JENNIE POV
Aku memejamkan kedua mataku, membiarkan air hangat dari keran shower membasahi seluruh tubuhku. Meskipun demikian, air yang mengalir tidak mampu melunturkan senyuman dari wajahku. Aishh you got it bad, Kim Jennie.
Otakku kembali memutar pada kejadian utama hari ini. A casual aquarium date with a Park Chaeyoung. Aku benar-benar bahagia hari ini. Rosie memperlakukanku dengan penuh perhatian, bahkan ia bersedia menggendongku ke hampir seluruh bagian Akuarium. Ini adalah kencan pertama kami sebagai sepasang kekasih dan aku tidak dapat meminta lebih lagi pada tuhan.
Dan ciuman itu? Kyaaah! Dia sangat manis tadi, melindungiku dari ketakutanku akan petir. Bahkan aku tidak sadar ketika gemuruh petir saling bersahutan. Maksudku, ayolah, siapa yang peduli dengan hal tersebut ketika kau memiliki bibir Rosie yang seksi untukmu sendiri? Exactly, no one.
Sial, sekarang aku merindukannya lagi. Aigoo, hentikan sekarang juga, Kim Jennie.
Yaah Park Chaeyoung! kau benar-benar membuatku gila.
'Toktoktok'
"Yah, Jendeuk! Kau mau sampai kapan didalam sana, eoh?" suara Jisoo unnie terdengar dibalik pintu kamar mandi.
"Ne unnie! Aku akan keluar sebentar lagi" jawabku sambil mempercepat aktivitasku. Hah, aku tidak sadar jika telah menghabiskan waktu yang lama di bawah shower, tersenyum seperti orang bodoh dan bersenandung kecil.
---
"Uuuh, I'm gonna take a rain check on that guys" kataku ketika Jisoo unnie dan Lisa menawariku untuk makan bersama malam ini.
"Mwo? Apa maksudnya Jendeuk? Kau ada acara lain?" Jisoo unnie tampak sedikit kecewa. Ya wajar saja sebenarnya. Kami berempat sudah jarang keluar untuk menghabiskan waktu berkualitas bersama semenjak tur dimulai. Biasanya kami hanya makan malam bersama di dalam kamar hotel. Apalagi ini adalah malam terakhir kami di Amerika.
Namun, dinner malam ini adalah hal yang sangat penting bagiku. Kuharap Jisoo unnie dan Lisa dapat memahamiku.
"Aku sudah membuat janji dengan Rosie untuk dinner bersama di bawah" kataku dengan suara yang kecil sambil memainkan ujung tali bathrobe-ku, seperti anak yang berusaha meminta izin kepada orangtuanya. I don't even know why i did that.
"A-aaah, geurae.... Mungkin kita dapat mengatur jadwal keluar bersama lain waktu." Sial, Jisoo unnie benar-benar terlihat kecewa saat ini. Sementara itu Lisa menatapku dengan ekspresi yang tidak dapat kupahami.
"Unnie, bukankah kau sudah menghabiskan seharian ini bersama Chaeyoung?" tanyanya, memegang lenganku. Aku menoleh kearahnya. "Ani, maksudku, kita dapat tetap pergi berempat bukan? Kau tetap bersama Chaeyoung, dan kita juga.. ne, jebal jebal."
Aku memandangi kedua memberku ini. Damn. Kemudian aku menggigit bibir bawahku. Bagaimana aku mengatakannya?
"Lisa-ya.., aku minta maaf. Kumohon, ijinkan kami malam ini saja yaa." Aku tidak dapat menyerahkan kesempatan ini. Kulihat Lisa mengerutkan keningnya dan mengerucutkan bibirnya. "Aku berjanji akan membelikan kamera yang kau inginkan itu Lisa-yaa~"
"Aish... bagaimana bisa kau benar-benar menyogokku unnie" katanya mulai luluh. Hihi kerja bagus Kim Jennie.
---
'Cklek'
Aku menutup pintu kamarku dan Jisoo unnie. Kutarik nafas yang dalam lalu membuangnya perlahan. Aku tidak menemukan sosok Jisoo unnie dikamar ketika hendak berpamitan tadi. Mungkin ia dikamar sebelah. Aku putuskan pergi saja karena ia sudah tahu kemana aku dan Rosie akan pergi malam ini.
Entah mengapa aku merasa sedikit gugup saat ini. Bukankah kami hanya akan menyantap makan malam bersama? Lagipula seharian ini sudah kuhabiskan bersama yeoja itu.
Kulirik pintu kamar Rosie dan Lisa. Ah, sebaiknya aku langsung turun saja, bukankah kami sudah berjanji untuk bertemu di restoran langsung?Kulangkahkan kakiku menuju lift di ujung lorong sambil menenangkan diriku dengan kata-kata penyemangat.
You got this.
You got this, Jennie.
Ketika aku telah tiba di lantai dasar tempat restoran hotel berada, mataku langsung mencari sosok jangkung itu. Tidak ada?
Jam besar yang ada di restoran itu menunjukkan pukul 6.55. Aigoo, belum jam 7 ya? Aku memutuskan untuk duduk di meja dengan sepasang kursi yang saling berhadapan. Letaknya menghadap ke taman belakang hotel dan suasananya lumayan romantis. Ternyata tidak ada buruknya dinner di hotel ini.
Aku memeriksa handphone-ku. Pesan terakhir yang kukirim ke Rosie rupanya belum dibalas.
Huft, kenapa Rosie tidak membalas pesan-pesanku? Apa dia tidak mengecek handphone-nya? Haaah, baiklah kutunggu saja. Sebentar lagi pukul 7.
Bersabarlah Kim Jennie.
---
Entah sudah berapa kali aku melirik jam besar di ruangan ini namun setiap lirikan yang kulakukan semakin mengikis kesabaran yang kumiliki. Hampir dua jam sudah aku menunggunya.
Park Chaeyoung bodoh.
Kuhubungi pun tidak diangkat. Artinya ia sedang tidak bersama handphone-nya saat ini.
.
.
Baiklah, akan kutunggu sebentar lagi. Rosie adalah orang terakhir didunia ini yang dapat membatalkan janji yang ia miliki. Aku harus memiliki keyakinan padanya.
Tiba-tiba bahuku disentuh oleh tangan seseorang dari belakangku.
Akhirnya.
Aku segera menoleh kearah orang tersebut, bersiap memarahinya habis-habisan. Namun aku terkejut melihat siapa yang menyentuh bahuku tersebut.
.
.
Lisa.
.
.
"Unnie, dia tidak akan datang."
Tanpa kusadari sebuah air mata lolos dari sudut mataku.
---
Ada beberapa error waktu penyimpanan. Pendek aja jadinya. Maaf ya guys🙏🙏🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
CONFESSION(S)
ФанфикGXG Hidup sebagai idol kpop ternama mengharuskan para member BLACKPINK untuk menjadi individu yang kuat. Namun untuk urusan hati, apakah mereka mampu menjadi individu yang kuat juga? #1 chaesoo on 3/09/21 #3 chaennie on 5/03/21 #1 jenlisa on 6/30/21...