Kemarin

77 14 0
                                    

Hari ini hari kedua lebaran. Jalanan masih ramai. Banyak orang dengan pakaian gamis dan koko berlalu lalang hendak pergi ke rumah kerabat. Sama seperti Taeyong yang rencananya akan pergi ke rumah orangtua dan mertuanya sekaligus mengunjungi makam istrinya.

Jaemin duduk di kursi samping kemudi. Tangannya menggenggam sekotak jus tapi mulutnya sibuk mengoceh.

"Telus kemalin mata Ecan melah kan, itu telnyata kemalin dia nangis. Ecan cengeng ya, Bubu?"

"Emang Nana nggak cengeng?"

"Nggak dong. Nana udah gede. Nana udah ndak pelnah nangis lagi."

Taeyong menaikkan sebelah alisnya, "Kemarin yang nangis pas dipeluk Chaechae sampai nggak bisa napas siapa ya?"

Jaemin mengalihkan wajahnya, "I-itu bukan Nana. Nana ndak kenal."

Taeyong tertawa kemudian mengingat kejadian kemarin.

=======
Yesterday
=======

Mulut Jaehyun sibuk bertakbir sementara tangannya dengan lincah memotong bumbu-bumbu untuk masakannya hari ini. Ia sengaja bangun lebih awal agar bisa sarapan lebih dahulu sebelum berangkat sholat Ied.

Ketika adzan subuh berkumandang, Mark keluar dari kamarnya lalu duduk di ruang makan. Bukannya membantu sang papa, ia malah meletakkan kepalanya ke meja.

"Bantuin Papa kek."

"Hm."

"Kak, ambilin mangkok merah deket kamu."

"Hm."

...

"Kak?"

"Hm?"

"Mana mangkoknya?"

"Hm."

Jaehyun menoleh dan mendapati si sulung masih dalam posisi yang sama sejak tadi. Dengan berbekalkan ide cemerlang, ia mengambil seikat ketupat dan membawanya ke arah Mark. Ia goyang-goyangkan ketupat itu di depan hidung Mark.

Hidung Mark kembang kempis. Bibirnya tersenyum tipis. Kemudian ia cengengesan masih dengan mata tertutup.

"Ketupat...."

Mulut Mark bergerak hendak melahap ketupat itu ketika tangan Jaehyun langsung meraup wajah Mark dan mengusapnya dengan brutal.

"Pa! Bau bawang nih wajah gantengku."

"Hahaha udah sana bangunin adek. Sekalian mandiin juga."

Mark bangkit perlahan, "Papa yang mandiin Uchan ya? Mark males, soalnya dia banyak tingkah."

"Iya udah sana cepet."

Mark masuk ke kamar kedua adiknya. Tanpa banyak kata, ia tepuk-tepuk pipi Jeno dan Sungchan agar keduanya cepat bangun.

Jeno membuka mata perlahan kemudian menahan tangan Mark, "Jangan ditepuk, nanti wajah ganteng adek luntul," katanya lalu terlelap lagi.

Sedangkan Sungchan bergerak memeluk Jeno dari samping. Seolah berterima kasih karena Jeno telah mengamankan wajah gantengnya.

[3] Ramadhan'21 : Kampung Duren [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang