Enigma (2) - Pilihan Petaka

106 18 0
                                    

Haii...
Jangan lupa votment yaaa 😊

🔥🔥🔥

Jam menunjukkan pukul 6 pagi. Anna meregangkan tubuhnya, ia meringis pelan saat punggungnya yang terkena tepian ranjang kemarin masih terasa sakit. Dia bangkit dari kasur dan melihat pantulan dirinya pada cermin.

Mata sembab, hidung yang masih memerah, lalu rambut berantakannya cukup mendefinisikan seberapa kacau dirinya semalam.

Anna berjalan ke kamar mandi, dia merasa butuh berendam dengan air hangat sebentar untuk merilekskan dirinya. Setelah itu dia akan keluar mencari kerjaan untuk mengisi waktu senggangnya. Lagi pula setelah tamat Sekolah Menengah Atas dia tidak ada pekerjaan lain selain diam di rumah. Jadi lebih baik mencari pekerjaan bukan?

Setelah berpakaian rapi, Anna keluar dari kamar. Kakak-kakaknya pasti sudah berangkat kerja semua. Ibunya pun tidak terlihat ada di sini.

Anna berjalan menuju meja makan dan mendapati beberapa makanan di atas meja. Ada sebuah sticky note juga di sana.

Sarapannya dimakan. Ibu pergi ke pasar dulu.

-Ibu-

Hanya karena sebuah sticky note juga makanan untuknya sarapan, hati Anna sudah menghangat. Dia masih bisa merasakan kasih sayang dari seorang Ibu, walau bukan dari Ibu kandungnya.

Ibu kandungnya entah pergi ke mana. Yang Anna tahu, ibu kandungnya juga benci padanya. Karena dia, ibu kandungnya diusir dari rumah.

Anna kecil pada waktu itu belum tahu apa-apa, dia selalu bingung ketika Ibunya memandang marah ke arahnya dan tidak pernah ingin berbicara padanya selain sang Ayah. Anna kecil tidak pernah merasakan kasih sayang sang Ibu. Dia terlalu banyak menderita setelah kelahirannya.

"Terima kasih Tuhan, kau baik sekali," ucap Anna bersyukur untuk hari-hari yang berhasil ia lewati walau dengan susah payah.

Setelah menghabiskan sarapannya dan mencuci piring bekas makannya, Anna segera memesan ojol dan berlalu menuju cafe yang biasa dia datangi ketika sedang bosan di rumah.

Tapi Anna tidak ke sana untuk berkumpul dengan teman-temannya. Dia tidak punya teman. Perlakuan yang dia terima ketika berada di rumah, membuatnya menjadi pribadi yang tertutup. Sangat tertutup. Dia tidak terlalu suka saat seseorang mencoba masuk ke dalam hidupnya. Lagi pula tidak ada orang yang ingin mencoba menjadi temannya.

Suara lonceng yang berbunyi ketika pintu cafe dibuka, membuat beberapa waitress di sana menyapanya hangat.

"Selamat datang, mau pesan apa?"

"Strawberry soy smoothies-nya satu sama strawberry cheesecake-nya satu." Sama seperti hari-hari sebelumnya, dia selalu memesan menu yang sama.

Setelah mengambil pesanannya, Anna segera berlalu menuju spot favoritenya di cafe ini. Anna mengetahui cafe ini dari internet, karena cafe-nya tidak terlalu ramai juga tempat duduknya yang disediakan khusus untuk orang-orang yang ingin mengerjakan tugas sekolah atau kuliah mereka di sini.

Anna membuka laptopnya, mencari beberapa lowongan pekerjaan di internet dan memasukkan lamaran kerjanya di beberapa tempat pekerjaan yang sekiranya cocok. Anna sampai lupa waktu saking lamanya dia membuka sosmed dan mencari lowongan pekerjaan. Tahu-tahu sudah malam saja, dan cafe sudah mau tutup. Anna segera membereskan barang-barangnya dan pergi dari sana.

Kali ini Anna memilih pulang sembari berjalan kaki. Lagipula ini baru pukul 8 malam, jalanan masih begitu ramai. Dia sudah begitu lama tidak berjalan malam seperti ini. Kepalanya mendongak menatap langit yang malam ini terasa begitu gelap juga tidak ada kerlap kerlip bintang. Sepertinya hujan akan turun.

Enigma Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang