FKD #1

99 21 0
                                    

Selesai tarawih, para bapak dan anak-anaknya langsung berlari ke stan masing-masing. Daeyeol pergi ke gapura untuk menyalakan lampu warna-warni sekaligus membukakan palang agar para pengunjung bisa masuk.

"Malam semuanya. Silahkan dinikmati festival malam ini. Yuk mari-mari langsung ke lapangan."

Jeonghan berkeliling bersama para bocil. Tugasnya adalah memastikan semua anak-anak umur 2-4 tahun masih berada dalam jangkauannya. Tugas yang tidak kalah berat.

Lapangan mulai riuh setelah para pengunjung berdatangan. Lampu kelap-kelip menghiasi setiap stan, membuat wajah-wajah ceria itu terlihat jelas. Jeonghan tiba-tiba lupa akan tugasnya dan malah berkeliling stan.

Area bermain yang disediakan Sungyoon sangat diminati anak-anak yang datang. Kapan lagi bisa menaiki sepeda roda tiga di atas rel kereta? Tentu saja anak-anak kecil itu penasaran. Apalagi dengan sepeda yang dihias semanis dan seindah mungkin. Bahkan Bongjae sampai kewalahan menerima uang pembayaran tiketnya.

Stan milik Cak Yuta dipenuhi oleh bapak-bapak yang ngopi sambil ngomongin sawah. Bertanya-tanya tentang obat pembasmi rumput liar yang manjur, atau kadang saling berbagi info mengenai pupuk yang bagus.

Sambil memangku tangan, ia menatap para pelanggannya satu-persatu. "Sayang banget nggak bisa bikin permen pecel lele. Kira-kira gimana ya ekspresi mereka waktu makan permennya? Hihihi jadi makin semangat buat bikin permen pecel lele."

Berpindah ke stan milik keluarga paling narsis di Kampung Duren. Yaitu Jaehyun sekeluarga. Mereka berempat kompak memakai jas dengan tatanan rambut klimis kinclong seperti keramas dengan minyak nyong-nyong.

Jaehyun duduk di depan stan sambil tebar pesona. Mark sibuk melayani pelanggan yang ingin bermain tembak-tembak berhadiah.

Mereka harus berhasil menembak 10 gelas dengan 10 peluru yang diberikan. Kalau berhasil, hadiah utamanya bebas memilih satu anggota keluarga Jaehyun yang ingin diajak foto. Hadiah kedua adalah berfoto dengan seluruh anggota keluarga Jeje. Hadiah ketiga adalah mendapatkan satu foto yang dibaliknya terdapat tanda tangan dari salah satu anggota keluarga secara acak.

Untuk hadiah hiburan, apabila gagal mendapat poin sempurna, mereka bebas mengambil hadiah apa saja yang ada di meja. Padahal sebenarnya itu adalah jualan dari tokonya. Barang-barang SERBU alias Serba Seribu.

Sungguh taktik yang cerdas. Padahal harga tiket permainannya tidak sebanding dengan harga hadiah hiburan.

"Aaa mau foto sama Mas Jaehyun dong!"

"Mas Jaehyun minta tanda tangan!"

"Foto sama anaknya aja deh kalau nggak bisa sama bapaknya!"

Jaehyun kegirangan. Wajahnya makin terangkat ke atas sambil tersenyum senang.

"Minggir!"

Semuanya kompak menatap sumber suara. Mark yang masih sibuk menata gelas-gelas kertas langsung terdiam kala melihat siapa yang datang.

Alamak.

"E-eh ada Mira. Tiap tahun pasti ke sini ya," Jaehyun basa-basi. Mencoba mengalihkan perhatian cewek berambut pendek dengan tubuh kekar itu agar anaknya bisa kabur.

"Huh, untung gue udah latihan nembak. Gue pastiin tahun ini lo nggak bisa kabur."

Mark sudah pucat pasi. Ini adalah satu-satunya hal yang membuat dia tidak bisa menikmati festival dengan baik.

Mira adalah kakak kelasnya di sekolah. Dua tahun lebih tua darinya. Semenjak ia mulai masuk ke SMP itu, Mira sudah mengejar-ngejarnya. Tapi selalu diselamatkan Jibeom dan kawan-kawan yang senantiasa sigap membawa kabur Mark setiap bertemu Mira.

[3] Ramadhan'21 : Kampung Duren [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang