12

2K 240 21
                                    

- kabar bahagia -

♾️♾️

Pagi hari yang cerah, dengan suasana begitu damai nan menenangkan. Suara kicauan burung gereja menghiasi ketenangan ini, cahaya matahari menelisik masuk melewati celah gorden kamar sepasang suami istri Sakusa itu.

Sebuah buntalan di balik selimut menggeliat kecil, sosok (name) yang baru saja membuka mata lalu menguceknya. Sebelum rasa mual luar biasa menusuk perutnya.

Segera (name) bangun berlari menuju kamar mandi, memuntahkan isi perut berupa cairan bening dalam kloset.

Huek ...!

Urghh ...

Kiyoomi yang tidurnya merasa terganggu membuka matanya. Bukankah ini masih terlalu pagi untuk bangun, tetapi suara berisik dari arah kamar mandi membuatnya terbangun.

Ia bangun memposisikan tubuhnya duduk, netra hitam legam miliknya melirik tempat sebelah namun tak mendapati penghuninya.

"Kemana (name)?" Gumam Kiyoomi yang masih setengah sadar.

"Huek! Ah ... Hah ..."

Mendengar kegaduhan dari kamar mandi, segera Kiyoomi beranjak kesana. Raut muka bangun tidur Kiyoomi sepintas terkejut melihat (name) yang tengah bersimpuh sembari memuntahkan isi perutnya. Wajah wanita itu terlihat lesu.

Kiyoomi menghampirinya dan memijat tengkuk (name) yang masih menahan mual luar biasa.

"Kau baik-baik saja (name)?" Tanya Kiyoomi begitu lembut.

(name) menggeleng, "Aku tidak tahu. Perutku rasanya mual sekali. Seperti ada sesuatu yang memaksa keluar dari perutku."

"Kita ke dokter ya? Sudah dua Minggu kau mual terus di pagi hari." Tawar Kiyoomi.

"Tidak perlu, aku akan baik-baik saja kok."

Mendengar penolakan (name) untuk kesekian kalinya Kiyoomi mendengus. Ia meraih tubuh (name), menggendongnya ala bridal style dan akan membawanya ke dokter meski (name) tadinya menolak.

==========================>>>>>>>

Kini sepasang suami istri itu berada disalah satu ruangan dokter, setelah berkonsultasi dan menanyakan perihal (name) alami. Wanita itu saat ini sedang tiduran di atas ranjang rumah sakit untuk di periksa lebih lanjut.

Seorang dokter bername-tag Midorima Shintaro datang bersama sebuah stetoskop yang dikalungkan pada leher. Dokter berambut hijau tersebut mulai memeriksa keadaan (name). Mulai dari mengecek detak jantung, menanyakan hal-hal lain yang dialami (name). Hingga laki-laki bertubuh 195 cm itu menemukan jawabannya.

Midorima berjalan kembali lalu duduk di kursinya, berhadapan dengan Kiyoomi yang sejak tadi memasang wajah harap-harap cemas. Ia takut terjadi apa-apa dengan (name). Sepintas Kiyoomi merasa menyesal karena semalam mengajak (name) olahraga malam sebanyak 8 ronde.

Keringat basah membasahi tubuh dan wajah Kiyoomi. Padahal sekarang dirinya berada di ruangan ber-AC.

"Se_"

-: My Day With Him :-  |  Sakusa Kiyoomi [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang