awalan/akhir

375 63 55
                                    

Samar terlihat seseorang di dalam ruang musik. Dengan alunan piano yang dimainkannya, begitu indah dan nyaman untuk didengar. Orang misterius yang selalu memainkan piano dengan alunan sedih yang mampu membuat pendengarnya seakan-akan merasakan sakitnya.

Sebenarnya apa yang membuatnya begitu terluka?...

《▪︎▪︎▪︎▪︎◇◇◇▪︎▪︎▪︎▪︎》

Mungkin bagi sebagian orang, uang adalah sumber kebahagiaan. tapi tidak untuk Bintang, karena nyatanya uang tidak mampu membuat Bintang bahagia.

Setelah kepulangan Ibunda tercintanya, entah kenapa suasana rumah yang dulu hangat, kini menjadi dingin dan sunyi.

Bunda mengalami Acute lymphoblastic leukemia (ALL) atau leukemia limfoblastik akut. Yang terjadi ketika sumsum tulang terlalu banyak memproduksi sel darah putih jenis limfosit yang belum matang atau limfoblas.

Tapi sayangnya penyakit ini terlambat disadari, karena Bunda yang selalu menolak untuk dibawa ke dokter. Bunda pikir rasa sakitnya hanya karena tubuh nya yang kelelahan.

Hingga akhirnya Ayah dan Bintang melihat tubuh Bunda yang terbaring lemah di kasur. Ayah dengan sigap langsung membawa Bunda ke rumah sakit terdekat untuk diperiksa.

Dan Bintang dapat melihat bagaimana terpukulnya Ayah saat mengetahui penyakit yang dialami Bunda.

Ayah begitu frustasi dengan tangisannya. Ia meminta agar Bunda ditangani oleh dokter profesional tidak peduli berapa-pun biayanya.

Jangan ditanya bagaimana keadaan Bintang saat itu. Karena sudah jelas hati Bintang begitu sakit, saat melihat Ibunda tercintanya terbaring lemah tak sadarkan diri, dengan berbagai selang yang menempel ditubuhnya.

Bintang sudah tak sanggup menangis lagi,
Ia begitu sedih dan hancur hingga akhirnya tak mampu menyampaikan ekspresinya dengan baik. Tetapi satu hal yang pasti, saat itu hati bintang lah yang menangis.

Semalaman Bintang dan Ayah menunggu Bunda di koridor rumah sakit. Tapi keadaan bunda tak menunjukan pembaikan sama sekali.

Ayah meminta dokter untuk segera melakukan operasi sumsum tulang belakang.
Tetapi nyatanya tidak semudah itu.

Karena dokter bilang, bahwa Bunda harus melakukan kemoterapi atau radioterapi dosis tinggi untuk menghancurkan sumsum tulang yang sakit terlebih dahulu. Operasi yang akan dilakukan juga hasilnya 50:50 karna keadaan leukemia Bunda yang sudah parah.

Bunda pasti tahu bahwa Bintang dan Ayah menyayangi Bunda.
Sangat... sangat... menyayangi Bunda.

Tapi nyatanya.......

Tuhan yang lebih menyayangi Bunda.
Mungkin Tuhan tahu semua rasa sakit yang Bunda tutupi selama ini, dan Tuhan tidak mau Bunda merasakan sakitnya lebih lama lagi.

Bintang dan Ayah sudah pasti sangat sedih saat mengetahui fakta bahwa Bunda sudah pergi meninggalkan kami.
Rasa tidak terima sudah pasti ada saat itu.
kecewa dengan takdir Tuhan..!
Sedih..!
Marah..!

Semuanya bercampur jadi satu.

Dan Bagas--abang Bintang. Akhirnya pulang untuk mengantar Bunda ke pemakaman terakhir. Sudah jelas Bagas sama sedihnya dengan Bintang dan Ayah.

Bagaimana tidak?
Bagas yang pulang kerumah ber-niat untuk mengunjungi orang tuanya, dan melepas rindu dengan adiknya. Justru disambut dengan kabar duka meninggalnya Bunda.

Bagas berkuliah di luar negeri dan memang jarang pulang. sekali-kali dia pulang di hari-hari penting dan liburan semester.

Dan kepulangan dia saat itu berniat untuk memberi kejutan kepada keluarganya. Tetapi nyatanya, Bagas lah yang dibuat terkejut akan keadaan keluarganya.

"Apakah selama itu Bagas pergi Bun?, sampai-sampai Bunda sudah pergi tanpa berpamitan dulu dengan Bagas!" Suara isak tangis Bagas sembari memeluk batu nisan Bunda.

Bintang dan Ayah hanya menangis dalam diam karena tidak tahu harus berbuat apa. Ayah hanya bisa memeluk dan mengusap pundak Bagas untuk menguatkan Bagas. padahal bintang tahu, bahwa ayah lah orang yang paling hancur saat itu.

Bagas tidak lama berada di rumah, karena harus kembali keluar negeri untuk melanjutkan kuliahnya. Sudah jelas Bintang sedih, karena dia masih merindukan Abangnya yang jarang pulang itu.

"Bang beneran besok udah mau balik lagi?gak bisa diundur emang?" Suara Bintang yang sedang menahan tangis, karena dia masih ingin abangnya tetap dirumah.

"Gak bisa dek. Abang juga masih mau disini nemenin kamu sama Ayah, tapi Abang gak bisa ngambil cuti kuliah lebih lama lagi." Jawab Bagas yang sebenarnya berat untuk kembali keluar negeri meninggalkan Adik dan Ayahnya.

Bintang yang mendengar jawaban Bagas hanya terdiam, karena Bintang memang tidak tahu harus menjawab apa. Di satu sisi Bintang tidak terima Bagas kembali keluar negeri, tapi di sisi satunya Bintang sadar kalau Bagas harus melanjutkan kuliahnya.

Saat Bagas benar-benar sudah pergi.
Bintang baru merasakan aura sunyi dari rumahnya. Bagaimana tidak, rumah sebesar ini hanya ditinggali oleh Bintang, Ayah, beberapa asisten rumah tangga dan hewan kesayangan Bintang.

Dan entah kenapa setelah kepergian Bunda. Ayah menjadi orang yang tidak banyak bicara, dan Ayah semakin jarang berada di rumah.

Bintang mengerti....

mungkin berada dirumah hanya akan membuat Ayah selalu mengingat Bunda, dan berakhir tidak terima dengan takdir bahwa Bunda sudah tiada.

Tapi apakah Ayah lupa? bahwa ada Bintang di rumah yang masih memerlukan kasih sayang Ayah.

Apakah Bintang egois jika meminta itu yah?

Dan itu terus berlanjut hingga sekarang.

Bintang tidak ingat kapan terakhir kali Ia makan bersama Ayah, bahkan Bintang lupa dengan suasana hangat saat bersenda gurau dengan Ayah.

Sungguh Bintang merindukan itu.













Bersambung....

Siapa tahu di sini ada yang mao kenalan sama Bintang

Siapa tahu di sini ada yang mao kenalan sama Bintang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ini kesayangannya bintang 🤍

Ini kesayangannya bintang 🤍

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote ya💚

Diary Bintang | ChenleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang