26. NamJin: Fools

294 52 20
                                    

Namjoon berbaring sambil menatap langit-langit kamarnya. Ia masih penasaran siapa gerangan seseorang yang dibicarakan Seokjin sebelumnya. Seseorang dengan punggung yang membuat Seokjin ingin bersandar. Namjoon bangkit menuju cermin seukuran tingginya. Ia mengamati bayangannya, lalu bagian samping tubuhnya, dan yang terakhir punggungnya.

"Tidak hanya punggungku yang bisa dipakai bersandar. Bagian yang lain juga boleh kok kalau itu Seokjinnie."

Namjoon mengusak rambutnya. Ia merasa cemburu pada satu sosok yang belum diketahui kejelasannya.

"Hah sudahlah! Lupakan saja, Namjoon. Secara tidak langsung kau sudah ditolak. Sebaiknya fokus saja mencari Si Sepatu Merah Muda."

---

Di kamarnya, Seokjin sibuk berselancar di sebuah situs belanja daring. Ia melihat-lihat sepatu Converse berbagi warna dengan model di bawah mata kaki, di atas mata kaki, bahkan sepatu bot.

"Kenapa semuanya keren? Aku jadi bingung mau pilih yang mana?"

Seokjin menggigiti bibirnya. Ingin rasanya ia membeli semuanya. Namun, bayangan ibunya yang memegang pemukul baseball mengejar-ngejar dirinya cukup membuat Seokjin takut kehilangan nyawa dan uang jajan.

"Haaahhhh!"

Seokjin menutup laptopnya dan melangkah menuju lemari sepatunya. Ia mengambil sepasang sepatu yang berada di rak teratas. Sepatu Converse yang sudah agak memudar warnanya. Seokjin memakainya terakhir kali beberapa minggu yang lalu sebelum menyimpannya karena takut akan semakin rusak.

"Kalau aku memakai ini, Namjoon bisa melupakan orang itu tidak ya?"

Seokjin mengerucutkan bibirnya. Ia menjadi sedih memikirkan Namjoon yang sudah tertarik pada orang lain. Seokjin mengembalikan sepatu Converse merah mudanya dan menutup lemari.

"Lupakan saja, Seokjinnie. Namjoon suka orang lain."

---

Namjoon mengirim pesan pada Seokjin dan mengatakan bahwa dirinya akan berangkat ke kampus sendiri. Ia sudah memutuskan untuk menjauh perlahan-lahan sebelum dirinya bertambah kecewa. Mungkin memang nasib percintaannya yang sial. Pertama, menyukai seseorang yang tak ia ketahui identitasnya sama sekali dan kedua, menaruh hati pada tetangganya yang menyukai orang lain.

Setelahnya ia kembali merebahkan diri di atas tempat tidur. Namjoon mengambil ponselnya lagi dan membuka galeri, memandangi beberapa foto Seokjin yang ia ambil sembunyi-sembunyi. Namjoon menyentuh wajah Seokjin dengan ibu jarinya.

"Cantik." Namjoon tersenyum. "Tapi bukan milikku."

---

Seokjin terdiam menatap layar ponselnya. Pesan dari Namjoon terpampang jelas di sana. Pesan yang mengatakan bahwa Namjoon akan berangkat sendiri ke kampus. Sebuah kalimat pendek yang berhasil meredupkan semangatnya di pagi hari. Ingin rasanya Seokjin menangis dan mengutuk Namjoon. Namun, tak ada gunanya. Namjoon tak akan mengerti perasaannya.

Seokjin membalas pesan Namjoon dengan satu kata 'Oke' tanpa embel-embel lain sebelum menuju kamar mandi. Seokjin menghabiskan waktu lebih lama daripada biasasnya. Ia pun memperhitungkan dengan baik pakaian yang akan ia kenakan.

"Aku pastikan mulai hari ini aku akan tampil luar biasa mempesona. Kim Namjoon, akan kubuat kau jatuh cinta setengah mati padaku. Tunggu saja!"

---

Sudah sekitar lima hari Namjoon dan Seokjin tidak bertemu. Mereka saling merindukan namun sama-sama bodoh dan enggan mengakuinya.

Seperti lima hari terakhir, Seokjin sengaja meninggalkan rumah pada waktu yang sama Namjoon berangkat ke kampus. Seperti hari ini, ia memperhatikan jam dinding di kamarnya yang menampilkan angka 08.45.

Monkey BusinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang