🍒🍓 27

3.4K 375 11
                                    

CherryBerry 🍒🍓

Ada yang belum tidur?







Jungkook Jeon, anak ketiga dari tiga bersaudara, bungsu dari dua kakak laki-laki bernama Jimin dan Hoseok, gadis manis berusia remaja yang memiliki otak istimewa.

Si manis tengah duduk di kursi yang ada di balkon kamarnya, memejamkan mata sembari tangannya mengusap lembut Catty yang kini tidur bergelung di pahanya, ingatan Jungkook kembali ke beberapa jam lalu, setelah makan malam tepatnya, telpon dari nenek Kim yang ada di Beijing.

"Sayang" Jungkook membuka matanya saat mendengar suara lembut beserta usapan halus di kepalanya dari sang ibu "kenapa belum tidur hm?" Tanya nyonya Jeon lagi setelah Jungkook benar-benar membuka kedua matanya

"Kookie belum mengantuk eomma" jawab Jungkook singkat yang mendapat senyum dari sang ibu.

Tak ada yang aneh dari jawaban Jungkook, hanya saja nyonya Jeon terlalu peka terhadap sang anak "memikirkan ucapan nenek tadi?"

"T-tidak eomma" Jungkook tersenyum, membuat nyonya Jeon semakin yakin kalau ada yang mengganjal di pikiran anak bungsunya itu

"Ayo masuk, ini sudah larut sekali, angin malam tidak baik untukmu" dan setelahnya, Jungkook bersama nyonya Jeon memasuki kamar, tak lupa mengunci pintu balkon


Jungkook dan sang ibu kini sudah berada di atas ranjang milik Jungkook, dengan posisi tidur bersisian keduanya masih sama-sama membuka mata mereka, masih sama-sama terjaga namun terselimuti keheningan.

Nyonya Jeon paham betul apa yang dirasakan sang anak "sayang, kalau Kookie tidak mau eomma bisa kok bujuk nenek agar bungsunya eomma tetap disini" nyonya Jeon menggeser posisi, mengusap rambut Jungkook beberapa kali kemudian membawa sang anak ke dalam pelukannya

Jungkook membalas pelukan sang ibu, semenjak kedua orang tuanya kembali ke rumah, ini kali ketiga Jungkook tiduran di kamar sambil dipeluk ibunya, rasanya nyaman sekali, hangat dan menyenangkan

"Tidak eomma" ucap Jungkook pelan "tidak apa-apa, lagipula Kookie sudah pernah janji pada nenek untuk tinggal disana kan" Jungkook mendongak, menatap manik coklat sang ibu kemudian kembali mendusalkan kepalanya di dada ibunya














.

"Kau yakin mau pindah ke Beijing? Serius Jung? Maksudku kau selama ini kan selalu memiliki alasan untuk tetap tinggal disini, lalu kenapa tiba-tiba setuju untuk pindah?" Tanya K ketika mereka— Jungkook, Yoongi, Lucas dan Bright tengah berkumpul di rumah Yoongi.

Jungkook mengangguk "aku tidak bisa mengulur terus, lagipula selama ini aku sudah terlalu banyak menghindar dan beralasan, lalu setelah dipikir-pikir bukankah semakin cepat aku kesana maka akan semakin cepat juga aku akan kembali kemari kelak"

Yoongi mengangguk "hanya saja, bukankah kalau kau ke Beijing itu tandanya tugas kami selesai sementara"

Bright mengangguk, menggoyangkan kakinya kemudian menatap Jungkook "aku akhir-akhir ini memang rindu kampung halamanku tapi menurutku bukan alasan yang menarik kalau aku pulang karena tugasku selesai disini" Bright menghembuskan nafas panjang, menyandarkan tubuhnya pada sandaran sofa "tapi walau bagaimanapun menurutku ini juga saat yang paling tepat" ucap pemuda Thailand itu lagi

"Kalau kau ke Beijing sekarang, mungkin kau hanya akan tinggal disana empat sampai lima tahun, kan?" Tanya Bright yang mendapat anggukan dari empat temannya disana "satu tahun untuk kau melanjutkan sekolahmu, sisanya kuliah" keempat orang disana masih memperhatikan Bright yang tengah mengutarakan pendapatnya

"Kau bisa ambil semester atas, mengingat otakmu yang cukup cerdas, setelah wisuda kau kembali kemari lagi" lanjut Bright

"Ah aku tau kemana arah bicaramu" sela K "koreksi jika aku salah, jadi menurutmu ini saat yang tepat sebab lama waktu Jungkookie disana bisa disesuaikan dengan masa kuliah, benar?" Bright mengangguk, membenarkan ucapan K "berbeda halnya kalau Jungkookie pergi kesana setelah kuliah, dia tidak punya batas waktu alias nenek Kim bisa saja menahan Jungkookie untuk tetap disana, ya walau tidak tau banyak tapi aku sedikitnya tau watak nenek Kim"

CHERRYBERRY [V.K] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang