𝐲𝐨𝐮

200 46 10
                                    



hugs (n). i like it when you're hugging me.


Pertandingan melawan sekolah lain. Sekarang adalah babak semi final. Aku sedang bersusah payah memerjuangkan poin agar tim kami menang.

Atsumu memberiku kode supaya aku memukul bola darinya. Sebenarnya aku enggan sih. Tapi agar Inarizaki menang, aku ikuti saja.

Bola dipukul. Lawan membalas, Atsumu mengoper bola ke Suna — salah besar, itu memang ditujukan kepadanya, namun akulah yang melakukannya.

Lawan kami tampak goyah. Aku melirik ke arah papan poin. Sedikit lagi agar kami menang.

Karena mungin terkejut dengan serangan tadi, tim lawan akhirnya memutuskan untuk beristirahat. Kami pun sama dan berdiskusi tentang langkah apa yang harus dilakukan dengan pelatih.

Aku mendengarkan dengan seksama ketika mataku tertuju padamu yang sedang melambaikan tangan di atas sana.

"Osamu! Atsumu! Kalian bisa!" teriakmu begitu keras.

Kamu begitu berbeda hingga aku bisa mencarimu di tengah keramaian penonton.

"KALIAN BISA!"

Aku sudah sering mendengar kalimat semangat dari orang lain. Tapi mendengarnya darimu membuatku lebih semangat lagi mencetak skor.

Senyuman semanis gula punyamu itu bahkan membekas di pikiranku hingga sekarang.

Sesi istirahat telah selesai dan kami kembali ke lapangan. Atsumu sudah merencanakan sesuatu agar kami memenangkan pertandingan ini.

Lawan lalu melemparkan bola. Rekan-rekanku membalasnya dan terjadilah rally yang sengit. Bola tidak jatuh baik di sisi lawan maupun sisi kami. Benda tersebut terus berputar di udara dan aku tak tahan melihatnya.

Atsumu lalu mengencangkan lompatannya dan dengan kekuatan yang ekstra melempari salah satu di antara kami bola tersebut. Seperti undian, kami tak tahu siapa yang ia pilih.

Dan akulah pemenang undian.

Aku langsung menyerang lawan seketika. Itu adalah poin terakhir — berarti kami menang.

Atsumu dengan wajah yang terlalu bahagia mendekapku. "Jangan dekati aku. Kau bau sekali." ucapku.

"SAMU! KITA MENANG!" Dia malah tidak memperdulikan perkataanku dan mengeratkan pelukannya.

Aku melihat kapten tersenyum sambil bertepuk tangan. Yang lain ikut mendekapku dan tersenyum penuh haru.

Memandang ke arah tribun penonton, aku melihatmu di sana sudah hampir menangis juga. Hahaha, lucu sekali!

Aku hanya bisa memperlihatkan senyuman padamu sebelum kami semua membungkuk pada pendukung kami, mengucapkan terima kasih atas sorakan mereka.

Setelah menyiapkan diri untuk pulang, aku mendengar namaku dipanggil olehmu.

"Osamu! Selamat atas kemenangannya!"

Kau tahu? Sepertinya aku mati di tempat saat kamu memelukku. Jutaan kupu-kupu memenuhi, sekujur muka berubah menjadi panas.

Aku lelah karena kamu selalu memberiku kejutan yang begitu aneh.

"Iya.."

"Ah, maaf! Aku terlalu senang..." Aku hanya bisa menghela napas saat kamu melepaskannya. Kehangatan yang ada sedari tadi memudar.

Daripada aku menyesal, aku mendekapmu lebih erat.

Rambutmu wangi peach, haha.

Terlalu senang, eh? Padahal kamu selalu seperti ini saat tim kami menang. Kalah pun kamu akan memelukku dan Atsumu. I love your hugs way too much, you know?

Hal kesembilan yang aku sukai darimu.

Hal kesembilan yang aku sukai darimu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

NOTE!
Waaaah happy 500 reads <3

Stay safe and healthy!

tiny details, m. osamu ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang