𝐢

275 57 3
                                    



reading (v). one of your hobbies.


Aku suka sekali ke perpustakaan. Tidak untuk membaca dan menambah wawasan, hanya sekedar mendinginkan diri dari neraka luar sana.

Cuaca akhir Juni sungguh mengerikan. Aku tak sanggup menahan teriknya matahari menusuk kulit. Lebih baik melindungi diri di bawah mesin pembeku ruangan.

Tinggal dua puluh menit sebelum aku pergi ke gimnasium Inarizaki. Aku tahu si pirang itu sedang mencariku, menyuruhku untuk berlatih seratus kali lebih kejam daripada biasanya.

Pertandingan persahabatan akan dilaksanakan esok pagi. Aku mengerti Atsumu ingin kami semua tampil maksimal, namun cuaca seperti ini tak pandai menggodaku untuk berlatih di sana.

Aku ingin merebahkan diri sebentar saja.

"Hari ini panas sekali. Siang, Pak."

Aku berada di ujung perpustakaan ketika sadar ada kamu yang baru memasuki ruangan ini. Kenapa tiba-tiba aku merasa tidak tenang?

Aku tadi sedang mencoba untuk tertidur sambil menutupi wajahku dengan kedua lengan. Tapi mengetahui kamu ada di sini.... Tiba-tiba aku jadi ingin membaca buku.

Sialan. Kenapa aku ini? Aku tergesa-gesa mengambil buku apapun itu. Atensiku tertancap ke arah buku berjudul 'Sejarah Makanan Jepang' dan berpura-pura membaca setiap lembar.

"Wah, Osamu. Sedang baca apa?" Kamu mendatangiku.

Aku tak bisa merangkai kata dan berbicara seperti bayi. "Hah? Itu.. Iya, baca buku."

Bodoh.

"Hahaha. Sejarah makanan? Aku sudah baca itu."

"Aku tahu kau sering ke sini dan membaca berbagai buku, kan?" Sontak aku menutup mulutku. Ah, ketahuan. Mungkin kamu akan merasa aneh padaku.

Ternyata dugaanku salah.

"Iya, benar. Wah, kamu memperhatikanku?"

"Hah? Tidak. Aku kebetulan selalu di sini, bersantai sebelum latihan." Sebagian dari kalimatku benar dan sebagiannya lagi kebohongan belaka.

"Oh, ya?"

"Iya."

Jika ingin jujur, aku sering melihatmu di sini. Tapi aku tak pernah menganggu waktumu, aku cukup tahu diri — tidak seperti Atsumu yang sering menyusahkanmu. 

Bahkan aku jadi tertarik membaca buku karenamu. Aneh, tapi sekarang nilaiku tinggi karena literasiku meningkat.

"Aku takkan membuat onar di sini. Baca saja," ujarku pelan. Kamu mengangguk dan membaca buku di sampingku.

Kamu terlihat begitu tenteram, tahu? Diam memanglah pewatas saat itu, tapi aku menggemarinya.

Dan perlahan aku tersadar — bisakah waktu berhenti untuk saat ini juga?

Karena aku sudah jatuh jauh lebih dalam daripada biasanya.

Hal kecil ketiga yang aku sukai darimu.

NOTE!Kangen banget pergi ke perpustakaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

NOTE!
Kangen banget pergi ke perpustakaan.

Stay safe and healthy, ya.

tiny details, m. osamu ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang