4. Pesta Kerajaan

154 33 5
                                    

"Hallo Lady Alice?" Seorang gadis menyapa Alice dengan wajah angkuhnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hallo Lady Alice?" Seorang gadis menyapa Alice dengan wajah angkuhnya.

Alice tersenyum, "Hai Lady," Alice tidak menyebutkan namanya, karna memang Alice tidam mengetahui siapa dia.

"Kau mengikuti aku lagi ya? Huh?"

Alice mengendikan kedua alisnya, dilihatnya baju yang dikenakan wanita didepannya. Hiasan pada dadanya benar-benar sama, yang membedakan hanya ekor gaunnya.

"Kau Lady Emma, benar?"

"Lalu kau kira aku ini siapa?!"

Seketika Alice merubah raut wajahnya, ekspresi yang tadinya ramah, sekarang menjadi lebih dingin.

"Tidak hanya memastikan, kalau kau tidak akan berubah, iya kan? Selalu mengikutiku, dan sekarang kau menuduhku, tidak tahu diri sekali." Alice tersenyum sinis.

Emma George, anak dari Ken George dia adalah Duke of Royal Purity. Ken adalah adik dari Wills George, Raja dari Tedor.

Emma dan Alice memang tidak dekat sejak kecil. Bahkan Wills dan Ken, dulunya mereka berebut tahta kerajaan. Oleh karena itu, kedua keluarga ini sering berselisih, terlebih Alice dan Emma yang tidak segan mengucapkan ketidak sukaannya didepan orang itu sendiri.

Dan sekarang Alice hanya menuruti apa perintah ibunya, dia tidak akan berbaik hati dengan Emma. Atau ini hanya bentuk pembelaan diri, agar ia tidak kalah dengan Emma.

"Apa mulut bangsawan seperti itu? Huh?" Sulut Emma.

"Kau yang memancing, aku hanya menanggapi saja." Jawab Alice dengan santai.

"Para gadis ini kenapa selalu tidak akur kalau bertemu?" Henry datang entah dari mana.

"Tidak ada urusannya denganmu Sir Henry, jangan ikut campur urusan kami!" Ucap Emma.

"Kami? Aku tidak merasa, dan aku tidak punya urusan dengamu." Alice tertawa, terdengar meremehkan.

"Dasar kau ini.." tangan Emma sudah terangkat, siap untuk menampar Alice.

Tapi tangan Emma tertahan saat Jeno menahannya.

"Mau menampar seorang Putri Tedor, Lady?"

Emma gelagapan sendiri, "tidak.. tidak... aku hanya membela diriku, dia yang memulai, Pangeran."

Semantara itu Alice menutup matanya, ia kira dirinya akan terkena tamparan Emma. Nafasnya bahkan sempat tertahan, wajahnya pucat. Alice yang sekarang, dia tidak pernah terlibat pertengkaran dan sekarang rasanya menakutkan.

"Lady Alice, kau tidak apa?"

Alice tersentak oleh suara Jeno, "aku pergi dulu."

Langakah kaki Jeno mengikuti Alice, lelaki itu terus memanggil nama Alice. Jeno hanya khawatir karna melihat wajah Alice yang pucat tadi.

My Prince CharmingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang