𝐄𝐍𝐃.

389 56 18
                                    



Aku berjalan dengan sigap menuju suatu tempat. Kaki kecilku mencoba menghentikan langkah ini, namun aneh saja, aku terus berjalan. Bebatuan tersingkir akibat kaki yang menggesek-gesek tanah tempat aku berdiri sekarang.

Hari ini hari yang pucat. Temperatur udara tidak terlalu menyengat dan itu adalah sebuah keuntungan bagiku.

"Kak! Tunggu!" Seorang gadis menahan lenganku dan memberiku sesuatu.

"Perlu ini, kan? Tadi terjatuh." tanyanya polos. Gadis dengan surai hitam legamnya itu terlihat menakutkan namun ia hanyalah seorang anak kecil yang baik hati.

"Terima kasih." Aku mengambilnya dan terus berjalan ke arah tempat yang dituju. Aku harus segera ke sana atau amarah akan terdengar dari mulutnya.

Aku mendapatkan senyuman dari mulut sang gadis sebelum ia menghilang di antara pilar-pilar.

Baju putih ini sungguh tidak sesuai. Aku merutuki diri sendiri.

Semilir angin meniup wajah, mau tak mau aku harus menutup mata. Pohon yang rindang menjulang menutupiku dengan bayang-bayangnya yang teduh.

Semuanya seakan-akan mengatakan, "Bersabarlah."

Aku sabar. Aku bukanlah gelas kaca yang mudah retak. Aku terbuat dari beton dan dinding yang tinggi menjadi pagar diri.

Aku mengeratkan kepalan tangan. Berjuang sendiri, apa bisa aku sampai dengan selamat?

Sedikit lagi.

Aku mulai bermonolog layaknya seorang pemain opera. "Tenanglah, jangan gugup. Tenanglah."

Langkah pertama sudah dijalani. Tak terasa sudah tiba di tempat.

Aku tadi berpikir bahwa aku adalah luka yang sudah kering dan sudah terobati dengan plester, akan tetapi aku salah besar — aku adalah luka basah.

Aku di sini, di tempat peristirahatan terakhir dirinya.

Tertulis di sana abjad-abjad yang menjadi sebuah nama. Aku dapat melihatnya dengan jelas.

Eh? Kenapa buram?








































Air mata adalah pelakunya.

Aku tahu nama Miya Osamu tertera di sana.


























Hari ini hari yang biasa saja. Sebuah hari yang akan berlalu seperti hari-hari lainnya.

Tapi tidak bagiku — hari ini tepat enam bulan ia meninggalkan kami semua.

"Aku datang. Apa kau senang?"

Tentu saja dia takkan menjawab. Nestapa memenuhi, reminisensi meretas jiwa. Kenapa mengharapkan sebuah tanggapan dari seseorang yang sudah tiada?

Aku menaruh barang dari gadis tadi. Bunga-bunga cantik sekarang sudah berada di tempatmu. Setelah itu melakukan apa saja yang perlu dilakukan saat mengunjungi makam.

Aku menatap nanar tempat ini. Aku tersadar, si surai pirang belum menunjukkan batang hidungnya. Ia berjanji akan datang, mungkin saja sedang bersiap-siap.

"Aku sudah membaca jurnalmu, Osamu," ujarku pelan. Jurnal milikmu diberikan oleh Atsumu kepadaku. Aku akui, setiap membaca kalimat yang tertera, sebagian dari diriku retak.

Aku tidak sanggup.

Karena aku tahu, aku pasti akan melihat bayanganmu yang sedang tersenyum manis padaku. Aku masih ingat kamu yang perhatian, kamu yang jahil, Miya Osamu yang aku kenal semenjak kelas sembilan.

Setelah sekian lamanya aku baru menyelesaikan jurnal yang kamu beri judul '10 hal yang aku sukai dari [Name].

Kamu tahu? Aku benci sekali dengan situasi ini.

Mengapa aku tak bisa mengembalikan waktu, dimana kamu masih ada?

Mengapa kamu harus memiliki penyakit yang begitu mematikan?

Kenapa harus pulang lebih dini?

Menghirup oksigen pelan-pelan, lalu dihembuskan. "Aku juga...." Suaraku tertangguh di tenggorokan. "Memiliki.... perasaan..... "
























"Yang sama." Air mata membanjiri, teriakan menggema.



























































"Dan aku telat mengatakannya padamu."































































END.

NOTE!Terima kasih sudah membaca! Terima kasih untuk vote, komen dan menaruh book ini di reading list!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

NOTE!
Terima kasih sudah membaca!
Terima kasih untuk vote, komen dan menaruh book ini di reading list!

Tentang buku ini... HEHEHHEHEHE. Maaf ya. HEHEHEHEHEHEHEH. Aku hanya bisa berhehe ria untuk part ini :D

Aku bakalan hiatus (HehEhE hiatus mulu dah) untuk nyiapin buku baru. Bener, aku harus bertapa di gua selama 3728383838 tahun agar mendapat inspirasi plot.

EDIT TERBARU: nangis banget, aku agak lupa
plot book Atsumu, ditaruh di draf dulu 😩👎🏻👎🏻👎🏻 Kalau inget ya bagus kalau gak yasudahlah.

Tapi ini masih rencana. Bisa aja berubah aheheheh. Ga janji lho!

Stay safe and healthy! See you soon!

tiny details, m. osamu ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang