Enigma (3) - Pemilik Kalung

87 14 2
                                    

Gelap, terlalu pekat,
Asing, juga memikat.

- Roseanna -

🔥🔥🔥

"Al, dia ..." ucapan laki-laki berpakaian santai bernama Dion itu terpotong.

"Suruh dia keluar dulu, Di," ujar laki-laki terluka yang diketahui bernama Alpheus.

Dion membawa Anna keluar dari ruangan itu dan meminta wanita itu untuk menunggu di ruang tamu.

Lalu Dion kembali ke dalam kamar saat Al sedang membuka pakaian dan mengobati lukanya sendiri dengan telapak tangan yang menutupi bagian luka itu. Setelah dia mengangkat telapak tangannya, luka itu secara ajaib menghilang tanpa meninggalkan bekas sedikitpun.

"Kau habis dari mana saja sampai terluka? Bukankah sudah ku peringatkan untuk tidak meninggalkan castle. Harus ku beri peringatan berapa kali lagi agar kau mendengarnya hah? Apa telinga itu sudah beralih fungsi menjadi penghisap debu?!" Dion berkacak pinggang dan menatap marah ke arah Al. Mulutnya siap melemparkan umpatan-umpatan kasar kepada Alpheus.

Al berjalan menuju lemari pakaian dan mengambil kaos hitam polos lalu memakainya. "Aku bertemu Gen ... dan kami sedikit bermain-main tadi," ucap Al menjawab pertanyaan Dion.

Dion membelalakkan matanya, "Apa?! Kau bertemu Gen?!" tanya Dion sekali lagi, memastikan jika pendengarannya masih berfungsi.

Al mengangguk sebagai jawaban. Dion mengusap frustrasi wajahnya. "Kau gila! Aku bisa terkena masalah lagi gara-gara kau!" Dion menunjuk geram ke arah Al yang duduk santai sembari membersihkan bekas darah di tangannya menggunakan tissue.

Sudut bibir laki-laki itu tertarik, "Aku sudah lama tidak bertemu dengannya. Ku rasa memberi sebuah salam tidaklah salah." Santai sekali. Tidak ada nada khawatir di sana seperti Dion yang sangat khawatir jika aksi kabur Al diketahui oleh Dewa Seu.

Dan lagi, apa katanya tadi, salam? Salam apanya hingga membuat seseorang terluka?

"Dan kau berhasil membuatku mendapat hukuman lagi setelah ini. Kau benar-benar brengsek, sialan!" umpat Dion.

Tamatlah riwayatnya setelah ini. Dion pasti akan terkena hukuman lagi karena gagal menjaga si brengsek ngga ada akhlak di depannya ini. Dewa Seu mungkin akan marah jika mengetahui Al kembali kabur dari tempat ini.

"Di, suruh perempuan tadi masuk."

Dion menenggakkan kepalanya, "Kali ini apa lagi? Kau mau aku benar-benar mati di tangan Dewa Seu hah?!" Dion menatap kesal ke arah Al.

Mereka tidak diizinkan membawa orang lain masuk ke tempat ini. Tempat yang merupakan penjara bagi Al. Dan laki-laki itu dengan seenaknya malah membawa seseorang yang begitu terlarang memasuki wilayah ini. Jangankan memasuki, mendekat ke castle ini pun, artinya orang itu harus siap mempertaruhkan nyawa.

Al sedang mendapat hukuman dari Langit dan tidak diperbolehkan keluar dari castle ini. Dewa Seu menyuruh Dion untuk menjaga Al dan memastikan laki-laki itu tidak keluar dari sini dan bertingkah aneh di luar sana.

"Di, kau tahu. Aku tidak bisa menahannya," ucap Al.

Dion meneguk kasar ludahnya, "Aku akan mengusirnya." Dion bersiap turun, namun langkahnya terhenti oleh suara Al selanjutnya.

"Biarkan. Kali ini biarkan aku yang akan mengurusnya."

Dion tidak yakin dengan ucapan Al. Dia sangat khawatir melihat kilat mata Al yang menahan gejolak emosi.

Enigma Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang