Mengenalmu

47 3 0
                                    

Tuhan, aku ingin bernostalgia lagi pada masa itu. Masa dimana aku mengenal beberapa orang yang sangat berkesan di dalam hidupku. Ku pandangi buku harian yang ku tulis dengan segenap perasaan yang kala itu sedang membara. Seseorang yang akan aku ceritakan kali ini adalah seorang perempuan yang pertama kali mampu menakhlukkan hatiku. Seseorang yang tak pernah ku sangka-sangka akan menjadi bagian terindah yang menghiasi kehidupanku yang penuh dengan retorika.

Seperti yang telah ku ceritakan pada bagian sebelumnya, aku pernah menjalin cinta dengan seorang perempuan. Perempuan itu bernama Lian. Sebenarnya kami telah saling mengenal sejak di bangku SMP. Selisih usia kami adalah 2 tahun. Dia adalah adik kelasku di SMP maupun di SMA. Lantas, bagaimana asal-muasal kami bisa berpacaran? Nah, pada saat itu Lian pernah mempunyai masalah dengan seorang laki-laki yang dia sukai. Laki-laki itu bernama Radit.

Diam-diam Lian menyukai Radit sejak kelas 8 SMP. Lian sering bercerita kepadaku mengenai perasaannya kepada Radit. Tanggal 8 Juli 2017, pada waktu istirahat sekolah kami pun berbincang-bincang di bawah pohon yang tumbuh kokoh di depan kelas X IPA 2. Tempat itu adalah salah satu tempat favorit kami untuk bercerita satu sama lain. Selain sejuk, tempat itu sangatlah rindang.

"Kak. Aku boleh curhat?" tanya Lian kepadaku.

"Ya, boleh lah. Kita kan udah temenan sejak SMP. Masak nggak boleh curhat. Kamu itu udah aku anggap seperti adikku sendiri. Jadi, kapan pun kamu bisa curhat ke aku. Jangan sungkan-sungkan, ya!" wajahku tersenyum kepadanya.

"Sebenernya, aku udah suka banget sama si Radit. Tapi, dia kok nggak pernah peka sih sama perasaanku. Ya, emang sih semua itu berawal dari seringnya kita dibully sama teman satu kelas. Mungkin karena kita sama-sama pinter, jadi dijodoh-jodohin gitu sama temen-temen." curhat Lian kepadaku.

"Kalau itu mah, biasa, aku juga sering kok dijodohin gitu sama temen-temen. Aku cuma bisa senyum aja sih. Soalnya aku udah dianggap paling pinter sendiri di kelas. Dan kamu tahu nggak? Aku dijodohin sama siapa?" tanyaku kepada Lian.

"Siapa coba?" tanya Lian.

"Sama Ersa. Ituloh, anak kelas XII IPA 3. Anaknya baik, pinter, pendiam, dan rajin banget. Sama kaya aku, hehehe...." diriku sambil tersenyum.

"Masak, sih. Nggak percaya aku." Lian mulai ragu.

"Beneran, kok. Ngapain aku bohong sama kamu. Kamu cemburu ya? Iya, kan?" tanyaku kepada Lian.

"Iiih.... Genit, deh! Entar aku nggak mau ngobrol lagi sama kakak. Udah, aku mau ngambek aja." Lian merajuk.

"Iya deh, iya. Aku minta maaf, aku kan cuma bercanda. Aku janji deh, bakal bantuin kamu supaya kamu bisa lebih deket lagi sama Radit. Kamu tenang aja!" diriku meyakinkan Lian.

"Janji, loh ya. Kalau bohong dosa, lho."  amarah Lian mulai mereda.

"Iya, aku janji." diriku berjanji kepada Lian.

Teettttt..... Teettttt.....

"Udah bel masuk kelas, kak. Aku balik ke kelas dulu ya. Nanti takutnya telat. Soalnya aku takut banget sama Bu Rina, guru Kimia kita. Sampai ketemu nanti ya, Dah!!!!"  perlahan dia pergi sambil melambaikan tangan.

"Dah!!!! Jangan rinduin aku ya!!!!" aku menggodanya lagi.

Selain Lian, aku mengenal seseorang lagi yang sebenarnya baru ku kenal setelah aku di SMA. Namanya Arga Mulya Khomarul Huda. Dia biasa dipanggil dengan nama Arga. Dia adalah anak kelas XI IPS 2. Sebagai anak jurusan IPA, aku dikenal sebagai sosok yang welcome dengan siapa pun oleh kebanyakan orang. Tetapi, sebenarnya aku tidak cocok dengan teman-temanku satu kelas. Aku seringkali dibully habis-habisan oleh teman-temanku sehingga ku putuskan untuk lebih akrab dengan adik kelas daripada teman satu angkatan sendiri. Aku banyak mengenal adik tingkat dari Jurusan IPA, IPS, dan Agama. Sekolahku berada di bawah naungan Kementerian Agama, jadi terdapat jurusan Agama bagi anak-anak yang berminat mempelajari ilmu tersebut.

Aku hanya mengenal Arga sebatas tahu nama yang tertempel pada seragam sekolahnya. Dari segi penampilan, Arga terlihat sangat keren dan maskulin, didukung dengan wajahnya yang tampan. Selain itu, dia memiliki postur tubuh yang tinggi, berkulit putih, dan rambutnya agak sedikit keriting. Badannya kurus dan matanya lebar, hampir seperti orang Arab jika dilihat dari kejauhan. Dia sering mengenakan topi sekolah dengan gaya nya sendiri, bahkan dia sering memakainya walaupun tidak sedang diadakan upacara. Bajunya sering dia keluarkan dari celana. Dia sangat suka memakai jam tangan dan gelang berwarna hijau. Cara berjalannya sangat unik, kadang membuatku tertawa sendiri ketika melihatnya berjalan. Meskipun begitu, dia terlihat sangat gagah. Setiap ke sekolah, dia selalu membawa motor Megapro Primus berwarna hitam, dengan garis biru dan abu-abu keputihan yang menghiasi motornya. Dia tidak terlalu suka memodifikasi motornya. Bagian yang dimodifikasi hanyalah lampu shine depan dan belakang. Sedangkan untuk bagian yang lain, seperti lampu depan, tanki, tempat duduk motor, lampu belakang, knalpot, dan lain-lain masih dalam keadaan standarnya.

Aku pun menjadi penasaran dengan anak ini. Apakah Arga adalah sosok anak yang baik? Jika melihat dari penampilannya, aku pun ragu untuk mengatakan bahwa dia adalah sosok anak yang baik. Tetapi, jika dia tidak baik, bagaimana mungkin dia memiliki begitu banyak teman? Dari situ pun aku tertarik untuk mencari tahu lebih dalam tentang sosok Arga yang sebenarnya ini. Aku ingin sekali berteman ataupun bersahabat dengan Arga.

Dunia Tanpa TitikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang