𝐥𝐢𝐭𝐭𝐥𝐞

199 51 5
                                    



dimples (n). i realized you have that.


Musim dingin. Masa-masa liburan telah tiba. Aku sudah tak sabar ingin bercengkrama sambil bermain di bawah hamparan es putih di luar sana.

Sudah menjadi sebuah rutinitas bagiku, si pirang dan kamu yaitu bermain dengan salju. Pertengahan Desember merupakan waktu paling tepat untuk berperang dengan bola-bola beku.

"Ini tahun ketiga aku bermain dengan kalian." ucapmu.

Tiga tahun kami bersama sejak kelas sembilan. Apalagi ditambah koneksi antara kedua orang tua kami, membuat kami semakin dekat.

"Iya, benar."

Aku mengundang satu orang lagi, yakni Suna. Kamu terkejut melihat keberadaan mahluk satu itu.

"Suna?" Lelaki itu menggelengkan kepala. "Bukan, orang lain." Ada-ada saja.

"Biar orangnya pas untuk perang saljunya. Ayo, ayo, mulai!"

Kami berpencar. Sekarang mode perang salju yang digunakan adalah satu lawan satu. Semuanya membangun blokade dengan sigap, lalu melemparkan bola-bola salju satu sama lain.

"(Name)! Rasakan ini!" Atsumu melempar cepat ke arahmu. Kamu berlindung di belakang bentengmu.

"HA! Tak kena!"

Atsumu semakin bersemangat memborbardirmu dengan salju.

Aku juga tak mau kalah. Dalam kesempatan terkecil itu aku melemparmu dengan pelan.

Dan berhasil.

Suna ternyata juga berhasil melempariku karena aku keluar dari pertahananku sendiri. Aku langsung membalasnya.

Aku tertawa lepas seakan-akan aku tidak memiliki pikulan apapun. Momen itu adalah salah satu momen bernilai bagiku. Mungkin bagi kalian sepele, bagiku tidak.

Setelahnya berubah menjadi mode berkelompok. Suna bersama Atsumu, ia berkata bahwa ia tak mau menganggu waktuku denganmu. Anak itu..

"Mohon kerja samanya, Osamu!" kekehmu.

Dengan sekuat tenaga kami berperang melawan Atsumu dan Suna. Berpuluh-puluh lemparan mengenai mereka. Salju yang dingin membuat mereka harus mundur.

Tentu saja aku dan kamu menang.

"Osamu! Kita menang!" Perasaan ini sama seperti aku memenangkan pertandingan voli bersama rekan-rekan lainnya.

Kemenangan yang terkesan remeh ini menjadi harta karun bagiku. Seolah-olah dunia hanya menyorot aku dan kamu berdua saja.

Aku dapat menyaksikan senyuman secerah langit biru punyamu. Kurva lebar yang ingin aku abadikan.

Lagi-lagi aku tercengang.

Kamu memiliki lesung pipit yang menambah kecantikanmu. Bodohnya aku baru tahu saat itu juga.

Bulan kedua belas itu selalu menarik. Pohon-pohon mengering, salju yang menutupi. Kesannya musim dingin selalu lengang dan muram. Tapi senyumanmu ibarat matahari yang mencairkan semuanya — musim semi.

Aku suka senyumanmu. Tetaplah tersenyum, ya?

Hal keenam yang akan selalu kuingat mengenai dirimu.

NOTE!Apa musim favoritmu?Aku suka musim gugur dan musim hujan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

NOTE!
Apa musim favoritmu?
Aku suka musim gugur dan musim hujan.

Stay safe and healthy, ya.

tiny details, m. osamu ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang