11 : pain

160 25 4
                                    

"Dua bulan lalu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Dua bulan lalu."

Kalimat itu terus terngiang-ngiang dikepala. Matanya kembali panas, tetapi rasanya air matanya sudah tandas, kering, menolak untuk keluar.

Hyunjin menatap Felix dari pintu, enggan masuk, hanya berdiri diam disana. Hatinya terasa diremat kuat, namun merasa sedikit lega. Lega ia berhasil berkata jujur pada Felix.

Felix beranjak dari duduknya, berjalan keluar, melewati Hyunjin begitu saja.

"Fel–

"Minggir, gue mau masak."

"Tapi lo–

"Gue ga sekacau itu, brengsek."

Mencoba melupakan masalahnya, ia masih memenuhi tugas-tugasnya. Memberi makan manusia berengsek yang tinggal satu atap dengannya.

"Dengerin gue." tangannya mencekal pergelangan tangan Felix, panas yang ia rasakan. "Lo demam?"

Felix menyentak keras tangan Hyunjin, "Jangan sok peduli, anjing."

Tak memperdulikan Hyunjin, fokusnya hanya pada alat dapur. Memotong bawang namun konsentrasinya buyar, tak sengaja menggores jemarinya sendiri.

Hyunjin yang sedari tadi hanya memandangi Felix dari meja makan langsung berlari dengan raut khawatir. "Lo ngelukain diri lo. "

Ia menaikan alisnya bingung, "Kayak lo?" lalu tertawa mengejek.

"Biar gue obati dulu."

"Ga usah."

Setelah membersihkan darah yang mengalir dari jarinya, ia kembali fokus pada kegiatannya.

Hyunjin merasa bodoh, manusia terbodoh disini, berengsek, tidak punya hati. Ucapan pedas Felix seakan menampar dirinya.

Ponselnya bergetar di saku, Felix mengambilnya kemudian membaca sebuah pesan dari Jisung. Pemuda bernama lengkap Han Jisung itu mengirim sebuah link artikel dari web kampus Hyunjin.

Hwang Hyunjin, pemuda jurusan hukum ini tertangkap basah hampir bercinta dengan kekasih seniornya sendiri di sebuah gudang. Wanita yang bersama Hyunjin saat itu diketahui namanya adalah Hena Anatasha–

Tak acuh, ia melempar ponselnya ke wastafel kemudian mencucinya, diremat kuat ponsel tersebut, lalu mengambil palu dan memukulnya.

"Lo ngapain sih!?"

"Gue pukul."

"Tapi kena–

Ucapan Hyunjin terpotong dengan ketukan di pintu utama. Felix mendahului Hyunjin, membuka pintu itu dengan ogah-ogahan.

"Sia– Hena?" raut wajahnya tak bersahabat, mood nya yang sudah buruk, sekarang tambah memburuk.

"Hyunjin, i'm pregnant." ucapan Hena membuat Felix dan Hyunjin dia membeku.

"What the he– kita baru satu kali, dan gue inget kalo pake kondom pas itu." jawab Hyunjin sedikit ragu.

"Waktu itu lo mabuk, sialan!"

"Waktu itu lo mabuk, sialan!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
found and lostWhere stories live. Discover now