03 : apartement

182 33 2
                                    

Felix bergegas mengemasi barang-barangnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Felix bergegas mengemasi barang-barangnya. Kemarin, ibu dan ayahnya memberi tahu Felix jika mereka dipindahkan ke Amerika untuk beberapa bulan kedepan karena urusan pekerjaan.

Kemudian menyuruh Felix untuk pindah ke apartement daripada tinggal dirumah besar itu seorang diri. Belum cukup, ibunya juga meminta Hyunjin untuk tinggal bersama Felix.

Lalu, kenapa tidak tinggal dirumah itu saja daripada pindah ke apartement?

"Rumah ini terlalu besar, nanti kamu capek mengurusnya. Jadi, lebih baik kalian berdua tinggal di apartement yang lebih kecil daripada rumah ini." begitulah yang diucapkan ibunya.

Namun, sepertinya itu hanya akal-akalan sang ibu.

Selesai mengurus perpindahannya –  bersama Hyunjin tentunya – mereka berakhir di sofa ruang tengah. Cukup melelahkan, meski melakukan semuanya berdua.

"Udah jam enam, gue mau masak buat makan malem dulu." Felix berdiri dari duduknya dan berjalan menuju dapur.

Ia sibuk memasak, tangannya dengan telaten memasukan sayuran yang sudah ia potong sebelumnya, membolak-balik sotil agar matangnya merata.

"Fel, berat badan lo turun? Badan lo rasanya makin kecil aja." ucapnya sambil terkekeh.

"Lo aja yang tambah gede, dan gue masih dalam masa pertumbuhan! Enggak mungkin badan gue mengecil." Bantah Felix.

"Bahkan kalau di lihat-lihat lo lebih kecil daripada Hena." kekehnya.

"Ya ya, terserah. Anyway, emang Hena gak keberatan kalau lo tinggal sama gue?"

"Dia oke kok, ngijinin, lagian dia cuma pacar." sahut Hyunjin malas.

"Cuma pacar, ya?"

"Enggak ada yang lebih penting dari sahabat gue ini,"

Tiba-tiba Hyunjin memeluknya, melingkarkan tangan di pinggang kecilnya, meletakan dagunya di pundak Felix.

Felix diam tak berkutik, sekejap. Kemudian aroma masakan menarik kembali kesadarannya. "Lo ngapain anjing???"

"Meluk lo lah, emang nya apa lagi??" jawabnya acuh.

Menghembuskan nafas pasrah, membiarkan Hyunjin. Rasanya hangat, sangat. Pelukan Hyunjin masih sama hangatnya seperti dulu, hanya saja ia merasa ini salah.

Tidak seharusnya ia membiarkan Hyunjin memeluknya.

"Lepasin woi, gue lagi masak." ucapnya pelan.

"Enggak mau, meluk lo tuh hobi gue tau. Lihat lo dari sini, tuh lo–"

Ia menarik dagu Felix, mencium bibir ranum pemuda didepannya. Memberi sedikit lumatan, kemudian diakhiri dengan kecupan singkat.

"–lo manis banget."

Tubuhnya menegang. Hyunjin acuh, melanjutkan aksinya, menggigit leher mulus Felix, membuat kissmark disana. Hyunjin ingin lebih, tangannya menyelusup masuk kedalam kaus Felix.

plak!

"Brengsek!"

"Brengsek!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
found and lostWhere stories live. Discover now