Enigma (12) - Memulai Kembali

23 2 0
                                    

Selalu ada pilihan.
Dan terikat denganmu,
adalah yang aku sesali.
Karena bersamamu,
aku belum pernah setakut ini.

- Alpheus Vimariel -

🔥🔥🔥

Happy reading dan jangan lupa votmennya^^

🔥🔥🔥

Sepanjang perjalanan yang lebih banyak dihabiskan oleh Anna dengan memandangi pohon-pohon menjulang di sisi jalan, akhirnya mobil yang dikendarai oleh Al sampai di depan sebuah gerbang tua yang tampak berlumut. Anna baru hendak melepas sabuk pengamannya dan turun dari mobil sebelum gerbang itu terbuka dengan sendirinya dan mobil Al memasuki pekarangan rumah.

Anna menatap Al yang menjadi si pelaku. "Al, tolong jangan menggunakan kekuatanmu seenaknya. Jika nanti ada yang melihat bagaimana?" protes Anna, takut-takut jika ada orang yang melihat—walau sebenarnya rumah di sekitar rumah gadis itu terlihat tidak berpenghuni.

"Untuk apa menyembunyikan kekuatan yang jelas nyata dapat membantu, Anna?" tanya Al. Anna tidak lagi menjawab, tangannya meraih pintu mobil yang masih terkunci.

"Bisa kau buka kuncinya sekarang?" tanya Anna menatap ke arah Al yang justru menatapnya lekat.

Tanpa suara Al membuat gerakan yang membuat Anna menatapnya awas. Laki-laki itu seringkali melakukan sesuatu yang membuat jantung Anna berdegup kencang seperti sekarang. Dengan tubuh condong ke arah Anna, laki-laki itu membuka pintu mobil di sisi Anna. 

"Kau hanya perlu membukanya seperti itu, Anna," ujar Al masih menahan posisinya di depan wajah Anna yang memerah padam.

"T-tapi tadi terkunci," balas Anna tergagu. Anna meletakkan tangannya di depan dada dan berusaha mendorong Al menjauh.

"Bisakah kau sedikit menjauh?" tanya Anna pelan tanpa berani mendongakkan kepalanya.

Al memiringkan wajahnya menatap Anna, "Aku suka melihatmu dari posisi ini."

Anna menggeleng pelan, "Aku rasa ini terlalu dekat," ujar Anna pelan. Matanya menunduk tak berani menatap manik hitam milik Al.

"Tapi bagiku ini tidak cukup dekat."

Tidak dekat? Hembusan napas yang dapat Anna rasakan juga dada bidang yang hanya berjarak beberapa senti dari tubuh Anna, apakah itu masih tidak cukup untuk dikatakan dekat? Bahkan Anna kesulitan bernapas karena jarak yang diciptakan oleh Al.

"Al, aku harus turun."

"Apa aku menahanmu?"

"Apa menurutmu mengukungku seperti ini bukan termasuk menahanku?" tanya Anna balik.

Sudut bibir Al terangkat naik mendengar balasan Anna. Sepertinya dia memang harus melepaskan gadis itu sebelum hal yang lebih jauh terjadi. Dirinya masih belum bisa mengontrol diri berada di dekat Anna.

"Kau boleh turun sekarang." Setelah Al melepaskan kukungannya pada Anna, gadis itu dengan cepat keluar dari dalam mobil. Namun ia berbalik kembali setelah mengingat jika kopernya masih berada di dalam mobil Al.

"Al, koperku masih di dalam mobilmu."

"Akan aku keluarkan."

Al turun dari dalam mobilnya sembari membawa koper milik Anna.

"Biar aku bawa sampai dalam rumahmu," ujar Al. Anna menggeleng pelan, "Biar aku saja. Sebaiknya kau pulang sekarang, hari sudah semakin larut, Al."

"Kau pikir aku anak kecil?"

Enigma Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang