Sunny POV
Dari kejauhan aku sudah melihat bangunan besar yang begitu indah dan mewah. Pilar-pilar besar menjunjung tinggi menopang setiap sisi bangunan tersebut. Dari rumahnya saja sudah terlihat begitu arogan. Persis pemiliknya.
Aku mengenakan gaun hitam yang begitu indah malam ini. Depannya terlihat sangat sopan tapi tidak dengan bagian punggung yang tanpa bahan. Ini adalah gaun paling tertutup yang dikirim kepadaku. Mereka ingin mempermalukanku mungkin dengan memperjelas status pelacurku.
"Nona kita sudah sampai." Ucap Maya menyadarkanku.
Saat turun semua mata mengarah padaku. Aku tidak tahu ini pertanda baik atau tidak. Padahal aku tidak ingin menjadi pusat perhatian. Seorang lelaki berbadan besar menuntun kami melewati lautan manusia menuju sebuah ruangan besar lainnya. Disana sudah berkumpul kak Yura dan kedua wanita itu.
"Ah kau sudah datang. Duduklah." Ucap kak Yura. Sejauh ini dia masih terlihat netral. Apa dia tidak marah suaminya membawa wanita lain? Atau semua ini hanya sandiwara saja?
Aku mengambil tempat duduk kosong yang berada tepat didepan Shienna. Dia memandangku dengan ekspresi jijiknya. Tapi siapa peduli. Lalu aku melihat Hana di sampingnya duduk dengan tidak nyaman. Sekali lagi aku tidak peduli. Aku menoleh kepada Maya yang berdiri disamping pintu bersama pendamping lainnya. Bisa terlihat jelas kesenjangan posisi sangat terlihat disini.
Setelah duduk sampai bosan karena tidak ada satupun orang yang berbicara kepadaku akhirnya pintu terbuka dan aku melihat dia berjalan masuk dengan gagah. Matanya sempat melihatku tapi dia tidak peduli dan langsung mengambil tempat dimeja dan makanan demi makanan disajikan keluar. Semua makan dengan diam.
Sampai satu menu dikeluarkan membuatku bingung. Apa aku harus jujur atau aku tetap makan saja? Jika aku makan malam ini aku akan berubah menjadi kera sakti. Tapi jika aku tidak makan mungkin aku akan menjadi babi guling malam ini. Jadi lebih baik menjadi kera sakti saja. Saat aku akan mengangkat sendok kemulutku. Suara itu menghentikanku.
"Ganti makanan nona ke 4." Suara serak dan berat itu akhirnya aku dengar. Setelah itu seorang pelayan langsung membawa makanan lain untukku dan mengambil makanan tadi.
Aku masih terpaku menatap Anthony. Dia bahkan tidak menatapku bagaimana dia bisa tahu aku keberatan dengan makananku? Apa dia memang sehebat itu?
Aku merasakan semua orang dimeja makan makan menatapku. Begitupun kak Yura. Membuatku sangat tidak enak hati. Bagaimanapun dia istri sahnya. Siapa yang tidak sakit hati melihat suaminya memperhatikan wanita lain didepan matanya. Aku menunduk dan menghabiskan makananku dalam diam. Tidak berani mengangkat kepalaku lagi.
Aku menghabiskan semua makanan yang dikeluarkan sampai perutku rasanya mau pecah. Setelah itu semua bersiap-siap karena kita akan keluar menyambut para tamu undangan. Tradisi yang aneh bagiku. Bagaimana mungkin seorang pria membawa istri serta selirnya keluar menyambut tamu? Bagaimana tanggapan orang padanya? Itu sama saja mempermalukan istri sahnya.
Saat pintu terbuka lampu langsung menyoroti Anthony dan kak Yura. Mereka masuk dengan berdampingan. Sedangkan kami berbaris sesuai urutan. Shienna, Hana, dan aku. Tapi anehnya tidak ada yang merasa aneh dengan itu. Semua bertepuk tangan dengan begitu kencang. Manusia macam apa yang ada dipesta ini.
Anthony dan kak Yura berjalan kesana kemari menyambut tamu. Shienna dan Hana dikelilingi oleh wanita cantik. Sedangkan aku duduk disini menerima segala jenis tatapan sinis dan jijik padaku. Jadi daripada duduk saja disana aku lebih baik mencari udara segar. Aku berjalan menuju arah kolam karena disana terlihat sepi. Aku duduk menyendiri menatap bintang yang tak terhitung jumlahnya. Indah. Mengingatkanku pada desaku. Ibuku.
KAMU SEDANG MEMBACA
About ME!
General FictionAku yang diculik dan akan dijual ke tempat pelacuran. Aku tidak berdaya. Hingga suatu ketika aku menemukan cela untuk pergi dari neraka ini. Tapi ternyata lari dari sarang singa aku malah terperangkap di sarang buaya. - Sunny Sekali aku kehilangan...