Enigma (9) - Detak Aneh

44 4 0
                                    

Dan sejak aku melihatmu,
Tidak ada lagi aturan yang berlaku
selain kau yang menjadi milikku,
maka ragu pun sudah tak perlu.

- Alpheus Vimariel -

🔥🔥🔥

Happy reading. Jangan lupa votmennya. Dan jangan bosen juga karena part ini cukup panjang 👀

🔥🔥🔥

"Aku bercanda, Anna."

Sialan. Anna hampir merasa nyawanya melayang karena serangan jantung berkat ucapan Al yang ternyata mencoba membuat lelucon itu.

"Wajahmu tegang sekali," kekeh Al yang lebih terdengar seperti dengusan diiringi seringainya.

Anna menghempaskan tangan Al dari sisi wajahnya. Ia berdiri, berjalan ke sisi lemari lainnya, mengambil spray bottle berisi air yang kemudian dia gunakan untuk menyemprot bunga-bunga di sana. Padahal jauh sebelum Al datang, dia sudah melakukan hal itu. Anna mengulangi kegiatannya agar tampak sibuk saja ... atau sebenarnya dia mencoba mengusir rasa canggung antaranya dan Al.

Bagaimana tidak, Anna harus percaya bahwa Al memang benar-benar seorang Dewa setelah kejadian tidak masuk akal yang dia alami kemarin.

Anna menggelengkan kepalanya pelan, bagaimanapun dia harus tetap tenang. Jangan sampai dirinya berada dalam bahaya.

Al berpindah posisi menjadi menyender pada tepian meja. Kedua tangannya terlipat di depan dada. Fokusnya memperhatikan setiap gerakan yang dibuat oleh Anna. Mulai dari menyemprot bunga, memisahkan bunga yang sudah layu, dan membenarkan letak setiap guci di sana.

Merasa diperhatikan, membuat kegiatan Anna berhenti. Dia berbalik, dan benar saja, Al tengah memandang ke arahnya.

"K-kau sedang a-apa?" tanya Anna kikuk.

"Apa lagi, bukankah sudah jelas aku memperhatikanmu?" balas Al, entah itu pertanyaan atau pernyataan yang malah membuat Anna semakin berada di posisi salah tingkah.

Dan kenapa pula laki-laki itu begitu jelas mengatakannya? Tidak bisakah dia mengatakan hal lain walau itu kebohongan. Anna juga tidak mengerti, kenapa ucapan Al itu malah berdampak pada kecepatan detak jantungnya.

Sepertinya Anna harus mengusir laki-laki itu. Tapi bagaimana? Dengan halus seperti, "Lebih baik kau pergi sekarang," atau sedikit kasar seperti "Pergilah, kau tidak boleh ada di sini!" kira-kira mana yang lebih baik?

Sayangnya sebelum kedua hal itu sempat tersampaikan, suara kekehan lebih dahulu membuyarkan pikiran Anna. Ah ... Anna hampir melupakan satu hal. Laki-laki itu bisa membaca pikirannya.

"Kau ingin mengusirku?"

Anna gelagapan, "T-tidak. Bukan begitu. A-aku ingin memesan makanan. K-kau tadi bilang lapar, m-mau ku pesankan makanan juga?" sudut bibir perempuan itu tersenyum getir merutuki kebodohannya untuk kesekian kali.

Bentuk pengusiran yang ia rencanakan hanya berupa hal tak kasat mata yang dia bayangkan. Nyatanya, dia malah menawarkan laki-laki itu untuk tetap di sini semakin lama.

"Tentu. Aku menunggu kau mengatakan itu," jawab Al.

"B-baiklah. K-kau tunggu sebentar." Anna mengambil ponsel dari dalam sakunya, membuka aplikasi pesan-antar makanan.

'Ku harap setelah ini dia segera pergi dari sini,' batin Anna.

Anna merasa ada yang tidak beres dengan detak jantungnya. Dia tidak tahu ada masalah apa dengan jantungnya, tapi keberadaan laki-laki itu jelas jadi pemicunya.

Enigma Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang