Bab 7- Perjanjian II

519 48 4
                                    

Disclaimer :@Masashi Kishimoto

Genre : Fantasy and Romance

Pairing : NarufemSasu

Chapter 7

" Aku tidak habis fikir!! Untuk apa kau masih mau menyelamatkannya setelah dia jelas-jelas menolakmu?" Gaara berkata dengan nada ketus.

" Meskipun saat ini kami tidak memiliki hubungan, tetap saja Sasuke sedang membutuhkan bantuanku tadi. Bangsa iblis berniat menculiknya dan-"

" Itu karena bangsa iblis tahu kalau saat ini kau masih mencintai anak manusia itu meski kalian sudah tidak memiliki keterikatan. Lupakan saja dia dan carilah pendamping yang benar-benar bisa menghargaimu, Naruto! Jelas-jelas dia sama sekali tidak menghargai dan menghormatimu yang selama ini sudah menjaga dan melindunginya." Oceh Gaara terlihat kesal dengan semua keadaan yang terjadi.

" Gaara.. bisakah kau tidak membuatku semakin pusing? Aku tidak ingin membahas hal ini sekarang." Naruto memijit keningnya dengan frustasi. " Aku ingin beristirahat.." Naruto memilih meninggalkan Gaara seorang diri.

Gaara sendiri terlihat langsung menghela nafasnya dengan kasar. Gaara mengetahui jelas perasaan Naruto saat ini dan sebagai sahabat terdekat dari sang Dewa Kitsune, dia tidak ingin perasaan Naruto disakiti terus seperti ini. Dia tahu Naruto masih sangat mencintai anak manusia itu bahkan melebihi dirinya sendiri bahkan secara diam-diam, Naruto masih saja mengawasi anak manusia itu.

" Kau ini masih terlalu naif, Naruto.." Gaara mendengus.

YYYYY

Sasuke masih setia menunggu kakaknya yang saat ini sedang ditangani oleh dokter di ruang UGD. Sasuke benar-benar merasa cemas dengan keadaan kakaknya yang sudah tertusuk. Dia takut kakaknya tidak dapat diselamatkan hanya karena untuk melindunginya.

Saat ini kedua orang tua mereka sedang berada di luar negeri sehingga kedua oran tuanya tidak bisa datang dengan cepat. Kedua orang tuanya bahkan baru dapat tiket menuju Jepang keesokan harinya dan tentu saja itu membuat Sasuke menjadi semakin diliputi rasa kecemasan yang luar biasa apalagi mengingat keadaan kakaknya yang benar-benar sudah terluka parah tadi.

Sudah sangat lama kakaknya berada di dalam ruangan UGD dan dokter yang menangani kakaknya belum juga keluar dari ruangan. Sasuke masih setia mondar-mandir tidak jelas di depan pintu ruangan UGD yang lampunya masih merah sampai akhirnya, dokter yang menangani kakaknya keluar dari ruangan UGD dengan raut wajah yang sulit ditebak. Sasuke memilih untuk menghampiri dokter tersebut dengan perasaan cemas.

" Dok, bagaimana keadaan kakakku? Dia baik-baik saja kan?" Tanya Sasuke harap-harap cemas.

Dokter yang menangani Itachi terlihat tidak tahu harus menjelaskan apa dan memilih untuk menepuk pundak Sasuke yang terlihat bergetar. " Keadaan kakakmu sangat kritis dan kita juga tidak tahu apakah kakakmu mampu melewati masa kritisnya atau tidak. Kemungkinannya sangat tipis sekali mengingat kakakmu juga sudah kehilangan banyak darah dan luka tusukannya benar-benar sampai mengenai organ vitalnya. Kita bahkan tidak tahu apakah pasien akan bertahan sampai esok hari atau tidak."

" Tidak.. itu tidak mungkin!! Dokter pasti bercanda kan? Kakakku pasti masih dapat diselamatkan!!" Teriak Sasuke lirih.

" Maafkan kami! Kami sudah berusaha yang terbaik. Saat ini, hanya Kami-sama lah yang bisa menentukan segalanya. Kau harus sabar dan juga ikhlas dengan apapun yang akan terjadi. Berdoalah dan semoga ada mukzizat yang Kami-sama turunkan untuk kakakmu!! Kalau begitu, saya permisi dulu. Masih ada pasien yang harus saya periksa saat ini."

Sasuke memilih untuk memasuki ruang UGD dan melihat kakaknya yang masih terbujur tidak berdaya dengan selang infus yang tertancap dimana-mana. Sasuke mengenggam tangan kakaknya yang perlahan mulai mendingin. Rasa takut mulai merayapi hati Sasuke saat ini. Bagaimana kalau kakaknya tidak selamat? Bagaimana kalau kakaknya harus pergi meninggalkannya secepat ini dan-

Dewa Kitsune (NarufemSasu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang