found and lost

15 : lost

Hyunjin kacau. Wajah tanpa ekspresi yang jelas, ia tak tahu cara mengekspresikan emosinya. Rambut yang tadinya tertata rapi itu kini kusut berantakan, dan ia masih mengenakan jas pernikahan dengan noda darah dimana-mana.

Felix kecelakaan.

Dan ia tak berhenti menyalahkan dirinya sendiri. Hyunjin tidak berhasil melindungi Felix dan bahkan ia pergi dari pernikahannya sendiri.

Saat ini Hyunjin tak peduli dengan acara pernikahan nya lagi. Terserah orang mau berkata apa. Sekarang, yang terpenting adalah Felix. Satu-satunya yang ia cintai.

"Permisi, dengan keluarga pasien?" ucap dokter dengan name tag Christopher B.

"Saya.. Keluarganya." sahut Hyunjin.

"Baik. Sebelumnnya saya minta maaf. Kami telah melakukan semua yang kami bisa untuk menyelamatkan pasien. Namun Tuhan berkehendak lain." jeda sebentar, dokter Chris menghela nafas.

"Pasien telah kehilangan terlalu banyak darah, Maaf, tapi pasien telah meninggal dunia." dokter Chris menepuk pundak Hyunjin, lalu pergi menjauh.

Jantungnya terasa berhenti berdetak. Kakinya lemas, ia jatuh bertumpu pada lututnya. Ia menangis sembari berjalan masuk menuju ruangan Felix.

Ia menghampiri tubuh dingin yang terbaring dibangsal dengan mata tertutup, wajahnya sangat damai seperti tidak ada beban lagi yang ia pikul.

Hatinya serasa hancur. Hyunjin melirik meja nakas disamping bangsal Felix, ia menemukan sebuah amplop putih dengan tulisan, 'Gue tulis sebelum berangkat'.

Perlahan ia membukanya, mengambil secarik kertas didalamnnya kemudian membaca rentetan kalimat yang ia yakini tulisan tangan Felix.

Halo! Selamat atas pernikahan lo, gue ikutan senang. Jaga dia baik-baik, ya. Ah, gue pengen melihat wajah anak lo nanti, pasti mirip sama lo, kan?

Hari ini gue bakal datang liat lo bersanding sama pasangan hidup lo diatas altar. Kalau ditanya apa gue sakit hati, jawabannya pasti iya. Gue kecewa, gue sakit. Lo, orang ter-berengsek yang pernah gue kenal.

Tapi ga bisa dipungkiri, kalau gue cinta sama lo, banget. Bodoh? Memang. Gue bodoh karena gue milih lo.

Sejak kecil, gue selalu suka sama lo. Gue percaya sama apa yang lo ucapin, meski akhirnya itu cuma omong kosong. Gue diem, mencoba buat bersikap baik-baik aja. Karena gue yakin lo bakal buktiin semua ucapan lo.

Dan bener, lo jadi milik gue.

Tapi hal itu gak bertahan lama. Lo ngehamilim Hena. Gue hancur, banget. Gue benci sama lo.

Yah, ternyata benar kata orang. "Found and lost."

Haha, itu terjadi sama kita. Gue sayang sama lo lebih dari apapun, sejak kecil dan begitu pula dengan lo. Cuma dengan perhatian kecil dari lo itu udah cukup bikin gue seneng.

Tapi Tuhan nggak merestui. Tuhan menciptakan kita nggak untuk bersatu. Dan gue yakin, ini jalan terbaik yang Tuhan pilihin untuk kita. Jadi, lo harus bahagia, sama anak dan istri lo kelak. Janji sama gue!

Jin, jaga diri baik-baik. Nggak ada gue yang selalu ngingetin kegiatan lo lagi, belajar mandiri dan inget semua jadwal lo.

Maafin gue yang ga bisa menjadi sempurna buat lo. Gue harap kita bisa bertemu lagi, suatu saat nanti. Gue bakal selalu berada didekat lo.
–Felix.

"ARGGHHH! DARI SEMUA INI DAN LO, LO– BRENGSEK HYUNJIN! LO BAJINGAN GA BERGUNA!" makinya pada diri sendiri, menarik rambutnya sendiri.

Hyunjin menangis, meremat kertas tersebut. Tangannya menggenggam erat tangan Felix yang mulai dingin. Diciumnya bibir pucat itu dengan lembut.

"Maafin gue karena udah jadi manusia brengsek. Maafin gue karena belum bisa jadi pacar dan sahabat yang lebih baik buat lo."

Cinta tak selalu harus memiliki, dan sekarang Hyunjin harus bisa mengikhlaskan meski hatinya teremat kuat. Karena tak peduli apapun yang ia lakukan, Felix tak akan kembali lagi ke pelukannya.

Dan mungkin ini adalah skenario Tuhan yang telah disiapkan untuk mereka berdua. Karma untuk Hyunjin atas perbuatannya, serta ruang rehat untuk Felix.

"Aku mencintaimu."

yahoo! akhirnya ff ini tamat. Jujur ini ff yang aku buat langsung gas ngueng. Awalnya mau aku bikin long ff gitu, tapi takutnya malah belibet dan jadilah ff short ini huhehehhe.

terimakasih untuk para reader yg sudah mampir membaca & memberikan apresiasi, aku sangat terharu 🫂

sebenarnya sy berniat untuk membuat sequel tp tetep angst, jadi egk usah ya angst sedih bgt soalnya 😔