Kemesraanku dengan Lian

19 1 2
                                    

Lian itu bagaikan mentari yang menyinari pagiku dengan sinar kelembutan hatinya. Wajahnya yang teduh, membuat siapa pun pasti akan jatuh hati. Selain memiliki wajah yang teduh, dia juga manis. Lebih manis dari madu dan gula tebu. Hehe.... Lian juga jago dalam membuat gambar, terutama sketsa wajah. Aku sering melihat gambar yang ia buat. Kebanyakan sih lukisan anime, kartun Jepang yang digandrungi anak-anak muda zaman sekarang.

Aku tidak begitu paham dengan anime. Teman-temanku yang lain pun bahkan juga menyukainya. Aku juga tidak suka menggambar. Dari SD sampai SMA pun nilai menggambarku selalu menjadi yang paling jelek sendiri dibandingkan punya teman-temanku yang lain. Tak jarang, aku menyuruh salah satu temanku untuk menggambar untukku karena ada tugas sekolah. Daripada harus pusing, lebih baik aku memilih jalan yang praktis saja. Aku harap kalian tidak meniru perbuatanku ini, ya?

Meskipun aku berpacaran dengan Lian, tetapi tak sedikitpun aku memanfaatkan Lian untuk mengerjakan tugas sekolahku. Kami berkomitmen untuk mengerjakan tugas sekolah kami masing-masing dengan tangan sendiri. Jika terdapat kesulitan, kami memilih untuk belajar bersama untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pelajaran di sekolah. Suatu hari pada tanggal 1 Agustus 2017, aku berulang tahun yang ke-18 tahun. Pada saat itu, tak banyak orang yang memberikan surprise kepadaku. Hal yang paling ku ingat adalah surprise yang berasal dari teman-teman satu kelasku dan Lian. Saat itu aku sedang berada di dalam kelas XII IPA 2 dan berbincang-bincang dengan teman-temanku, yaitu Lyla, Revi, Erika, dan Salma.

"Fahri! Hari ini kamu ulang tahun, ya?" tanya Lila kepadaku.

"Kamu tahu darimana, Lyl? Aku kan nggak pernah ngasih tahu kamu tanggal lahirku. Haa.... Kamu ngintip KTP ku ya? Ngambil di dompet. Ya kan?" candaanku kepada Lyla.

"Anjir! Enggak ya! Sembarangan kamu. Ngapain juga ngambil KTP mu di dompet. Kurang kerjaan banget. Nggak guna banget, deh! Lagian isi dompetmu itu nggak meyakinkan. Palingan cuma ada duit Rp5.000,00." Lyla menjawab pertanyaanku sambil memakan keripik singkong yang dia pegang.

"Oh My God! Jadi kamu ulang tahun ya! Yes, PU! PU! Traktiran nih." sahut Salma.

"Iya, Ri. Biasanya yang ulang tahun itu yang nraktir temen-temennya. Kita ditraktir bakso aja mau kok. Hehehe...." Erika menjawab sambil bermain HP.

"Selamat ulang tahun ya, Ri! Waduh! Maafin aku ya, baru tahu hari ini. Biasalah, aku kan orangnya nggak terlalu aktif juga di sosmed. Palingan temen-temen itu tahunya dari Facebook, Ri! Sekarang kan dunia udah canggih. Dimana-mana orang udah pakek sosmed buat berinteraksi sama orang lain. Ngaku, Lyl! Kamu tahu ulang tahunnya Fahri lewat Facebook, kan?" tanya Revi kepada Lyla.

"Ya, jelas dong! Aku dapat notifikasi dari Facebook, kok. Tapi, kayaknya tadi yang ngucapin ulang tahun ke linimasa akunnya Fahri cuma sedikit. Ya nggak sih, Ri?" Lyla terlihat bingung.

"Ya, Emang! Kaget ya? Itu mah biasa. Orang jelek kaya aku mana mungkin bakal ramai yang ngucapin selamat ulang tahun?" aku menjulurkan lidahku ke arah Lyla.

"Halah! Palingan mas-mas ganteng itu yang ngirimin ucapan selamat ulang tahun. Wkwkwk.... Kamu seneng nggak Ri?" candaan Salma kepadaku.

"Anjay! Sembarangan kalau ngomong. Jangan gitu, dong! Malu aku. Kenapa harus ada kata-kata 'mas ganteng'? Kamu kira aku ini gay ya? Astaghfirullahaladziim." aku tertunduk malu.

"Habisnya sih kamu itu lemah gemulai banget kayak anak cewek. Jadinya kan aku syuudzon gituloh. Aku mikirnya pacarmu itu cowok. Mas-mas ganteng ituloh. Yang fotonya sering kamu posting di Facebook." sahut Salma.

Dunia Tanpa TitikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang