38. NamJin (GS): Waktu

342 45 4
                                    

A/N:

Bab ini ditulis berdasarkan interpretasi bebas lirik lagu Adele - When We Were Young 😊

Sebelum mulai, "Hei, hijoonie 💜💜"

*******

Seokjin, seorang ibu tunggal berusia 39 tahun, tengah membereskan barang-barangnya dan bersiap-siap pulang. Ia harus menjemput putrinya dari tempat bimbingan belajar karena mantan suaminya yang brengsek itu tiba-tiba mengatakan bahwa ia tak bisa menjemput putri mereka tanpa penjelasan. Persis seperti saat pria itu memutuskan meninggalkan Seokjin dan putrinya dulu.

"Harusnya aku tidak terkejut," gerutu Seokjin di dalam mobilnya. "Aku cukup yakin dia pasti ada di bar atau tempat karaoke."

Seokjin menggeleng mengingat mantan suaminya yang tak pernah bersikap dewasa. Namun, ia tak akan membiarkan mood-nya menjadi jelek gara-gara pria hidung belang itu.

Seokjin menepikan mobil dan melihat putrinya yang berlari ke arahnya. Kim Areum, 14 tahun, adalah seorang gadis yang cantik yang tampak seperti fotokopi Sang Ibu.

"Eomma, aku senang Eomma menjemputku hari ini."

Seokjin mengusap rambut sebahu putrinya.

"Maaf, Appa tidak bisa menjemput karena sibuk."

"Eomma, tidak perlu ditutupi. Aku tahu Appa seperti apa dan aku senang tidak perlu tinggal bersama Appa."

Seokjin tertawa pelan.

"Tapi, jangan lupa, Areum-ah. Bagaimanapun kau putrinya. Oke?"

"Oke, Eomma."

"Anak pintar. Oke, mau makan di luar malam ini?"

"Mau mau! Yes! Terima kasih, Eomma."

---

"Areum-ah, Eomma berangkat ya."

"Hati-hati, Eomma. Semoga bertemu pria tampan di reuni malam ini."

"Hush!"

"Hahahaha! Halmeoni tadi bilang dulu Eomma pacaran dengan teman sekelas. Siapa namanya, Meoni?"

"Kim Namjoon."

"Nah, Namjoon Samcheon. Semoga bertemu dengannya lagi, Eomma." Areum mengedipkan mata sementara Seokjin mencebik ke arah putri dan ibunya.

"Sudah ah, nanti Eomma terlambat. Aku pergi dulu ya, Eomma. Bye, Sayang."

"Hati-hati!"

Setengah jam kemudian, Seokjin turun dari taksi dan berjalan memasuki gedung SMA yang ia tinggalkan hampir 20 tahun lalu. Tak banyak yang berubah selain gerbangnya yang dulu berwarna abu-abu sekarang bercat hitam. Ia melihat beberapa orang berjalan di depannya dan Seokjin yakin mereka pun menuju tempat yang sama.

Ia sampai di depan aula dan beberapa orang yang mengenalinya pun menyapanya. Seokjin membalas meskipun ada beberapa wajah yang tak diingatnya. Saat ia memasuki aula, beberapa pasang mata menatapnya, membuat Seokjin menatap cocktail dress hitam yang dikenakannya.

Monkey BusinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang