16. Queen || Douma × Kanae

165 7 7
                                    

Disclaimer:
Kimetsu No Yaiba ©G. Koyoharu
Genre:
Modern AU, office romance story 🥰
Note:
• Karena saya menemukan keseruan baru untuk menulis berpart-part. Jadi, chapter ini akan saya penggal :)
• Anw aku suka Douma sama Kanae drpd Douma sama Shinobu. Karena... Shinobu milik Giyuu dan aku 🙏😁

♧♧♧

Berulang kali Douma melirik sekretaris barunya. Entah dengan alasan apa Douma tidak bisa memusatkan pikiran untuk menyusun berkas-berkas yang akan dibahas pada rapat kali ini.

"Kanae bagaimana kabar mu?" putus Douma untuk bersuara agar rasa penasaran yang ia miliki luruh.

"Baik." balas Kanae singkat.

"Apa kamu mau pergi dan menghab-"

"Tidak!" potong Kanae tegas, ia tidak berada di mood untuk berbicara dengan Douma.

Douma menghela napas, entah apa yang membuatnya merasa mengalami beban berlipat ganda.

"Biarkan aku menyelesaikan kalimat ku." Douma memijat keningnya pelan, 'sepertinya hari ini akan menjadi hari yang panjang...' pikirnya.

Kanae terpancing, ia sebal hanya karena mendengar suara Douma.

"Kalau saya bilang tidak, ya tidak! Mengertikah anda? Pekerjaan anda begitu menumpuk dan 15 menit lagi anda harus menghadiri rapat koordinasi. Jadi, jangan bicara sepatah katapun dengan saya dan selesaikan berkas yang berada di depan anda!"

"Tapi Kanae bisakah ki-"

Skala emosi Kanae sudah melebihi batas normal, ia benar kesal sekarang. Kanae berdiri dan menggebrak mejanya keras, "Tidak, aku tau kamu mau mengajak ku duduk dan berbicara. Bersantai, meminum teh dan memakan dango sebagai pelengkap. Seperti yang biasa kita- ah tidak! Seperti yang biasa kamu lakukan! Aku tidak mau dan tidak akan pernah mau lagi! Kalau begitu saya permisi dahulu untuk mengecek ruang rapat."

Douma menatap nanar pintu yang baru saja Kanae lewati. Menghela napas dalam-dalam, ia segera menyusun berkasnya acak dan melemaskan punggungnya.

Douma menatap langit-langit ruang kantor yang didominasi warna ungu pudar. Ia memutar kursinya dan menilik langit. Seperti biasa, ia tidak tertarik, langit masih sama seperti kemarin.

Douma memang sulit untuk merasakan emosi. Dirinya mengetahui dan mengakui itu. Namun, ketika dia diberi kesempatan, Douma sangat ingin merasakan hal tersebut. Otak jeniusnya tidak dapat menemukan teori bagaimana cara merasakan emosi, bahkan mereplikasi berbagai macam emosi secara sempurna.

Tetapi, di suatu hari, Douma merasa haus. Ia pernah merasakan sebuah obsesi dan cinta. Perasaan langka yang tertuju untuk Kocho bersaudara.

***

"Kanae-san. Ini berkas yang anda minta tadi." Dabi menyodorkan berkas tersebut.

Ketika Kanae akan mengambilnya, Dabi menariknya kembali. Jiwa-jiwa tengil memenuhi Dabi. "Mengapa muka Kanae-san ditekuk? Seperti bukan Kanae-san saja. Ayo, cerita sama Dabi."

FYI Dabi adalah admin lambe turah, itu pekerjaan sampingan. Dirinya peka terhadap masalah yang menarik. Sebagian masyarakat kantor sudah tau apa pekerjaan sampingan Dabi, yaitu tukang gosip. Tak heran mereka bungkam ketika Dabi mendekat. Namun, tak sedikit pula yang mau membagi info-info terbaru untuk bahan gosip akun Dabi.

Kanae menggeleng, "Tidak, aku baik-baik saja. Cepat berikan berkas itu Dabi, aku ada rapat koordinasi."

Dabi mengangguk-angguk mantab, "Benar, ketika perempuan mengatakan baik-baik saja, berati dia sedang tidak baik. Kanae-san berhutang cerita dengan Dabi! Dabi akan menunggu. Bye~" ucapnya sambil menyerahkan berkas kepada Kanae, lalu memberinya blowing kiss.

Kanae menghela napas lelah, seandainya tau bahwa pemilik perusahaan ini adalah Douma, dia tidak akan mengambil interview yang ditawarkan teman dekatnya, Kotoha.

Dengan langkah cepat, Kanae menyusuri lorong menuju ruang rapat. Ia masuk dan segera berberes sebentar, sekedar mengecek kekurangan. Lalu segera memasang keperluan presentasi.

Kesibukan hiburan bagi Kanae, ia segera melupakan Douma. Namun, tidak lama Douma masuk ke ruangan, keadaan hening seketika. Tidak seperti yang Kanae bayangkan, Douma hanya bungkam dan berjalan santai menuju kursinya, menanyakan persiapan rapat kepada Kanae dan duduk manis menunggu rekan kerjanya berkumpul.

Singkat cerita rapat tidak mencapai keputusan final. Douma merasa belum cukup puas. Mungkin, ini disebabkan oleh sekretaris barunya. Emosi Douma entah kenapa mulai muncul. Ia kerap kali terbawa mood saat melakukan pekerjaan, sempat dirinya marah karena hal tersebut. Padahal sudah satu minggu berjalan semenjak Kanae menginjakkan kaki ke kantornya.

Haruskah Douma menyelesaikan benang merah hidupnya? Dirinya tau, seburuk apa kesalahannya hingga menyakiti hati Kanae. Namun, sebagai pria yang memiliki harga diri, dirinya tentu harus berpikir ribuan kali untuk mendekati Kanae kembali.

***
[P A R T ∅ 1 E N D]
[T B C]

HELLO I'M BACK!

Kimetsu No Yaiba OneShot!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang