Matahari sudah menunjukan wujudnya, tapi Bintang masih enggan untuk meninggalkan kasurnya.
Saat alarm terakhir berbunyi Bintang baru mematikannya, dan langsung mengecek ponselnya, ternyata sudah banyak panggilan tak terjawab dari Jaka. Bintang berniat untuk mengabaikan, tapi ponselnya kembali berdering.
"DRRETT.....WOY BINTANG CEPETAN BANGUN. GUA UDAH DI DEPAN RUMAH LU NIH!!" Ucap Jaka yang kesal karena terlalu lama menunggu.
Bintang yang baru bangun dari tidurnya hanya tersentak mendengar teriakan Jaka dari ponselnya.
"Hmm...Iya sebentar!" Jawab Bintang masih setengah sadar.
Jangan bertanya kenapa pagi-pagi Jaka sudah berada di rumah Bintang. Karena bocah itu ingin menghemat uang jajannya dengan nebeng motornya Bintang dan sesekali ikut sarapan bersama Bintang jika Bibi sudah membuat sarapan.
Bintang langsung membuang selimutnya dan segera bersiap-siap untuk berangkat sekolah. Setelah selesai, Bintang langsung turun ke dapur untuk mengambil dua potong roti sebagai pengganjal perut.
"Den Bintang gak mau sarapan dulu? Bibi tadi sudah masakin nasi goreng." Tanya Bibi halus.
"Enggak bi. Bintang udah telat soalnya." Jawab Bintang.
"Bibi pindahkan kekotak bekal ya?" Tanya Bibi.
Bintang hanya mengangguk sebagai jawaban. Sebenarnya Bintang sedikit malu jika harus membawa kotak bekal ke sekolah. Tapi Bintang tetap melakukannya, karena menghargai Bibi yang sudah membuatkannya sarapan.
Bintang langsung menghampiri Jaka yang terduduk bosan karena menunggu.
"Lama banget dah, ngapain dulu sih?" Ucap Jaka kesal.
Bintang hanya tertawa dan langsung menaiki motornya. Jaka yang merasa diabaikan hanya bisa menghembuskan napas kasar, dan lansung menghampiri Bintang menaiki motornya.
Benar saja prediksi Bintang dan Jaka. Mereka datang terlambat karena jalanan pagi hari dipenuhi kendaraan yang berlalu lalang.
Jika Bintang tidak membawa motor mungkin Bintang dan Jaka bisa masuk dengan memanjat pagar belakang sekolah, tapi nyatanya Bintang terlalu sayang untuk meninggalkan motornya di tengah jalan.
Alhasil pagi-pagi murid-murid yang telat harus berhadapan dengan Pak Supri.
Pak Supri ini satpam sekolah, yang jika sudah menutup gerbang seperti orang yang kerasukan setan budek."Lu sih lama banget bangunya, jadi telat kan!!" Jaka yang kesal karena terlambat.
"Koh lu nyalahin gua, kan gak ada yang nyuruh lu buat nunggu juga!" Ucap Bintang yang ikut kesal.
Bukannya memikirkan alasan atas keterlambatannya kepada Guru BP, mereka malah sibuk beradu argumen tidak penting.
Kevin yang langganan telat pun akhirnya datang dengan motor ninja merahnya. Yang membuat Bintang dan Jaka bingung, Kevin yang datang lebih lambat dari pada mareka, tapi bisa-bisanya turun dari motor dengan tampang tidak berdosa. Tidak lupa dengan lengan baju yang tergulung, ditambah kancing atas kemeja yang terbuka, senior mah beda.
"Halo bro---tumben pada telat?" Tanya kevin.
"Gara-gara Bintang tuh tadi lama!" Ucap Jaka. Bintang yang namanya disebut hanya mengabaikan saja karena sudah malas berdebat.
Kevin hanya tertawa kecil melihat tingkah teman-temannya yang menggemaskan.
Guru BP pun akhirnya datang dengan peluit yang selalu dia bawa.
"Priiiitt---!!" Suara nyaring peluit Pak Indra.
"Oh bagus ya---sekarang makin banyak yang berani telat!!" Ucap Pak Indra dengan nada tinggi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Bintang | Chenle
Teen FictionJika kehilangan dirinya saja sudah membuat Bintang terluka. Tapi mengapa seakan itu semua tidak cukup? Mengapa Tuhan sangat senang mendengar tangisan Bintang. Hingga akhirnya kamu juga memutuskan untuk pergi meninggalkan Bintang.