"Tapi dia pacar gw, emang salah kalau dia dekat-dekat sama gw!" tutur Bintang.
"Hah!" Niken terkejut mendengar itu. Bahkan murid-murid yang menonton itu juga ikut terkejut.
"Apa-apaan dia main ngaku-ngaku jadi pacar gw," batin Pelangi.
"Ayo!" Bintang membantu Pelangi berdiri dan langsung membawa Pelangi pergi meninggalkan Niken yang masih tidak percaya dengan ucapan Bintang barusan.
Tatapan tajam dari para siswi yang mereka lewati berhasil membuat Pelangi merasa takut dan merinding, tapi sialnya Bintang sama sekali tidak menggubris tantang hal itu dan terus menarik tangan Pelangi untuk menjauh.
"Bisa nggak sih jangan lemah kalau ditindas, kalau lo nggak merasa salah seharusnya lo bisa melawan." Pelangi langsung menarik paksa tangannya yang sudah di cengkeram oleh Bintang, sampai ada bekas merah disana.
"Semua ini juga gara-gara lo, kalau gw tau kenal sama lo bakal menimbulkan masalah kaya gini, lebih baik gw nggak pernah berurusan sama lo dari awal." lirih Pelangi.
"Gw pindah sekolah mau mencari ketenangan yang gw nggak dapat di sekolah lama gw, tapi sekarang gara-gara lo! Gw dapet perlakuan yang sama lagi," bisik Pelangi gemetar dan tanpa sadar Pelangi sudah meneteskan beberapa air dari sudut matanya.
"Maaf" cuma kata itu yang bisa bintang ucapkan, menurut Bintang melihat perempuan menangis hanya akan membuat hatinya ikut sakit.
Bintang mulai mendekatkan tubuhnya pada Pelangi seakan siap untuk menjadi sandaran dan membiarkan Pelangi larut dalam tangisnya sebentar, "Gw minta maaf, tapi kalau lo mau anggap omongan gw tadi serius, juga gapapa."
"Maksudnya?" tanya Pelangi
"Pacar!"
"Nggak waras lo!" bentak pelangi sembari mendorong tubuh Bintang dan langsung pergi menjauh dari tempatnya, saking terburu-burunya Pelangi tidak sadar menginjak tali sepatunya sendiri hingga membuatnya terjatuh.
"Hati-hati, nanti jatuh!" ejek Bintang sembari menahan tawa.
"Telat!" Pelangi langsung kembali bangkit dan segera berjalan cepat karena merasa malu.
Tanpa mereka sadari ternyata ada satu pasang mata yang sedang mangamati mereka dari kejauhan, "oh jadi dia orangnya!" bisiknya.
________
Pelangi langsung pergi menghampiri teman-teman barunya yang sudah terlihat panik karena dirinya yang pergi terlalu lama.
"Anggi kamu dari mana aja?" tanya Mika
"Tadi kita cari ke toilet, kamu nggak ada?" timpal Adis
"Oh itu tadi aku ke kelas dulu, dompet yang ketinggalan!" Jawab Pelangi berbohong.
"Oh gitu, tadi kita kira kamu nyasar," celetuk Adis
"Yaudah lanjutin dulu makannya gi," ucap Mika
"Hmm aku udah nggak selera, kita ke lapangan aja yuk."
"Lapangan? Oh pasti kamu mau liat Bintang main basket ya!" ejek Adis
"Ih apa sih! aku tau Bintang bisa main basket aja enggak," jawab Pelangi kesal.
"Terus kenapa kamu ajak kita ke lapangan?" Tanya Mika
"Tadi aku liat lapangan ramai banget, aku jadi kepo," jawab Pelangi jujur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Bintang | Chenle
Teen FictionJika kehilangan dirinya saja sudah membuat Bintang terluka. Tapi mengapa seakan itu semua tidak cukup? Mengapa Tuhan sangat senang mendengar tangisan Bintang. Hingga akhirnya kamu juga memutuskan untuk pergi meninggalkan Bintang.