chapter 2

23 7 1
                                    

"aku hanya butuh uang,ayah bisa kirim secepatnya..apa?buat keperluan sehari-hari ku lah,ayah pikir aku ini cewek apa?"zihan berjalan cepat di koridor sekolah,hari senin ia biasanya berangkat awal, sekolah masih sepi jadi dia bisa leluasa menelfon ayah nya tanpa tergangung suara bising murid lain nya.

Ia langsung menutup telfonnya saat ayahnya mulai menanyakan Rina,ia tidak peduli ayah nya akan terus menasehati nya agar menjadi anak yang baik, intinya ia hanya mengurus dirinya sendiri soal hubungan nya dengan rina selama itu tak mempengaruhi hidup nya ia tak peduli.

Gadis itu segera membuka tas nya begitu duduk di bangku nya,ia melirik bangku depan yang kosong, pikiran nya menerawang sesaat tapi ia segera menepis itu. zihan mengeluarkan sketchbook dan mulai mencorat-coret apa yang ia pikirin, menggambar apapun yang ada di imajinasi nya.

Gambar gadis itu berstyle anime ia sangat puas dengan apa yang ia buat di sketchbook nya.beban yang bergelanyut sejak kemarin mulai pudar. Dia melirik handphone nya yang berdering menandakan notifikasi masuk,ia hanya tersenyum tipis saat tau ayah nya sudah mengisi saldo Dana nya.

Bukan nya dia matre! Tapi zihan berusaha Realistis bahwa ia membutuhkan uang untuk keperluan nya,ia tak mau jika harus meminta pada rina.

Gadis itu mulai berhenti menggambar saat para murid sudah mulai ramai dan bergelombor di lapangan.

***

Farlan berusaha memamerkan senyumnya seramah mungkin kepada teman-teman barunya.rupanya wajah nya yang cukup rupawan menarik sebagian gadis di kelas, pertanyaan-pertanyaan mulai mencecoki Farlan-seperti dimana dia tinggal,hobi apa, sampai pertanyaan sudah punya pacar atau tidak.

"Kenapa pindah?"satu suara itu membuat satu kelas yang tadinya riuh mendadak senyap,farlan tertegun dan berusaha untuk tersenyum-walaupun kikuk.

"Ah itu...karena aku.."

Derra segera menyela" sudahlah,tidak penting dia pindah karena apa.tidak sopan!" Pada kalimat terakhirnya derra menekan suaranya,zihan langsung membalas dengan tatapan tajam buru-buru gadis itu memalingkan wajahnya dari tatapan menusuk zihan.

Farlan hanya mencoba tersenyum tipis,tak ada yang salah dengan pertanyaan zihan hanya saja dari nada bicaranya gadis itu seoal olah mengintimidasi nya.ia merutuk habis-habisan saat tau bangku satu-satunya yang akan dia tempati berada tepat di depan zihan.

Farlan merasa tak nyaman jika harus berdekatan dengan gadis dingin dan tak bersahabat itu,tapi ia mencoba untuk menepis perasaan nya itu.

Zihan hanya menatap farlan datar saat pemuda itu mencoba tersenyum ke arahnya.dalam hati farlan ia menyesal memberikan senyuman pada gadis dingin yang jelas-jelas terlihat hanya memperdulikan dirinya sendiri.

Pasti dia gadis egois,kasar dan tomboi!apa apaan gaya rambut pendek nya itu? membalas senyuman ku saja tidak!huh..!

Farlan membatin kesal, sementara di lain pikiran justru zihan termenung menatap bangku sahabatnya dulu kini di tempati orang lain,ia menghela nafas nya rasa sesak di hatinya mulai kambuh lagi.

Ia kembali menatap punggung farlan yang lebar dan kokoh,ia menerka tinggi farlan bisa jadi 180 cm lebih! gadis itu menghabiskan jam pelajaran pertama dalam diam,bahkan biasanya ia akan banyak bertanya selama pelajaran berlangsung-tidak kali ini.sesuatu membuat nya kalut dalam pikiran tak menentu.

COVERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang