Kencan Pertama Bersama Lian di Perpustakaan Proklamator Bung Karno

10 2 0
                                    

Jika kita berbicara tentang pacaran, rasanya kurang afdhol jika belum mengaitkan dengan istilah "kencan". Sebagian besar orang yang sudah pernah berpacaran tentu pernah melakukan hal ini, termasuk diriku sendiri. Aku pernah berkencan dengan Lian pada waktu SMA dulu, mungkin sekitar 3 - 5 kali. Lumayan sedikit juga ya intensitasnya? Dulu, kami memutuskan untuk tidak sering berkencan. Hal itu bukan tanpa alasan. Alasan yang paling masuk akal adalah karena hubungan yang kami jalani ini adalah backstreet. Hanya segelintir orang saja mungkin yang memahami bahwa hubungan kami ini serius. Saat itu, kami hanya berharap bahwa hubungan ini tidak sampai diketahui oleh kedua orangtua kami.

Suatu hari, sekolah mengadakan workshop yang diikuti oleh seluruh guru mata pelajaran. Hal ini menyebabkan siswa dipulangkan lebih awal. Aku dan Lian senang dengan hal itu. Kesempatan ini mungkin akan jarang terulang kembali. Kami pun tidak akan menyia-nyiakan kesempatan yang ada. Rencana yang hampir saja menjadi wacana itu akhirnya terlaksana. Kami pun segera berangkat menuju Perpustakaan Proklamator Bung Karno untuk berkencan. Agar tidak dicurigai oleh banyak orang, kami sepakat untuk tidak berboncengan. Kami lebih memilih untuk naik motor sendiri-sendiri.

Di sepanjang perjalananku, aku melihat banyak toko-toko dan tempat wisata di Blitar Kota Patria ini. Berangkat melewati Aloon-Aloon Blitar yang cukup rindang, kemudian Taman Pecut yang menjadi ikon Kota Blitar. Setiap malam minggu kedua tempat ini selalu saja ramai dikunjungi oleh para pengunjung. Apalagi pengunjung yang sudah memiliki pasangan.

Dari sekian banyak tempat yang ada di Kota Blitar, hatiku hanya tertuju di Perpustakaan Proklamator Bung Karno. Berdua bersama Lian membuatku menjadi pribadi yang lebih baik. Tempat ini begitu istimewa bagiku, banyak sekali hal-hal yang membuatku begitu kagum terhadap pesonanya. Selang beberapa waktu kemudian, akhirnya kami sampai di Perpustakaan Proklamator Bung Karno.

"Akhirnya, nyampek sini juga, ya!" Lian turun dari motor sambil tersenyum lega.
"Alhamdulillah, capek juga ya, padahal cuma dari sekolah kesini. Mau langsung ke atas atau gimana?" Aku bertanya kepada Lian.
"Ayuk! Ngapain juga lho kalau kita kelamaan disini" Lian tersenyum kepadaku.

Kami pun segera naik ke perpustakaan bagian atas. Sebelumnya, tas dan barang bawaan harus dititipkan ke tempat penitipan yang sudah disediakan oleh pihak perpustakaan. Akan tetapi, pengunjung boleh membawa alat komunikasi ke perpustakaan, selama tidak mengganggu kenyamanan para pengunjung yang lainnya. Selama disana tidak banyak hal yang kami lakukan, kami hanya membaca, duduk berdampingan, dan sesekali melakukan swafoto.

"Di dalam dingin banget, ya! Keluar aja yuk kesitu! Di bagian luar kayaknya nggak dingin, deh!" Lian kedinginan.
"

Dunia Tanpa TitikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang