chapter 7

14 4 0
                                    


Udara sore ini sangat sejuk, benar-benar nyaman untuk berjalan-jalan sore hari.matahari tidak terlalu terik menyengat.zihan baru saja bangun tidur, setelah pulang tadi gadis itu langsung jatuh tertidur dan baru bangun sore ini.

Gadis berambut pendek itu segera bangkit dari tidurnya,ia terdiam sesaat untuk mengumpulkan sisa-sisa nyawanya.ia menggeliat kan tubuhnya lalu pergi ke kamar mandi.

Setelah mandi,ia segera berpakaian dan menatap dirinya sendiri di cermin.

Kurus sekali batinnya, semenjak perceraian orangtuanya ia menjadi kehilangan gairah,nafsu makannya berkurang ia bahkan bisa seharian tidak makan.dan sekarang ia baru menyadari efek dari jarang makan nya tersebut.

Ia teringat setiap masakan ibunya yang selalu membangkitkan selera makan, sudah hampir 4 tahun ia tidak pernah makan masakan ibunya atau orang lain,selain masakan diri nya sendiri.

Pandangan gadis itu teralih kan pada tas yang tergeletak di meja,ia membuka tas nya dan meraih kotak makan yang tadi pagi ibu nya farlan berikan kepadanya. Ia harus mengembangkan nya.

Tapi Sungkan rasanya jika mengembangkan kotak makan tanpa member sesuatu untuk ibunya farlan,dan entah sejak kapan zihan mempunyai pikiran tersebut, akhirnya gadis itu memutuskan untuk membuat Dessert box untuk sekedar berterima kasih.

***

Farlan menguap,sambil berjalan ngontai menuju pintu depan.ia terpaksa bangun untuk melihat siapa yang mengetuk pintu.

"Eh zihan?"

Farlan tertegun sebentar, zihan sudah berdiri di depan rumah nya sambil meneteng sebuah tas jinjing.

"A-aku ingin memberikan ini kepada ibumu"zihan menyondor kan tas nya.

"Kenapa tidak langsung kepada ibuku saja,ayo masuk!" Ajak farlan ini kesempatan nya untuk membuat zihan  bisa menjadi teman nya.

Zihan masih diam di tempat, bingung.

"Ayolah,ibu pasti senang"

Zihan langsung duduk di sofa sementara farlan menuju dapur memanggil ibunya, begitu mengetahui zihan ingin menemui nya,ibu Farlan segera ke ruang tamu.

Wanita itu tersenyum, melihat zihan dan juga Dessert box buatan zihan.ia cukup terkesan dengan zihan.

"Kamu pasti pinter masak ya, sampai membuat kan ini segala"

"Hanya ucapan terimakasih, karena tadi tante sudah membuat kan ku sarapan"

Farida, ibunya farlan tertegun sebentar.itu hanya sarapan biasa.

"Hemm.. bagaimana jika kita makan malam di sini,ibu sedang memasak makanan enak,zihan kamu ikut ya"

Zihan menggeleng perlahan"tidak..aku.."

"Pasti enak nih,zihan kamu kan juga bisa masak, bantu ibuku gih"farlan segera memotong ketika ia tau zihan akan menolak, pemuda itu mendorong-dorong punggung mungil zihan untuk menyusul ibunya di dapur.

"T-tapi aku.."

Farlan tak menggubris zihan, jadilah akhirnya zihan membantu farida memasang.wanita itu banyak bertanya kepada zihan, seperti apa hobinya selain memasak, hidangan apa saja yang sering dia buat hingga sejak kapan zihan mahir memasak.

"Sejak ibu dan ayah bercerai,ibu memilih meninggalkan ku bersama ayah.jadi aku belajar sendiri"zihan sedikit menerawang, tangan tengah sibuk memotong bawang.

Farida terkejut, wanita itu mematung sebentar"ah maaf-maaf Tante tidak bermaksud.."

"Tak apa.."zihan tersenyum tipis, tiba-tiba matanya terasa panas dan berair bukan karena ia sedang memotong bawang,tapi karena gejolak di dadanya terasa sesak membuat matanya di penuhi dinding kaca yang rapuh dan siap luruh.

Betapa beruntungnya farlan mempunyai ibu sebaik farida.ia juga menyayangkan nasibnya,ia berusaha menyingkirkan bayangan masa lalu bersama ibunya.ia bahkan tak terlalu ingat bagaimana wajah serta suara ibunya itu, sudah empat tahun berlalu dan ia tak terlalu ingat apapun.

Sebuah sentuhan hangat di pundaknya membuat zihan kembali tersadar,farida mengusap punggung zihan lembut seolah memberikan nya kekuatan.

"Kamu bisa panggil tante, ibu.anggap saja aku ibumu ya"

Tanpa bisa di cegah,air mata itu jatuh.luruh membasahi pipi zihan, gadis itu berusaha keras untuk mengusap mata nya dan menahan sesak di dada nya namun percuma.karena air matanya tak mau berhenti, mengalir kan segala sesak di dadanya mengangkat rasa pedih dan nyeri di hati nya.

"Keluar kan saja"

Farlan yang sedari tadi mengintip ke dapur tersenyum.ia tak Terlalu mengerti apa pun mengenai zihan dan segala masalah hidupnya.namun melihat zihan yang terlihat sedih sekaligus terharu membuat nya merasa iba.

Setelah acara makan malam bersama selesai,zihan segera pamit Farlan juga memaksa nya untuk bertukar nomor handphone juga email atau apapun media untuk nya dan zihan berkomunikasi.

Baru kali ini zihan merasa kan hangat nya seorang ibu,farida mendesah perlahan saat zihan sudah pulang, wanita itu merasa iba, kasian juga merasa apa yang zihan rasakan membuat sesak di hati nya.

"Gadis malang"gumam nya.

COVERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang