[M] Mikasa kabur dari rumah sang Bibi yang berniat menjualnya kerumah bordil. Gadis itu berlari masuk kesebuah hutan terlarang di daerahnya. Hutan Athena--disana Mikasa menemukan sebuah kastil tua yang cukup menyeramkan.
Namun karena tak ada piliha...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sorenya Levi masuk kedalam kamarnya dimana Mikasa masih berada di sana.
Dia melirik nampan yang berisi makanan yang masih utuh. Levi menghela nafas. Selain tak mau sarapan Mikasa juga tidak mau melahap makan siangnya.
Lelaki itu mangambil nampan itu dan menghampiri Mikasa yang masih menenggelamkan wajah dilipatan lutut.
"Makan.."
Levi menyodorkan satu sendok makanan pada Mikasa. Dilihatnya gadis itu mendongak untuk melihatnya lalu kembali memalingkan wajah.
"Kau bisa sakit.."
Mikasa melirik lelaki itu tajam.
"Apa peduli mu.."
Dahi Levi mengernyit, tak tahu bahwa Mikasa akan sekeras kepala seperti ini.
"Aku peduli--"
"Peduli pada makanan mu ?"
Tatapan Levi menajam mendengar ucapan gadis itu. Tak sekalipun Levi menganggap Mikasa hanya sebuah makanan. Tidak, gadis ini tidak mengerti perasaan nya.
"Makan atau aku memaksamu dengan caraku sendiri.."
Rupanya Mikasa memang menantang Levi, lihatlah gadis itu malah memalingkan wajah membuat emosi Levi naik.
Lelaki itu meminum air putih milik Mikasa dengan kasar lalu tanpa Mikasa duga Levi menempelkan bibir mereka, Levi mencoba membuka bibir Mikasa. Sedangkan gadis itu sudah melotot terkejut. Berusaha memberontak namun tangan Levi malah menahan belakang kepala Mikasa.
First Kissnya!
Saat bibir Mikasa terbuka tanpa menyia-nyiakan kesempatan Levi langsung menyalurkan air putih itu kedalam mulut Mikasa memaksa agar gadis itu menelan nya.
"Uhuk uhuk!"
Setelah selesai Levi langsung melepaskan tautan bibir mereka dan menatap Mikasa dengan datar.
"Kau gila!"
Sudut bibir Levi terangkat melihat wajah memerah dan ekspresi marah sang gadis.
"Kau yang menginginkannya. Aku sudah memberimu pilihan.."
Mikasa diam namun gadis itu masih menatap Levi marah.
"Sekarang makan sendiri atau kusuapi makanan ini seperti cara tadi.."
Mikasa langsung mengambil piring yang berada dipegangan Levi dan melahap makan siangnya dengan penuh emosi dan rasa kesal.
Levi tersenyum, dia mengusap puncak kepala Mikasa dengan lembut.
"Jadilah gadis yang penurut, Mikasa.."
Mikasa sedikit melirik lelaki itu namun dia tetap melanjutkan makan nya hingga kandas--well sejujurnya Mikasa memang lapar.