chapter 5

16 5 0
                                    


Sampai bunuh diri?apa aku tidak salah dengar?tapi catatan nya memang benar 2 hari sebelum aku pindah terjadi kasus bunuh diri.dan apa itu karena ulah derra?di sini tidak tercantum karena apa penyebab bunuh diri nya itu.

"Farlan.."

Erika rahayu,dia sahabat nya zihan,apa mungkin bangku depan yang kosong ini bekas bangku nya erika, secara berdekatan dengan bangku zihan

"Farlan..!"

Suara itu mulai meninggi,di iringi sebuah kepalan tangan menyentuh kepalanya sambil di beri sedikit tekanan,hingga membuat si empunya Kepala meringis.

Farlan tersadar,ia mengusap kepalanya sambil menatap guru sejarah nya mendelik dengan tangan di pinggang.

"Kamu mau belajar atau melamun?"

Semua mata menatap farlan yang hanya tertunduk lesu,ia bergumam meminta maaf.

Zihan menompang dagu nya,ia cukup yakin farlan akan memikirkan mengenai apa yang ia katakan tadi pagi,gadis itu memijit pelipisnya bekal yang di buatkan ibu nya farlan tidak langsung ia makan tadi, jadilah jam pertama dan kedua ia habiskan dengan perut kosong keroncongan.

Setelah pembicaraan mereka di lorong sekolah,zihan dan farlan tak saling bicara saat farlan masuk kelas, pemuda itu langsung saja membuka ponsel nya dan mencari sesuatu di laman berita.berita tentang kasus bunuh diri di sekolah yang baru saja di tempati nya.

Ia cukup tercengang mengetahui kebenaran yang di katakan zihan apalagi keterangan bahwa siswi yang bunuh diri itu sekelas dengan dirinya yang baru saja pindah.

Lalu, pertanyaan-pertanyaan berikut nya datang tanpa bisa berhenti.apa yang di perbuat derra hingga menyebabkan seorang siswi bunuh diri apalagi jika itu masih satu kelas dengan dirinya.

Apa tidak ada yang tau penyebabnya nya?apa pihak sekolah tidak tau?apa teman sekelas nya tidak ada yang angkat bicara mengenai kemungkinan-kemungkinan penyebab erika bunuh diri? kenapa hanya zihan yang tau?

"Tidak usah di pikirin,aku tidak menyuruh mu untuk peduli soal ini"farlan menoleh,ia sadar ia terlihat seperti orang yang memikirkan sesuatu yang berat.

Farlan mendengus,dingin sekali pikirnya,pantas saja zihan tidak terlalu di sukai orang lain.

"Kenapa kamu tidak makan?"tanya farlan, pemuda itu sudah sepenuhnya membalik kan badan nya menghadap bangku zihan,ia mengeluarkan kotak makan nya.

Zihan menatap nya sambil menaikkan sebelah alis nya,bingung.pertama kali farlan melihat ekspresi lain dari wajah zihan selain ekspresi dingin dan datar itu.

Perlahan zihan mengeluarkan kotak makan nya,di buka nya dan nampak lah potongan buah mangga,dua potong sandwich dan sekotak susu UHT. Isi kotak makanya sama dengan punya farlan tentu saja kan ibunya farlan yang membuat kan nya.

"Kenapa ibumu baik sekali"

Farlan menaikan alis nya,satu potong sandwich sudah habis di makanya.

"Pertanyaan konyol! tentu saja, semua ibu itu baik"farlan mencoba tertawa walaupun akhirnya ia sangat malu karena zihan tidak sedikit pun tersenyum.

Kenapa?ah mungkin aku yang terlalu naif,aku hanya beruntung di beri seorang ibu yang baik.aku tidak bermaksud membuat orang lain merasa iri.atau menyayangkan nasib seseorang yang malang.

"Tapi ibuku tidak,begitu pun ibu tiri ku"

Farlan hampir tersedak, baru saja ia berfikir demikian. Ternyata benar dugaan nya itu,ia tau saat ini zihan hanya bergumam dan tak terlalu berharap respon farlan.maka dari itu pemuda tinggi itu hanya diam, zihan juga tidak mau repot-repot untuk berbicara lagi.gadis itu hanya makan dalam diam.

***

"Farlan,pulang bareng yuk!"

"Eh.."farlan terlonjak saat tiba-tiba derra menarik lengan nya dan menggandeng nya.sesaat kemudian dia teringat sesuatu,apa benar derra penyebab semua itu? seorang pembully yang membuat nyawa seseorang terbuang sia-sia.

Tapi gadis itu nampak, manis dan baik di hadapannya.apa mungkin derra seburuk yang di katakan zihan?

"Ah maaf der,lain kali ya."tolak farlan halus di lepaskan nya gandengan tangan derra dengan lembut,ia tak kuasa untuk bersikap kasar terhadap perempuan.

Terakhir kali ia bersikap kasar,hanya untuk menghajar berandal di sekolah lama nya.tapi seburuk apa pun atau se bersalah apapun perempuan ia tak akan pernah bersikap kasar padanya.

Sikapnya yang lembut memang hasil didikan keluarga nya yang lebih mengutamakan kasih sayang di banding kekerasan.tapi bukan berarti farlan akan terlihat lemah, pemuda itu dari smp sudah memenangkan kejuaraan karate dan mempelajari berbagai macam bela diri.

Derra mengerucut bibirnya,kecewa.

Tak ingin memperpanjang suasana,farlan segera melengos keluar kelas menyusul seorang gadis berambut pendek yang sudah duluan keluar kelas.

"Mau pulang bareng?"

Farlan mempercepat langkahnya untuk mengimbangi langkah tergesa zihan.

"Kamu kenapa sih?"zihan menghentikan langkahnya,lalu membungkuk kan tubuh nya, ternyata tali sepatunya lepas."kemarin kamu bersikap seolah aku orang jahat, sekarang malah berubah.sudah ku bilang kamu ga usah peduli"

"Apa aku salah bersikap seperti ini?apa di matamu  orang bersikap baik itu salah?"

Zihan memalingkan wajahnya"nyata nya semua orang sama saja, pada akhirnya mereka membuka topeng mereka lalu berbuat jahat"

"Kenapa kamu berfikir aku akan begitu?"farlan menggeleng kan kepalanya,cuaca yang panas membuat kepalanya pusing,ia tak ingin memperburuk suasana"sudahlah,aku hanya mengajak mu pulang bersama,jangan berlebihan menanggapi hal sepele ini"

Tak ada perlawanan atau penolakan,zihan membiarkan farlan menarik tangan nya untuk berjalan kembali menuju parkiran motor.tanpa sadar ternyata ada sepasang mata Terus mengamati mereka dari jauh.

Cih sejak kapan mereka jadi akrab?







COVERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang