NO ONE POV
"Kyaaaa..! Jennie unnie!!"
'Ckrek'
"OMO!! Lichaeng... Lihatlah kemari"
'Ckrek'
"Blackpink! Heol, daebak.. ada Blackpink!!"
'Ckrek' 'Ckrek' 'Ckrek'
"Jisoo noona neomu yeoppo..!"
Para fans Blackpink dan fotografer profesional dari berbagai media sibuk menyoroti keempat gadis Blackpink yang baru saja tiba di Incheon International Airport. Mereka akan berangkat menuju Amsterdam untuk memulai tur dunia leg Eropa Blackpink.
Keempat gadis tersebut memberikan senyuman dan beberapa lambaian bergantian sebagai respon terhadap orang-orang yang mengerumuni mereka. Mereka terlihat sangat fresh setelah seminggu kembali dari AS, siap untuk meneruskan 'pertempuran' baru di benua Eropa. Rosé memimpin berjalan di depan bersama manajer oppa yang membuka jalan, lalu disusul Jennie dan Lisa yang saling bergandengan, lalu Jisoo dibelakang yang tidak hentinya tersenyum pada kerumunan fans dan media.
Para fans saling meneriaki kata-kata semangat, seperti hendak mengirim para gadis ini ke medan perang, untuk menyelamatkan negaranya. Ya, dapat dikatakan jika saat ini Blackpink sedang menjadi pahlawan. Pikiran dan tenaga dipersiapkan untuk peperangannya, mengesampingkan berbagai kemelut permasalahan pribadi dari para membernya.
.
.
FLASHBACK ON
Rosé merutuki dirinya yang telah melewatkan rencana dinnernya bersama Jennie. Tidak, ia tidak lupa dengan rencana tersebut. Ia hanya ketiduran di studio musik yang disewanya last minute setelah meninggalkan Lisa di kamar mereka. Ia meminta manajer oppa mengantarnya ke studio musik random terdekat lantas menyuruhnya pergi, dengan mengatakan jika ia butuh mendinginkan kepalanya sendirian.
Ya, musik adalah comfort zone bagi Rosé. Ia membuatnya dapat berpikir jernih setelahnya jika telah berinteraksi dengan gitar atau piano. Sederhana, tanpa gangguan, dan menenangkan. Terlalu tenang hingga membuatnya mengantuk dan memutuskan untuk rebahan sebentar di sofa panjang yang tersedia di ruang musik itu.
Barulah ketika ia tersadar sekitar 1 jam kemudian karena perutnya yang berbunyi, ia kehilangan orientasi waktu, apalagi dengan janjinya. Ia berniat memesan makanan online hanya untuk menyadari bahwa ternyata handphonenya tidak ada bersamanya. Untung saja ia masih menyimpan dompet miliknya didalam coat yang dikenakannya tadi. Jadilah ia memesan makanan yang disediakan oleh pengelola studio musik tersebut. Ketika hendak mengunyah makanannya, ia baru tersadar bahwa seharusnya saat itu dirinya berada di hadapan Jennie, menikmati dinner bersama.
Ia tiba di hotel 2 jam kemudian setelah kesusahan mendapatkan taksi dan terjebak di kemacetan kota malam hari. Setelah berkeliling restoran dan tidak menemukan Jennie, Rosé menyadari bahwa ia telah mengacaukan semuanya.
Itulah mengapa, setelah berhasil memohon pada Lisa untuk memberinya waktu berdua dengan Jennie sebentar, mereka berada di balkon kamar Jennie saat ini.
"Jadi begitu, Rosie? Kau tidak sedang berbohong, kan?" tanya Jennie setelah mendengarkan penjelasan Rosé sambil berusaha menemukan manik mata yeoja berambut pirang itu.
"J-jen kau tahu aku tidak pandai berboh--"
"Arra.."
"Kau boleh memukulku, atau apapun itu. Aku akan menerimanya" Rosé menunduk mengatakannya.
"Benarkah? Aku ingin sekali memukulmu saat ini Rosie"
"N-ne. Maafkan aku. P-please do it." Rosé otomatis memejamkan kedua matanya ketika melihat tangan Jennie yang terangkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
CONFESSION(S)
FanfictionGXG Hidup sebagai idol kpop ternama mengharuskan para member BLACKPINK untuk menjadi individu yang kuat. Namun untuk urusan hati, apakah mereka mampu menjadi individu yang kuat juga? #1 chaesoo on 3/09/21 #3 chaennie on 5/03/21 #1 jenlisa on 6/30/21...