3

724 32 1
                                    

- Sunny POV

Didepanku wanita bercat kuku merah itu sedang duduk di pangkuan seorang pria. Sedangkan pria itu sibuk memandangi penari uang hampir telanjang dihadapannya. Apa apaan ini? Aku seakan terpaku ditempatku sekarang. Rasanya semua berputar. Aku merasa mual.

" Saya permisi sebentar sayang. " Ucap si kuku merah pada pria itu. Tapi si pria itu bahkan tidak perduli karena matanya terlalu fokus pada penari yang kini sudah melepaskan setiap benang dari tubuhnya itu.

Lenganku ditarik kuat olehnya. Dia menarikku keluar dari ruangan itu. Seketika aku merasa sangat lemas sekali. Kakiku tidak kuat menopang tubuhku lagi. Aku terjatuh kelantai dan menangis kencang. Kenapa semua ini terjadi padaku? Kenapa?

" Sungguh merepotkan. Jangan menangis disini bodoh. " Dia menarikku kuat hingga aku terbangun dan dia menyeretku dengan tenaganya yang sangat kuat.

" Gadis barumu Ruby? " Seorang wanita menghalangi jalan kami. Bibir merah dan pakaiannya yang sangat minim itu membuatku langsung bisa tahu kalau dia adalah wanita malam disini.

' Jadi namanya Ruby ' batinku.

" Urus urusanmu Shafira. Ini bukan lagi urusanmu. " Jawab Ruby malas.

" Yang ini cukup cantik. Hati-hati karena bisa jadi posisimu digantikan olehnya. Aku yakin Mr. Pop pasti mencobanya dulu. " Ejek Safira pada Ruby.

Siapa Mr. Pop?

Ruby yang terlihat jengkel langsung menarikku pergi. Tapi sepertinya wanita ini belum puas mengejek Ruby. Dia menahan tanganku dengan kuat. Kenapa wanita disini semua sangat kuat?

" Aku beri tips untukmu. Mr. Pop menyukai permainan lidah. Jadi jangan kecewakan bos kita. Ibumu pasti pernah mengajarimu kan?" Bisiknya tepat ditelingaku.

" Aku bukan pelacur sepertimu. Jadi aku tidak perlu tips menjijikkanmu itu. Pergi jilat sendiri bokong tua bos sialanmu itu! " Jawabku emosi. Dengan kencang aku menarik tanganku dari cengkramannya. Beraninya dia menghina ibuku.

Ruby menatapku dengan senyum kecil. Dia bahkan sudah melepaskan tangannya dariku. Shafira menatapku terkejut. Tapi tidak lama kemudian tangannya datang menamparku kuat. Cincin sialannya menggores wajahku. Rasanya perih.

" Bitch! " Teriakku kencang sebelum berlari dan menjambak rambutnya kuat. Dia berteriak kencang karena aku menduduki badannya.

Aku meluapkan semua kemarahanku padanya. Ibuku yang meninggal dan aku terperangkap di neraka ini. Aku terus memukulnya sekuat tenagaku. Dia ikut menarik rambutku kencang dan terus berusaha memukul kepalaku.

Kami membuat keributan ditengah pesta semua orang. Semua berhenti bergoyang dan kini ikut menyoraki kami. Seolah kami sedang bertarung.

Musik semakin kencang.

Tidak ada yang memisahkan kami. Semua orang mengelilingi kami dan mempertontonkan aksi kami berdua.

Aku tidak tahu datang dari mana pria tertubuh besar yang tiba menarik kuat tubuhku hingga aku terbangun dari tubuh lemas Shafira sialan itu.

" Mati saja kau sialan. " Aku menyempatkan menendang kaki Shafira yang masih terbaring lemas dilantai.

Semua orang memprotes pria tubuh besar yang menarikku menjauh. Aku tidak tahu dibawa kemana tapi sepanjang jalan orang terus menatapku dengam berbagai ekspresi. Ada yang kagum sampai menatapku jijik.

Pria itu membawaku melewati lorong gelap panjang. Kurasa ini saatnya aku akan dibunuh dan mayatku dibuang ke laut seolah tidak pernah ada seorang Sunny didunia ini. Tidak ada yang akan mencariku atau menuntut mereka.

About ME!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang