Thunder Demon Luffy (Hiatus)

CHAPTER 38

Para kru telah melakukan perjalanan sekitar beberapa jam sekarang sejak mereka mengetahui tentang hadiah Luffy. Luffy sedang duduk di singgasananya mengawasi para kru karena mereka semua melakukan urusan mereka sendiri. Usopp berdiri di sebelah kanan Luffy membersihkan salah satu meriam di dek, Nami dan Nojiko berada di belakang Luffy bersantai di kursi taman, Zoro, Johnny, dan Yosaku berada di depan kapal sedang berolahraga sementara Sanji berada di dapur. Luffy kemudian berdiri dari singgasananya dan mulai berjalan menuju dek utama.

"Kalian semua, kemarilah!" dia berteriak menyebabkan mereka semua menghentikan apa yang mereka lakukan dan berjalan menuju Luffy untuk melihat apa yang dia inginkan. Segera Luffy berdiri di dek utama dengan semua orang mengelilinginya.

"Ada apa, Kapten?" Sanji bertanya sambil memegang sendok di tangannya. Luffy melihat sekeliling pada mereka masing-masing sebelum dia melihat ke langit menyebabkan mereka semua melakukan hal yang sama. Mereka semua melihat badai petir turun dari langit. Sanji dan Zoro segera mengenalinya sebagai awan yang menyimpan semua uang yang mereka curi dari pangkalan angkatan laut.

"Sebelum kita mulai," kata Luffy mendapatkan semua perhatian mereka saat dia berjalan menuju Nami dan meletakkan tangan kanannya di pundaknya membuat bingung semua orang. "Perlu ditambahkan pada hukuman Nami," katanya sebelum tali petir keluar dari pergelangan tangannya dan mengikatnya di tempatnya.

"AHH!" dia berteriak saat mereka membungkusnya. "APA NERAKA LUFFY !?" dia berteriak / bertanya. Luffy terkekeh, dia mendorong punggungnya menyebabkan dia jatuh di singgasananya yang tampaknya mengikutinya. Nami mencoba melepaskan ikatannya tetapi ternyata tidak mungkin. Dia kemudian mencoba untuk berdiri tetapi juga merasa tidak mungkin. Rupanya, petir yang mengikatnya dan petir di takhta yang berkabut itu terhubung satu sama lain secara efektif menahannya di tempatnya.

"Luffy apa ada alasan kamu mengikat Nami?" Usopp bertanya dengan ekspresi penasaran di wajahnya. Luffy berpaling dari Nami dan menghadapinya sebelum dia menjawab.

"Ya ... ini," katanya sebelum menjentikkan jarinya sehingga awan melepaskan semua yang telah disimpannya di dalamnya. Mata semua orang selebar piring makan ketika mereka melihat itu benar-benar hujan uang dan segala macam harta. Nami terlihat seperti dia berada di gerbang surga tetapi sebanyak dia mencoba membuka gerbang ke surga, mereka tidak akan membukanya untuknya. Yang bisa dia lakukan hanyalah menonton dari luar.

"Jadi ini sebabnya kamu mengikat adikku," kata Nojiko sambil berjalan ke tumpukan harta karun. "Kamu sangat jahat, kamu tahu kapten itu?" tanyanya sambil menatap Luffy sambil menyeringai. Luffy menyeringai padanya sebelum dia mulai tertawa. Dia berbalik untuk memeriksa Nami dan melihatnya mencoba semua yang dia bisa untuk melepaskan ikatannya.

"Tidak ada gunanya," katanya menarik perhatiannya. "Itu tidak akan dibatalkan sampai aku membatalkannya," katanya membuatnya berhenti meronta dan hanya memandang dengan sedih pada orang lain. "Baiklah, dengarkan," kata Luffy sebelum berjalan ke kamar kaptennya dan keluar dengan membawa beberapa tas besar. "Taruh semua uang di tas ini," katanya sebelum melemparkan salah satu tas ke Sanji. "Setelah itu ambil semua emas dan batu berharga lainnya di dalamnya dan simpan di bawah dek," katanya sambil melemparkan sisa tas itu kepada Johnny, Yosaku, dan Nojiko. "Kami akan menyimpan uang tunai di salah satu awan dan menyimpannya di langit di tempat yang aman. Sisa harta karun akan disimpan di sini di atas kapal," katanya mendapat anggukan dari mereka semua. Luffy kemudian berbalik ke arah Sanji dan berbicara. " Sanji kami beberapa hari lagi dari Kota Louge. Aku ingin kamu memeriksa inventaris untuk dapur dan membuat daftar semua yang kamu perlukan untuk dapur, "kata Luffy mendapat anggukan darinya." Oke, kalian semua cepatlah dan simpan barang-barang ini agar aku bisa mulai pelatihanmu! "dia berteriak membingungkan mereka semua.