Model rambutnya seperti burung hantu, aneh. Tapi tampan (。・ω・。)

Warna pupilnya senada dengan rambutnya. Mukanya tegas dan dia memakai baju pemburu iblis. Eh? Baju pemburu iblis?!

"Maaf, aku tidak sengaja. Kamu tidak apa-apa?"

"Umu- aku tidak apa-apa! Lelaki sejati tidak akan sakit jika ditabrak perempuan kecil seperti kamu!"

Aku tertawa mendengar celotehannya. Maksudnya apa? Aku kecil begitu, ga ada tenaganya. Rasa-rasa ingin menampol.

Aku menggerutu karena aku sendiri merasa terhina oleh ucapannya. Mengesalkan sekali, meskipun gak sakit harusnya gak bilang begitu juga kali. Kenapa ini orang menyebalkan, gak peka ih, males pingin makan sate.

Kimetsu No Yaiba OneShot!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang