- Sunny POV
Suara barang terjatuh dan umpatan seorang wanita terdengar olehku. Perlahan aku membuka kedua mataku dan melihat teman sekamarku sedang membereskan tasnya yang terjatuh membuat isinya berhamburan di lantai.
Kepalaku terasa berdenyut hebat dan ruangan ini terasa berputar. Isi perutku berlomba ingin keluar dengan cepat. Dengan cepat aku berlari menuju toilet terdekat di lorong kamar kami dan mengeluarkan isi perutku hingga lambungku sakit. Cairan pahit menjadi penutup muntahan pagi ini. Menjijikkan.
Aku duduk dilantai yang dingin untuk menormalkan nafasku. Kepalaku masih berdenyut kencang walau ruangan di sekitarku sudah tidak berputar.
Dengan lemas aku berjalan kembali ke kamar dan melempar tubuhku keatas kasur yang tipis ini.
" Ah kau sudah bangun? Minum ini. " Tangannya menyodorkan sebutir obat dan juga segelas air.
Aku menatapnya bertanya.
" Untuk menghilangkan denyut kepalamu. " Jawabnya sambil menunjuk kepalanya sendiri.
Tanpa bertanya lagi aku langsung menelan obat itu secepat mungkin. Kemudian aku menutup mataku mencoba mengingat apa yang terjadi sampai aku terbangun dengan kondisi seperti ini.
" RUBY! " Teriakku kencang dan bangun dari kasurku. Aku sudah mengingat semuanya. Aku tidak mati apa ini maksudnya aku berhasil?
Dengan kaki telanjang aku berlari kekamar Ruby. Dia adalah senior disini jadi dia mendapatkan kamar sendiri yang tentunya memiliki fasilitas lebih baik.
Aku mengetuk kencang kamarnya. Sekilas aku sempat melirik jam dinding saat lewat tadi. Baru jam 9 pagi.
Jam 9 masih sangat pagi untuk para pekerja malam. Bisa saja mereka bahkan baru akan tidur.
Tapi aku tidak peduli. Aku perlu mendengar sesuatu dari Ruby sekarang juga.
Aku mengetuk lagi pintu Ruby dengan kencang. Lalu tak lama kemudian Ruby membuka pintu dengan wajah kesal.
" Apa yang kau lakukan? Ini masih sangat pagi. Astaga. " Saat dia membuka pintu sekilas aku melihat pria berambut panjang masih tertidur dikasurnya. Apa pria gondrong semalam?
" Sunny! Kau mengetuk kamarku seperti orang gila hanya untuk melamun? " Kesal Ruby. Jelas dia masih sangat mengantuk.
" Maaf. Apa aku berhasil semalam? Apa aku akan bebas? " Tanyaku beruntun.
" Jangan konyol Sunny. Kau masih bernafas saat ini saja sudah bagus sekali. " Jawabnya malas lalu masuk kedalam kamar.
Aku menahan pintu sebelum dia menutupnya.
" Apalagi Sunny? " Matanya melotot emosi.
" Kau bilang aku akan bebas kalau aku melayani The king. Aku sudah melakukannya. Tapi kenapa aku tidak juga bebas? " Teriakku emosi.
" Jangan pancing emosiku Sunny. Pergi dari sini sekarang juga. " Ruby menutup pintu kamarnya dengan kencang.
Tubuh terjatuh dilantai dingin ini. Menangisi kegagalanku. Aku sudah melakukan yang mereka suruh. Menari. Minum minuman sialan itu. Tapi kenapa mereka berbohong?
Suara bisikan beberapa wanita terdengar olehku. Ternyata suaraku mengundang rasa penasaran banyak orang. Hingga mereka berkumpul disana memperhatikan aku. Semua memandangku dengan mencemooh dan juga merendahkan.
" Dia pikir dia siapa? "
" Bodoh "
" Ukurannya bahkan tidak sebesar punyaku. "
KAMU SEDANG MEMBACA
About ME!
General FictionAku yang diculik dan akan dijual ke tempat pelacuran. Aku tidak berdaya. Hingga suatu ketika aku menemukan cela untuk pergi dari neraka ini. Tapi ternyata lari dari sarang singa aku malah terperangkap di sarang buaya. - Sunny Sekali aku kehilangan...