[14] Loyal

94.9K 9.6K 287
                                    

"Tuan, apa itu tidak terlalu buru buru--"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tuan, apa itu tidak terlalu buru buru--"

"Tutup mulutmu.."

Levi melirik tajam pada Ren yang masih duduk santai dihadapan nya dengan memasang wajah polos tanpa dosa. Dia terlihat tidak merasa bersalah telah menganggu kegiatan Levi dan Mikasa tadi.

"Maaf tuan, saya tidak tahu anda akan melakukan nya secepat itu.."

Levi memijit pelipisnya pelan, tadi Levi hanya berniat menggoda Mikasa ternyata dia malah tersulut melihat bibir merah muda alami milik gadis itu.

Sudah Levi katakan Mikasa itu sangat menggoda dari segi manapun. Apapun yang gadis itu lakukan selalu berhasil menarik perhatian Levi, bahkan walau hanya melamun sekalipun

"Berkas apa yang kau ingin bicarakan ?"

Ren menatap levi sejenak sebelum mengeluarkan berkas hitam yang berada disisinya menunjukkan nya di depan Levi.

"Mr.Arata sepertinya ingin memanfaatkan anda. Dia kembali membatalkan perjanjian terakhir dan menginginkan anda untuk memberinya bonus delapan puluh persen.."

Levi berdecih sinis, lihat apa yang Levi bilang kan. Manusia itu serakah, licik dan menjijikan. Sudah sekitar tiga kali Mr.Arata membatalkan perjanjian penjualan rumah Mikasa dengan terus meningkatkan harga bayarnya.

Jumlah uang yang tertera di berkas itu memang terbilang banyak tapi Levi mampu membayar. hanya saja dia mulai muak dengan tingkah Mr.Arata.

Semakin Levi menuruti semakin melunjak sikap mereka. Sungguh menjijikan. Mereka memanfaatkan keinginan besar Levi untuk mendapatkan rumah itu. Levi yakin jika Levi menyetujui perjanjian kali ini pihak sana akan kembali membatalkan nya dan kembali menaikan harga bayarnya. Otak serakah manusia itu mudah terbaca.

"Kau tahu apa yang harus kau lakukan Ren.."

Ren tersenyum miring, lelaki bersurai putih itu menunjukkan salah satu berkas yang tadi ia tumpuk dibawah berkas pertama lalu menunjukkan nya dihadapan Levi.

"Tentu, tanpa anda suruh saya sudah melakukan nya Tuan.."

Levi menerima berkas itu dan membukanya, membaca semua tulisan di sana dengan teliti lalu detik selanjutnya senyum licik penuh kemenangan terbit di wajah tampan Levi. lelaki itu melirik pada Ren yang juga tengah menampilkan raut licik.

"Kau memang selalu bisa diandalkan Ren.."

Levi memang tak pernah menyesal memilih Ren sebagai orang kepercayaan nya. lelaki itu sangat bisa dihandalkan. Ren memiliki otak cerdas dan pemikiran yang licik--lelaki itu bisa saja menjadi Boss untuk yang lain.

Tapi nyatanya Ren memilih mengabdikan diri pada Levi--lelaki itu berhutang budi pada Levi karena pernah menyelamatkan nya dari penjualan budak dulu.

Padahal Levi juga tak menuntut Ren agar setia seperti ini. Dia membebaskan lelaki itu menjadi kokoh sendiri.

Levi tak akan melarang jika Ren ingin mundur dari posisinya sebagai tangan kanan Levi walaupun Levi tak bisa menapik fakta bahwa Ren sangat-sangat bisa dihandalkan.

Kiss The Dark ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang