22. NamJin: Epiphany

309 40 0
                                    

Peringatan dini : Ada secuil adegan pemerkosaan dan beberapa kata kasar. Kalau nggak nyaman, silakan bobok dulu.

*******

Entah berapa minggu berselang sejak pertemuan terakhir Seokjin dan Rap Monster. Hari ini tiba-tiba, Seokjin menerima sebuah pesan yang menyebutkan bahwa Rap Monster ingin menemuinya.

Seokjin mengabaikan pesan tersebut sebab ia merasa itu hanyalah perbuatan orang iseng. Namun, nomor tersebut menghubunginya beberapa kali hingga Seokjin memutuskan mengangkatnya.

"Halo?"

"Kenapa kau tidak membalas pesanku?"

"Eh? Ini serius? Ini benar-benar Ra-"

"Jangan sebut namaku. Aku tidak mau orang lain tahu."

"Oh, baiklah. Ini benar-benar Anda, Tuan...RM? Ada perlu apa?"

"Nanti kau akan tahu. Nanti akan ada mobil dan sopir yang menjemputmu saat pulang kantor."

Tut!

Seokjin mengerutkan bibir karenanya.

"Harusnya beri tahu dulu kalau mau dimatikan."

---

Seokjin sama sekali tak mengingat pembicaraannya dengan Rap Monster hingga ia tersentak kaget saat seorang lelaki berambut hijau mint berhenti di depannya dan berkata, "Silakan ikuti saya, Kim Seokjin-ssi."

Seokjin memperhatikan bagian dalam mobil berwarna abu-abu metalik itu. Saat tak menemukan sesuatu yang dapat ia komentari sebagai bahan pembicaraan, Seokjin memutuskan bertanya, "Maaaf, Tuan. Kita mau ke mana? Dan, bagaimana Anda mengetahui nama saya?"

"Kita menuju studio Rap Monster. Saya tahu nama Anda darinya."

Pria berambut mint itu menghentikan kendaraan di depan sebuah bangunan berlantai tiga dengan sebuah minimarket di bawah.

"Kita sudah sampai, Kim Seokjin-ssi."

"Ah ya, baiklah. Terima kasih."

Seokjin mengikuti pria tersebut sampai ke lantai tiga. Di lantai tersebut hanya ada satu pintu dan Seokjin menerka bahwa studio yang dimaksud berada di sana.

Saat memasuki ruangan tersebut, Seokjin mendengarkan suara Rap Monster yang tengah berada di dalam bilik rekaman. Di dalam hatinya, ia yakin bahwa Jungkook akan iri setengah mati jika Seokjin menceritakan yang terjadi.

"Kau sudah sampai."

"Ah i-iya. Apa Anda sedang merekam lagu baru?"

"Hm. Kuharap kau tidak akan membocorkannya."

"Anda tidak perlu takut. Musik yang saya suka sangat berbeda."

"Terserah."

"Hmm, maaf. Bisa saya pinjam kamar kecil?"

"Di lantai dua, dekat tangga. Yang di sini khusus untukku."

"Baiklah."

"Bisa kau sekalian ke minimarket dan ambilkan soda? Katakan saja untuk dibawa ke lantai tiga."

"Baiklah. Tunggu sebentar."

Seokjin ke luar dan menggunakan kamar kecil lalu turun ke lantai bawah. Ia mengantri di kasir dan saat tiba gilirannya, ia berkata, "Permisi, saya diminta memberi tahu ini untuk lantai tiga."

"Oke. Silakan dibawa."

"Tidak perlu dibayar?"

Petugas kasir terkekeh.

Monkey BusinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang