LISA POV
"Unnie?" ucapku kaget saat mendapati ternyata Jennie unnie yang mengetuk kamarku.
"Ada sesuatu yang ingin kutanyakan padamu, Lisa-ya."
"Ah, nee.. masuklah unnie" kataku sembari melebarkan pintu kamarku, memberi akses kepada yeoja bermata kucing ini untuk masuk kedalam. Lumayan berantakan. Oke, aku tidak menyangka Jennie unnie akan menemuiku di kamarku saat ini. Biasanya aku yang menghampirinya di kamarnya.
Jennie unnie mendudukkan dirinya di sofa kamarku dan hanya menatapku yang sedang membereskan beberapa barang di meja yang ada didepannya. Jujur ditatap seperti ini oleh Jennie unnie sedikit membuatku merinding. Maksudku, apa aku melakukan kesalahan? Kupikir hal terakhir yang kulakukan padanya diluar konser hanyalah memberinya kado saat di kota sebelumnya. Apa jangan-janㅡ
"Lisa-ya, apa benar kado kemarin itu darimu?"
"Mwo?" Ternyata benar tentang kado, ya. Tapi kenapa ia aneh sekali. "Tentu saja, unnie. Bukankah kau sendiri yang menerimanya dariku?"
"Yes, I know, but..." Jennie unnie menggantung kalimatnya dan terlihat sedang berpikir keras. Hei, apa Jennie unnie meragukan pemberianku?
"Ada apa unnie? Kau terlihat bingung sekali. Kau benar menerima boneka Elsa bukan?" Aku bertanya memastikan. Ia hanya mengangguk. "Kalau begitu tidak ada yang salah. Jika kau tidak percaya, tanyakan saja pada Chaeㅡ" Bodoh, Lalisa. Kenapa kau terus menyebut nama Chaeyoung di hadapan Jennie unnie.
"Mworago?" Jennie unnie sedikit terkejut. "Apa maksudmu Lisa-ya? Kenapa aku harus bertanya pada C-Chaeyoung? Apa kado itu darinya?"
"UNNIE!" Oke, Jennie unnie benar-benar aneh. Aku baru saja mengatakan jika boneka tersebut adalah pemberianku. Bahkan Chaeyoung saja tidak tahu jika Jennie unnie menyukai karakter itu. Bagaimana bisa ia masih berpikiran Chaeyoung yang memberinya kado? Aisshh...
"Bagaimana bisa kauㅡ Jelas-jelas aku yang membeli boneka itu... Oke, Chaeyoung memang menemaniku saat itu. Namunㅡ" seketika Jennie unnie langsung terkesiap berdiri dari sofa. "ㅡaku yang memilihnya sendiri, bahkan ia tidak tahu apa-apa tentangmu!" Aku sedikit meninggikan suaraku, menyelesaikan perkataanku yang sepertinya tidak begitu diperhatikan oleh Jennie.
"A-arraseo Lisa-ya. Sepertinya aku harus kembali kekamarku. Terima kasih atas kadㅡ"
What?
"is that it? Why always Chaeyoung?" Bahkan aku sudah tidak peduli menyebutkan nama sahabatku itu didepan Jennie unnie saat ini.
Jennie unnie yang sudah memegang knop pintu mendadak berhenti ditempatnya, memunggungiku. Terdiam. "Haha.., bahkan ketika aku memberimu hadiah kau masih berharap itu darinya? Benar begitu, unnie? Apa aku semenyedihkan itu?"
Jennie unnie membalikkan badannya. "A-aniyo L-Lisa-ya.." Suaranya sedikit lirih. Menatap manik matanya yang berkaca-kaca membuatku merasa bersalah karena tadi sudah berkata keras padanya.
Kini Jennie unnie berada tepat dihadapanku. Aku menundukkan pandanganku karena tidak kuat ditatap seperti ini olehnya dari jarak yang dekat.
"Maafkan aku jika menyinggungmu tadi. Akuㅡ aku sama sekali tidak bermaksud demikian. Hanya saja..." untuk kedua kalinya ia menggantungkan kata-katanya.
"Unnie, aku benar-benar tidak paham denganmu. Sama saja kau berpikirㅡ"
"Lalu dapat kau jelaskan tentang stiker-stiker di dalam kadomu itu, Lisa-ya?"
"M-mwo?"
---
Kami berdua duduk di sofa kembali, menatap kearah jendela besar yang berlatar gedung-gedung klasik Paris khas eropa. Aku tidak tahu apa yang kurasakan saat ini. Yang jelas hatiku terasa berat ketika Jennie unnie menjelaskan semuanya. Demi tuhan aku bahkan tidak tahu jika didalam kadoku tersebut ada stiker karena aku tidak membayarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CONFESSION(S)
FanfictionGXG Hidup sebagai idol kpop ternama mengharuskan para member BLACKPINK untuk menjadi individu yang kuat. Namun untuk urusan hati, apakah mereka mampu menjadi individu yang kuat juga? #1 chaesoo on 3/09/21 #3 chaennie on 5/03/21 #1 jenlisa on 6/30/21...