ROSÉ POV
"Let's meet at the restaurant later for dinner, ok hubby?" kata Jen unnie dengan gummy smilenya ketika kami berdua tiba di lantai kamar kami.
"Ne.. should we bring the other members to join us later, Jen?" tanyaku. Seketika kulihat senyumnya luntur.
"Noo~ It's still our date, remember? don't you dare." Ia mengerucutkan bibirnya.
"Aaah, you're right.. I'm sorry wifey," kataku yang seketika takut melihat tatapan tajamnya. Sedetik kemudian ia kembali tersenyum lebar lalu menghilang dibalik pintu kamarnya setelah melambaikan tangan padaku. How adorable.
'Cklek'
Aku membuka pintu kamar yang kutempati bersama Lisa.
"Oh my god, akhirnya kau pulang juga Chaeyoung-ah," kata Lisa yang menyambutku dibalik pintu. "Kau pergi pagi sekali ketika aku masih terlelap. Sepertinya kalian memiliki waktu yang sangat bahagia berdua ya" sambungnya lagi. Aku tertegun, apa ia sungguh-sungguh mengatakan itu atau menyindirku?
Aku menghempaskan diriku di sofa kamar kami kemudian menarik napas yang dalam. Baiklah, aku harus menceritakan semuanya. Here goes nothing.
"Lisa-ya, listen to me, I--"
"No, Chaeyoung-ah you listen to me first," sanggahnya. Aku mengatupkan mulutku yang tadi hendak berbicara. Baiklah, ayo dengar apa yang hendak kau sampaikan Manoban. "Aku sudah memikirkan tentang apa yang kau ucapkan malam itu. Kurasa, kini aku sadar bahwa aku adalah sahabat yang egois. Kau terlalu sering mengalah padaku. Kau benar Chaeyoung-ah. Ini adalah hal yang konyol. Aku benar-benar mengacaukan semuanya.
"Sekarang, mari kita akhiri semuanya. Aku siap menerimanya jika Jennie unnie membenciku. Setidaknya tidak ada kepura-puraan lagi setelah ini. Kau juga berhak bahagia, Chaeyoung-ah. Maafkan aku, ne."
Damn. Aku terdiam sesaat. Kami berdua diam menatap meja yang ada didepan sofa kosong.
.
.
"L-lisa ya."
"Ne?" Ia menoleh kearahku.
"Kurasa aku tidak dapat melakukannya." Aku memejamkan kedua mataku.
"Maka dari itu ayo kita akhiri, Chaeyoung-ah. Kau tidak perlu menjadi kekasih bagi Jennie unnie lagi" katanya memperjelas niatnya kembali padaku.
Aku menarik dalam napasku dan menghembuskannya perlahan. Kubuka kedua mataku dan balas menatapnya. "Ani, maksudku, aku tidak dapat memutuskannya saat ini, Lalisa. Kurasa, aku menyukai Jen unnie"
"MWO?!" Kata Lisa yang membelalakkan kedua matanya menatapku. "Stop kidding around Park Chaeyoung."
"Aku serius."
"No, you don't!" Seketika ia berdiri dari duduknya. Aku hanya menatapnya. Ya, aku pantas kau marahi, Lisa-ya.
"Kau... Sial, ini benar-benar sulit kupercaya."
"Maafkan aku, Lisa--"
"Andwae! Maldo andwae! Ya Park Chaeyoung, bukankah kau masih menyukai Jisoo unnie? Eoh?"
Aku mengeratkan rahangku. Apa Lisa ingin mengingatkanku pada cinta bertepuk sebelah tanganku? Apa dia lupa jika Jisoo unnie bahkan tidak mau berbicara padaku?
"Berhenti disitu Lisa.. Jisoo unnie bahkan tid--"
"She likes you too, babo-ya"
Aku mengatupkan rahangku yang hendak mengeluarkan kata-kata begitu mendengar ucapannya. Lalu aku tertawa. Tertawa sangat keras bagai sebuah ironi.
KAMU SEDANG MEMBACA
CONFESSION(S)
FanficGXG Hidup sebagai idol kpop ternama mengharuskan para member BLACKPINK untuk menjadi individu yang kuat. Namun untuk urusan hati, apakah mereka mampu menjadi individu yang kuat juga? #1 chaesoo on 3/09/21 #3 chaennie on 5/03/21 #1 jenlisa on 6/30/21...